14 Prinsip-Prinsip Manajemen
Prinsip
adalah suatu pernyataan fundamental atau kebenaran umum yang merupakan sebuah
pedoman dalam berpikir atau bertindak. Sebuah prinsip merupakan dasar, tetapi
tidak bersifat mutlak karena prinsip bukanlah hukum. Dalam kaitannya dengan
manajemen prinsip bersifat fleksibel dalam artian bahwa manajemen perlu
mempertimbangkan kebutuhan atau kondisi-kondisi dan situasi tertentu.
Setidaknya
ada 14 Prinsip-prinsip umum manajemen (General
Principle of Management), yaitu sebagai berikut.
1.
Pembagian
Kerja (Division of Work)
Dalam
prinsip manajemen, pembagian kerja merupakan sesuatu yang penting. Pembagian
kerja karyawan harus disesuaikan dengan keahlian dan kemampuan masing-masing
karyawan sehingga dalam pelaksanaan pekerjaan akan berjalan efektif dan
efisien. Oleh karenanya, dalam pembagian kerja karyawan harus didasari oleh
prinsip the right man in the right place.
Dalam implementasinya pembagian kerja harus bersifat rasional serta
objektif, bukan bersifat emosional dan subjektif yang didasari oleh suka dan
tidak suka.
Perinsip
the right man in the right place
memberikan jaminan terhadap kestabilan, kelancaran serta efisiensi kerja. Pembagian
kerja yang baik adalah kunci bagi pelaksanaan pekerjaan yang berhasil.
Kecerobohan dalam pembagian kerja akan berpengaruh tidak baik yang mungkin akan
berakibat kegagalan dalam pelaksanaan pekerjaan. Oleh karena itu, seorang
manajer yang baik dan berpengalaman akan selalu menempatkan pembagian kerja
sebagai prinsip utama yang menjadi tolak ukur prinsip lainnya.
(Dalam manajemen dikenal juga istilah tingkatan manajemen, hal ini juga berhubungan dengan prinsip pembagian kerja. Untuk lebih jelasnya simak artikel berikut: Tingkatan Manajemen)
(Dalam manajemen dikenal juga istilah tingkatan manajemen, hal ini juga berhubungan dengan prinsip pembagian kerja. Untuk lebih jelasnya simak artikel berikut: Tingkatan Manajemen)
2.
Wewenang
dan Tanggung Jawab (Authority and
Responsibility)
Prinsip
yang kedua adalah wewenang dan tanggung jawab. Wewenang dan tanggung jawab
harus seimbang. Dalam sebuah organisasi, setiap karyawan diberi wewenang untuk
melaksanakan pekerjaan dan setiap wewenang tersebut akan diikuti oleh sebuah pertanggungjawaban.
Setiap pekerjaan harus diiringi dengan pertanggungjawaban yang sesuai dengan
wewenang. Oleh sebab itu, semakin kecil wewenang yang diberikan maka makin
kecil pula tingkat pertanggungjawabannya.
Seorang
manajer puncak adalah seseorang yang mempunyai tanggung jawab paling besar.
Kegagalan suatu organisasi bukan terletak pada karyawan melainkan pada puncak
pimpinannya. Karena dalam sebuah organisasi yang mempunyai wewenang terbesar
adalah manajer puncak. Apabila seorang manajer puncak tidak mempunyai keahlian
dan kepemimpinan, maka wewenang yang ada padanya merupakan sebuah bom waktu.
3.
Disiplin
(Discipline)
Disiplin
dalam manajemen adalah sebuah keharusan. Disiplin merupakan rasa patuh dan taat
seorang karyawan terhadap pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Wewenang
dan disiplin sangat berkaitan erat. Apabila wewenang tidak berjalan dengan
baik, maka disiplin tidak akan berlaku. Oleh karenanya, pemegang wewenang harus
dapat menanamkan kedisiplinan terhadap dirinya sendiri dan bawahannya sehingga
rasa tanggung jawab terhadap pekerjaannya akan timbul.
4.
Kesatuan
Perintah (Unity of Command)
Adalah
sangat penting dalam melaksanakan pekerjaaan harus memperhatikan prinsip
kesatuan perintah. Hal ini dikarnakan jika tidak menerapkan kesatuan perintah
akan menimbulkan timpang tindih tugas sehingga menimbulkan kebingungan. Dalam
pelaksanannya, seorang karyawan harus tahu kepada siapa ia bertanggung jawab
sesuai dengan wewenang yang didapatnya.
5.
Kesatuan
Pengarahan (Unity of Direction)
Kesatuan
pengarahan berkaitan dengan pembagian kerja. Kesatuan pengarahan tergantung
pula pada kesatuan perintah. Dalam pelaksanaan kerja adanya dua perintah bisa
saja terjadi sehingga menimbulkan kebingungan pada karyawan. Oleh sebab itu,
perlu alur yang jelas untuk setiap karyawan dari mana ia mendapat wewenang
untuk melaksanakan pekerjaan lalu kepada siapa ia harus mengetahui batas
wewenang serta tanggung jawabnya agar tidak menimbulkan kesalahan. Kesatuan
pengarahan (unity of direction) tidak
terlepas dari prinsip manajemen lain yaitu pembagian kerja, wewenang dan
tanggung jawab, disiplin dan kesatuan perintah.
6.
Kepentingan
Organisasi
Dalam
organisasi setiap karyawan harus mementingkan kepentingan organisasi daripada
kepentingan sendiri. Hal ini merupakan suatu syarat agar setiap kegiatan
organisasi berjalan dengan lancar sehingga tujuan dapat tercapai.
Setiap
karyawan dapat mementingkan kepentingan organisasi daripada kepentingan pribadi
apabila dia mempunyai kesadaran bahwa kepentingan pribadi sebenarnya tergntung
pada berhasil tidaknya kepentingan organisasi. Prinsip ini dapat terwujud, apabila
setiap karyawan merasa senang dan nyaman dalam bekerja sehingga memiliki kedisiplinan
yang tinggi.
7.
Penggajian
Pegawai
Gaji
bagi karyawan merupakan kompensasi yang menentukan terjadinya kelancaran dalam
bekerja. Karyawan yang diliputi kecemasan akan gaji akan sulit berkonsentrasi
terhadap tugas serta kewajibannya sehingga mengakibatkan ketidaksempurnaan
dalam bekerja. Oleh sebab itu, dalam prinsip penggajian harus dipertimbangkan
bagaimana agar karyawan dapat berkrja dengan tenang tanpa diliputi kecemasan.
Sistem
penggajian dalam organisasi harus diperhitungkan agar menciptakan kedisiplinan
dan kegairahan kerja sehingga karyawan mau berkompetisi untuk meraih prestasi
yang lebih besar. Prinsip upah lebih untuk prestasi lebih (more pay for more prestige) dan prinsip upah sama untuk prestasi
yang sama dirasa perlu diterapkan karena apabila ada perbedaan akan menciptakan
kondisi tidak kondusif dalam berja dan memungkinkan tibulnya tindakan
pelanggaran.
8.
Pemusatan
Wewenang (Centralization)
Prinsip
pemusatan wewenang akan menciptakan pemusatan tanggung jawab dalam suatu
kegiatan. Dan pemusatan tanggung jawab akan menimbulkan keselarasan tugas.
Tanggung jawab terakhir biasanya ada dipundak pemegang wewenang tertinggi yaitu
manajer puncak. Dan perlu dipahami juga bahwa pemusatan wewenang ini tidak
menghilangkan asas pelimpahan wewenang (deligation
of authority) dalam organisasi.
9.
Hirarki
Pembagian
kerja dalam organisasi akan menimbulkan adanya atasan dan bawahan. Apabila
pembagian kerja ini mencakup area yang cukup luas maka hirarki akan timbul.
Hirarki (susunan pangkat) diukur dari wewenang terbesar (manajer puncak) dan
seterusnya berurutan ke bawah. Dengan adanya hirarki, setiap karyawan akan
mengetahui kepada siapa ia harus bertanggung jawab dan dari siapa ia akan mendapat
perintah.
10. Ketertiban (Order)
Dalam
melaksanakan pekerjaan, ketertiban merupakan syarat utama karena pada dasarnya
tidak ada karyawan yang bisa bekerja dalam situasi kacau. Ketertiban dalam
suatu pekerjaan ini hanya dapat terwujud apabila seluruh karyawan dimulai dari
atasan samapi bawahan mempunyai kedisiplinan yang tinggi. Ketertiban serta kedisiplinan
sangat dibutukan organisasi dalam mencapai tujuan.
11. Keadilan dan Kejujuran (Egnity)
Keadilan
dan kejujuran adalah salah satu syarat untuk mencapai tujuan organisasi. Prinsip
keadilan dan kejujuran berkaitan dengan moral karyawan dan hal ini tidak dapat
dipisahkan. Prinsip keadilan dan kejujuran harus ditegakkan oleh setiap karyawan
mulai dari atasan yang memiliki wewenang yang paling besar sampai dengan
bawahan. Seorang manjer yang adil serta jujur akan senantiasa mengunakan
wewenangnya dengan baik untuk menegakan keadilan dan kejujuran pada bawahannya.
12. Stabilitas Kondisi Karyawan
Manusia
sebagai makhluk sosial selalu memiliki perasaan, pikiran serta keinginan.
Apabila keinginannya tidak terpenuhi, maka pikiran kacau dan perasaan tertekan
akan menimbulkan goncangan dalam bekerja. Oleh karena itu dalam setiap kegiatan
organisasi kestabilan karyawan harus terus dijaga sebaik mungkin agar semua
pekerjaan berjalan dengan baik dan lancar. Kestabilan karyawan ini terwujud
karena adanya kedisiplinan kerja serta ketertiban yang baik dalam setiap kegiatan.
13. Prakarsa (Inisiative)
Prakarsa
atau inisiatif tercipta dari dalam diri seseorang yang menggunakan daya pikir.
Prakarsa menciptakan kehendak atau keinginan untuk mewujudkan suatu yang
berguna bagi penyelesaian pekerjaan. Dalam prakarsa tersimpan kehendak, pikiran,
perasaan, keahlian serta pengalaman seseorang. Oleh karenanya setiap prakarsa
atau inisiatif yang datang dari karyawan harus selalu dihargai.
Prakarsa
mengandung arti menghargai orang lain karena pada dasarnya manusia membutuhkan
penghargaan. Setiap penolakan terhadap prakarsa atau inisiatif karyawan
merupakan salah satu bentuk menolak gairah kerja. Seorang manajer yang bijak
akan selalu menerima dengan senang hati prakarsa yang terlahir dari setiap karyawannya.
14. Semangat Kesatuan (Semangat Korp)
Sangat
penting bagi setiap karyawan dalam organisasi memiliki rasa kesatuan, rasa
kesatuan disini berarti rasa senasib sepenanggungan. Jika karyawan memiliki
rasa kesatuan maka akan menimbulkan semangat kerja sama yang baik antar karyawan.
Semangat kesatuan akan tercipta apabila setiap karyawan sadar bahwa setiap
karyawan sangat berarti bagi karyawan lainnya. Manajer yang memiliki
kepemimpinan yang baik akan mampu meciptakan semangat kesatuan (esprit de corp), sedangkan manajer yang
suka bertindak semena-mena akan melahirkan friction
de corp (perpecahan dalam korp) dan pada akhirnya akan membawa kepada kehancuran.
Baca artikel terkait:
Proses Manajemen dalam Perusahaan
Fungsi Manajemen
Baca artikel terkait:
Proses Manajemen dalam Perusahaan
Fungsi Manajemen
Posting Komentar untuk "14 Prinsip-Prinsip Manajemen"
Berkomentarlah sesuai topik pembahasan artikel, dan jangan ragu untuk menegur kami apabila ada kesalahan dalam artikel. Terima kasih.