FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERENCANAAN KARIER
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERENCANAAN KARIER
Dalam
perencanaan dan pengelolaan karier yang efektif, ada beberapa faktor yang
mempengaruhi perencanaan karier yang perlu diketahui dan pahami oleh karyawan dan
organisasi dalam merencanakan kariernya dan dalam membantu karyawannya untuk
merencanakan serta merealisasikan kariernya meliputi tahap-tahapan kehidupan
karier, jangkar karier, dan jalur karier.
{|CATATAN| Baca juga 2 artikel berikut: 1. Pengertian, Istilah, dan Manfaat Perencanaan Karir | 2. 2 Macam Perencanaan Karir dan Kebutuhan Karyawan}
1.
Tahapan-tahapan
Kehidupan Karier
Tahapan-tahapan
karier dalam organisasi merupakan tahapan waktu serta usia seseorang sejak ia
memasuki organisasi atau perusahaan hingga ia memasuki usia pensiun,
kecenderungan tahapan-tahapan hidupnya yang berhubungan dengan pencapaian
tujuan karier serta apa yang sebaiknya dilakukan organisasi atau perusahaan
dalam setiap tahapan untuk membantu karyawan dalam perencanaan kariernya.
Karena perencanaan karier lebih banyak merupakan tanggung jawab individu, maka
yang dilakukan individu dalam upaya pengembangan karier meliputi
tahapan-tahapan, yaitu sebagai berikut:
a.
Entry Stage
Entry stage adalah tahap mulai memasuki
organisasi atau perusahaan, yaitu waktu seseorang baru memasuki suatu
organisasi sebagai karyawan baru. Jika dikaitkan dengan usia, umumnya mereka
barusia dua puluh tahunan. Pada tahap ini karyawan akan bertanya apakah
keahliannya dapat diterapkan di perusahaan, apakah pekerjaannya menyenangkan,
apakah dia akan diterima dengan baik oleh rekan kerja, apakah dia bisa berkembang
dan mencapai tujuan kariernya diperusahaan ini sesuai dengan minat,
pengetahuan, dan keterampilan yang dia miliki.
b.
Mastery
Stage
Mastery
stage adalah tahap dimana seseorang dengan pengalaman atau keahlian yang sudah
didapatkan menginginkan sebuah jabatan baru yang biasanya lebih tinggi atau
lebih menarik dan menantang. Pada tahapan ini bisa terjadi dua kemungkinan yang
disebut achievement stage dan mid career stage. Yang pertama biasanya
pada usia 30-40 tahun yang ditandai dengan keinginan seseorang untuk
berprestasi dan ingin menaiki jabatan yang lebih tinggi dalam organisasi atau
dipromosikan ke jabatan yang lebih tinggi. Yang kedua biasanya usia 40-55 tahun
dan ditandai dengan keinginan untuk menilai kembali kariernya dengan motivasi
kerja juga sudah menurun. Keberhasilan pada tahap ini keryawan tidak lagi diukur
dengan promosi jabatan yang lebih tinggi, tetapi diukur dengan tugas-tugas yang
lebih menarik, menantang dan penting, serta kesempatan-kesempatan untuk
mendapatkan pengetahuan baru. Ada tiga kemungkinan sebagai alasan dari
kecenderungan di atas, yaitu:
(1)
Kesempatan
Karier yang Lebih Sempit
Dengan
bertambahnya usia, kesempatan karier yang dipunyai oleh seseorang akan
berkurang. Hal ini karena perusahaan lebih condong kepada karyawan yang lebih
muda dibandingkan dengan yang berusia lebih tua.
(2)
Perubahan
Pandangan Terhadap Karier
Dengan
usia yang lebih tua, memungkinkan seseorang untuk menilai kembali menganai
tujuan kariernya yang memang tidak lepas dari rencana hidupnya, misalnya
seseorang akan merenungkan hakikat tujuan hidupnya dan disesuaikan dengan
pekerjaannya.
(3)
Ketidakpastian
Mengenai Karier
Tujuan
karier seseorang memang tidak pernah lepas dari tujuan hidupnya. Sebuah jabatan
yang lebih tinggi belum tentu akan menjamin memecahkan tujuan-tujuan atau
masalah-masalah hidupnya.
c.
Passage
Stage
Dulu
tahap ini dikatakan masa karyawan mempersiapkan pensiun, yang terjadi pada usia
di atas 55 tahun, sehingga karyawan tidak lagi berpikir untuk naik jabatan atau
baralih ke jabatan lain. Tetapi pada masa sekarang ini akibat faktor-faktor terjadinya
lebih banyak disebabkan oleh pemutusan hubungan kerja, baik sebagai akibat dari
situasi ekonomi maupun karena pemecatan dan banyaknya faktor yang mempengaruhi
karier seperti tersedianya pekerjaan di luar organisasi dan kesempatan
pendidikan yang didapat.
2.
Jangkar
Karier
Jangkar
karier menurut Edgar Shein yang dikutip oleh Marihot Tua E.H. (2005) merupakan
poros yang disekelilingnya karier seseorang berputar sebagai akibat dari
pengetahuan yang dimiliki, nilai, sikap dan motifnya. Jangkar karier seseorang
merupakan sesuatu yang bersifat evolutif, melalui proses penemuan jati diri
sampai dengan keputusan untuk memilih satu pilihan karier yang sesuai dengan
keinginannya. Dikemukakan oleh Edgar Shein bahwa ada lima jangkar karier yang
dapat dipilih seseorang berkaitan dengan suatu organisasi bisnis, yaitu:
a.
Jangkar
Karier Fungsional atau Teknik
Merupakan
kecenderungan untuk menghindari keputusan-keputusan yang mendorong mereka pada
manajemen umum, dan sebagai gantinya mereka memilih kedudukan yang memampukan
mereka untuk berkembang dalam bidang teknik atau fungsional.
b.
Jangkar
Karier Manajerial
Merupakan
kecenderungan seseorang untuk memilih jabatan yang memungkinkan mereka atau
mencari jalan untuk menjadi manajer umum dengan tanggung jawab yang lebih
besar, sehingga jika ketika memilih jalur karier, kemungkinan mereka lebih
menykai vertical system.
c.
Jangkar
Karier Kreativitas
Merupakan
kecenderungan seseorang yang mempunyai motivasi yang kuat untuk menciptakan
sesuatu sehingga ia mendapatkan pengakuan.
d.
Jangkar
Karier Otonomi dan Kemandirian
Merupakan
kecenderungan seseorang yang tidak mau bergantung pada orang lain. Jika mereka
dipromosikan menjadi bawahan, mereka manjadi kurang tertarik. Biasanya mereka
lebih memilih menjadi konsultan fungsional tertentu.
e.
Jangkar
Kareir Keamanan
Merupakan
kecenderungan untuk memilih karier yang mempunyai stabilitas jangka panjang
serta keamanan jabatan. Biasanya mereka ingin melakukan apa yang disyaratkan
untuk memelihara keamanan jabata, satu pendapatan yang layak serta masa depan
yang tabil dan pasti.
3.
Jalur
Karier
Jalur
karier merupakan urutan jabatan-jabatan yang dapat dan harus diduduki untuk
mencapai tujuan karier seseorang. Terdapat beberapa sistem jalur karier, yaitu vertical system, trunk and branch system,
planned job rotation system, dan diamond
system.
a.
Vertical System
Merupakan
jalur karier yang bisa dilalui dalam satu fungsi melalui hierarki, misalnya
seseorang ketika memasukai organisasi mulai sebagai keryawan biasa dalam satu
bidang tertentu seperti bagian pemasaran, kemudian bisa naik menjadi kepala seksi
periklanan, asisten manajer pemasaran, manajer pemasaran sesuai dengan sistem
hierarki yang ada dalam organisasi, atau dari karyawan biasa, kepala seksi,
kepala bagian, kemudian kepala biro.
Kelebihan
dari sistem ini yaitu:
(1)
Karyawan
mempunyai langkah-langkah promosi yang jelas.
(2)
Jika
organisasi berkembang, karyawan mempunyai kesempatan promosi.
(3)
Pimpinan
atau manajer memahami tugas-tugas bawahan karena sebelumnya atasan tersebut
telah menduduki jabatan tersebut yang dapt barmanfaat buat mereka, dan dapat membina
bawahan dengan baik.
Sementara kelemahan dari sistem
ini yaitu:
(1)
Jika
organisasi tidak berkembang, maka kesempatan promosi menjadi terbatas.
(2)
Ada
persaingan antara keryawan dalam perebutan posisi yang sangat terbatas.
(3)
Terbatas
dalam kesempatan promosi.
b.
Trunk
and Branch System
Sistem
ini mengibaratkan saat memanjat pohon, seseorang harus melalui dahan-dahan yang
kadang-kadang tidak langsung naik. Kelebihan sistem ini adalah karyawan dapat
menyesuaikan keinginan mereka pada kesempatan yang lebih banyak dan karyawan mendapatkan
pengalaman yang lebih banyak. Sedangkan kelemahan sistem ini adalah karyawan
mempunyai jalur karier lebih banyak yang dapat mengakibatkan ketidakpastian dan
kebingungan.
c.
Planned
Job Rotation System
Hampir
sama dengan trunk and branch system, bedanya adalah organisasi melakukan
perencanaan yang teliti tentang pengalihan seseorang dari suatu jabatan sebelum
menduduki jabatan tertentu. Hal tersebut biasanya dilakukan pada organisasi
atau perusahaan yang berada pada lingkungan yang cepat berubah dan membunuh
inovasi.
d.
Diamond
System
Sistem
ini biasanya dilakukan dalam organisasi atau perusahaan yang kegiatannya
didasarkan pada proyek-proyek tertentu atau dalam struktur adhocracy. Sistem diamond berbeda dengan sistem lain dimana jalur
karier lebih banyak menyamping dan hanya sedikit yang naik. Kesempatan dan
jalur karier disini lebih banyak menyamping seperti misalnya dari profesional
menjadi manajer proyek, kemudian dapat beralih ke resource manager dan menjadi
ahli strategi.
Posting Komentar untuk "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERENCANAAN KARIER"
Berkomentarlah sesuai topik pembahasan artikel, dan jangan ragu untuk menegur kami apabila ada kesalahan dalam artikel. Terima kasih.