PENGERTIAN SELEKSI TENAGA KERJA DAN FAKTOR YANG HARUS DIPERHATIKAN
PENGERTIAN SELEKSI TENAGA KERJA
Seleksi
tenaga kerja adalah serangkaian langkah kegiatan yang dilaksanakan untuk
memutuskan apakah seorang pelamar ditolak atau diterima dalam suatu organisasi
atau intansi tertentu setelah menjalani serangkaian tes yang dilaksanakan. Atau
dengan kata lain seleksi tenaga kerja merupakan proses memilih dari para
pelamar melalui tahapan-tahapan tes, hingga diperoleh seorang pelamar yang
memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dan dinyatakan diterima.
Seleksi
yang diadakan suatu intansi biasanya melalui prosedur tes yang telah ditetapkan
sebelumnya. Seleksi tenaga kerja merupakan fungsi manajemen yang menentukan
penyediaan tenaga kerja. Dalam pengertian lain dikatakan bahwa seleksi tenaga
kerja adalah proses perusahaan memilih dari sekelompok pelamar, yang paling memenuhi
kriteria seleksi untuk posisi yang tersedia berdasarkan kondisi perusahaan saat
ini.
{|CATATAN| Baca artikel terkait mengenai seleksi tenaga kerja dalam 4 artikel berikut: 1. Proses Seleksi Tenaga Kerja dan Kesalahan dalam Wawancara Kerja | 2. Metode Rekrutmen dan Keterbatasan Proses Rekrutmen Karyawan | 3. Penempatan Tenaga Kerja | 4. Orientasi Karyawan}
Proses seleksi tenaga kerja dimulai ketika pelamar datang ke perusahaan, dan berakhir pada saat diambil keputusan pengangkatan. Perusahaan menaruh perhatian kepada proses seleksi tenaga kerja karena seleksi merupakan tempat awal untuk membangun kualitas dalam organisasi. Proses seleksi melibatkan proses menduga yang terbaik dari penentuan bahwa seseorang dapat melaksanakan suatu pekerjaan dan akan sukses pada pekerjaan tersebut.
Proses seleksi tenaga kerja dimulai ketika pelamar datang ke perusahaan, dan berakhir pada saat diambil keputusan pengangkatan. Perusahaan menaruh perhatian kepada proses seleksi tenaga kerja karena seleksi merupakan tempat awal untuk membangun kualitas dalam organisasi. Proses seleksi melibatkan proses menduga yang terbaik dari penentuan bahwa seseorang dapat melaksanakan suatu pekerjaan dan akan sukses pada pekerjaan tersebut.
Proses
seleksi barangkali merupakan jantung dari program sumber daya manusia organisasi.
Jika proses seleksi dilaksanakan secara baik karyawan akan mampu menyadari
tujuan karirnya, sedangkan organisasi menimba manfaat dari karyawan yang
produktif dan puas. Tujuan proses seleksi tenaga kerja adalah mencocokan secara
benar orang dengan pekerjaan.
FAKTOR-FAKTOR DALAM SELEKSI TENAGA KERJA
Hasil
penarikan tenaga kerja juga merupakan faktor yang harus diperhitungkan. Artinya
semua langkah yang mesti diambil dalam proses seleksi tergantung pada hasil penarikan
tenaga kerja. Jika jumlah pelamar yang memenuhi ataupun melebihi persyaratan
yang ditentukan jauh lebih besar dari lowongan yang tersedia, maka sifat proses
seleksinya tentu akan berbeda dengan sifat proses seleksi tenaga kerja jika
dari segi jumlah dan persyaratan tidak memenuhi harapan. Selain itu dalam
menentukan jenis dan langkah-langkah dalam proses seleksi, ada empat macam
tantangan yang perlu diperhatikan dan diatasi oleh para petugas seleksi, yaitu:
penawaran tenaga kerja, tantangan etnis, tantangan organisasional, serta
kesamaan kesempatan memperoleh pekerjaan.
1.
Penawaran
Tenaga Kerja
Secara
umum dapat dikatakan bahwa semakin banyak jumlah pelamar kandidat seleksi maka semakin
baik bagi organisasi atau perusahaan, karena dengan begitu semakin besar jaminan
dan kemungkinan bahwa pelamar yang terseleksi lalu diterima menjadi pegawai merupakan
tenaga kerja yang paling memenuhi berbagai persyaratan yang telah ditentukan
bagi pekerjaan yang akan dilakukan. Akan tetapi bukan hal yang mustahil juga
jika jumlah pelamar ternyata kurang dari yang diharapkan. Ada dua kemungkinan
mengapa hal tersebut bisa terjadi, yaitu:
a.
Imbalan
yang rendah, karena sifat pekerjaan yang tergolong pada pekerjaan yang berada
pada anak tangga terendah dalam hierarki organisasi.
b.
Sifat
pekerjaan yang menuntut spesialisasi tinggi sehingga tidak banyak pencari kerja
atau pelamar yang memenuhi persyaratan yang telah ditentukan meskipun
imbalannya cukup tinggi.
Dengan
kata lain mungkin saja perbandingan antara pelamar yang terpilih beser atau
kecil. Jika perbandingan kecil, maka perlu diperhatikan bahwa penyebabnya
mungkin karena persyaratan yang harus dipenuhi memang berat atau karena mutu
para pelamar yang justru rendah.
2.
Tantangan
Etnis
Memegang
teguh norma-norma etika menuntut antara lain disiplin pribadi yang tinggi,
kejujuran yang tak tergoyahkan, integritas karakter serta objektivitas yang
didasarkan pada kriteria yang rasional. Hal ini sangat penting karena tidak
mustahil perekrutan dihadapkan pada berbagai macam godaan seperti menerima
hadiah, disuap pelamar, mengkatrol nilai seleksi atau hal-hal lain yang
mengakibatkan seorang perekrut mengambil keputusan yang didasrkan pada
pertimbangan-pertimbangan subjektif.
Bahkan
tidak mustahil perekrutan dihadapkan pada situasi dilematik dalam menjalankan
tugasnya. Misalnya seorang manajer dalam orgaisasi meminta agar lamaran
keponakannya mendapat perhatian khusus. Dalam hal ini keponakan manajer dalam
proses seleksi membenarkan diterimanya yang bersangkutan sebagai pegawai baru,
perekrutan dapat mengambil keputusan menerima lamaran tersebut dengan hati
nurani yang tenang.
Situasi
demikian sering dihadapi oleh perekrut dalam masyarakat yang berbagi ikatan
primordialnya seperti kesukuan dan kedaerahan masih kuat. Ditambah lagi dengan
fakta bahwa dalam berbagai masyarakat tradisional berlaku apa yang dikenal
dengan extended familiy system,
berbeda dengan masyarakat maju terutama di dunia barat dimana norma-norma
kehidupan seseorang didasarkan pada nucleus
family system.
3.
Tantangan
Orgaisasional
Para
perekrut tenaga kerja pada umumnya menyadari bahwa situasi internal organisasi
harus dipertimbangkan juga ketika merekrut dalam menyeleksi tenaga-tenaga kerja
baru. Disamping itu faktor internal lain yang harus dipertimbangkan adalah
kebijaksanaan atau strategi organisasi mengenai arah perjalanan organisasi
dimasa yang akan datang. Misalnya apakah organisasi merencanakan perluasan
usaha baik dalam arti produk yang dihasilkan maupun dalam arti wilayah
kerjanya, yang pada gilirannya menuntut tersedianya tenaga kerja baru atau
mungkin organisasi akan memutuskan untuk mengurangi kegiatannya.
Hal
tersebut jalas bahwa bukan penambahan tenaga kerja yang terjadi, namun
sebaliknya. Selain itu dalam hal organisasi atau perusahaan mempertahankan
status quo, akan menjadikan jumlah tenaga kerja baru yang diperlukan menjadi
terbatas karena hanya sekedar mengganti tenaga kerja lama karena dengan berbagai
alasan tidak lagi bekerja dalam organisasi yang bersangkutan.
4.
Kesamaan
Kesempatan Memperoleh Pekerjaan
Di
berbagai negara maupun masyarakat, masih banyak terjadi praktik pemanfaatan
sumber daya manusia yang bersifat diskriminatif. Ada kalanya praktik
diskriminatif tersebut didasarkan atas warna kulit, latar belakang sosial, dan daerah
asal. Perlakuan terhadap sekelompok masyarakat yang diidentifikasikan sebagai
minoritas dengan pemberian batasan-batasan tertentu sehingga mereka tidak
mendapatkan kesempatan yang sama dengan masyarakat lainnya untuk memperoleh
perkerjaan. Ironisnya adalah bahwa kadang-kadang pembatasan tersebut memperoleh
keabsahan dalam peraturan perundang-undangan.
Praktik
yang diskriminatif demikian sebenarnya sangat dilarang dalam peraturan
perundang-undangan namun sering dilakukan oleh pimpinan organisasi tertentu. Secara
etika dan moral tentunya praktik diskriminatif tersebut tidak dapat dibenarkan.
Tidak ada alasan yang membenarkan tindakan dan praktik seperti itu.
Posting Komentar untuk "PENGERTIAN SELEKSI TENAGA KERJA DAN FAKTOR YANG HARUS DIPERHATIKAN"
Berkomentarlah sesuai topik pembahasan artikel, dan jangan ragu untuk menegur kami apabila ada kesalahan dalam artikel. Terima kasih.