PROSES SELEKSI TENAGA KERJA DAN KESALAHAN DALAM WAWANCARA KERJA
PROSES SELEKSI TENAGA KERJA
Dalam
proses seleksi tenaga kerja, terdapat beberapa proses yang biasanya dilalui
sebelum akhirnya menetapkan seseorang diterima atau tidak disuatu perusahaan
atau intansi lainnya. Proses-proses tersebut adalah penerimaan pendahuluan,
tes penerimaan, wawancara seleksi, pemeriksaan referensi, evaluasi medis,
wawancara penyelia, dan keputusan penerimaan.
{|CATATAN| Agar pemahaman Anda lebih dalam, kami sarankan Anda juga membaca 4 artikel terkait berikut ini: 1. Pengertian Seleksi Tenaga Kerja dan Faktor-faktor yang Harus Diperhatikan | 2. Metode Rekrutmen dan Keterbatasan dalam Proses Rekrutmen Karyawan | 3. Penempatan Tenaga Kerja | 4. Orientasi Karyawan}
1.
Penerimaan
Pendahuluan
Jika
pelamar datang sendiri, wawancara pendahuluan dapat dilakukan. Hal tersebut akan
sangat membantu dalam upaya untuk menghilangkan kesalahpahaman dan menghindari
pencarian informasi dari sumber tidak resmi atau bukan dari perusahaan.
2.
Tes-tes
Penerimaan
Tes
penerimaan adalah semua peralatan bantu yang akan menilai kemungkinan perpaduan
antara kemampuan, kepribadian pelamar, pengalaman dan persyaratan jabatan. Agar
tes penerimaan dapat meloloskan para pelamar yang tepat, maka ia harus valid
dalam artian bahwa skor-skor tes mempunyai hubungan signifikan dengan prestasi
kerja maupun dengan kriteria-kriteria lainnya yang relevan. Jika skor tes dan
presentasi kerja tidak mempunyai hubungan, maka tes tidak valid dan seharusnya
tidak digunakan untuk seleksi. Selain tes validitas juga ada tes reliabilitas,
yaitu tes seharusnya menghasilkan skor-skor yang konsesten setiap waktu
seseorang pelamar melakukannya. Jika hasil tes sangat bervariasi yang
disebabkan oleh skor yang tergantung pada nasib maka tes tidak reliabel. Suatu tes
bisa disebut reliabel apabila memiliki tingkat konsistensi yang tinggi.
Tes
seleksi tenaga kerja ada tiga macam, yaitu:
a.
Tes
Psikologis
Tes
psikologis (psychological test),
merupakan semua peralatan tes yang mengukur atau menguji kepribadian, bakat, minat,
temperamen, kecerdasan, dan keinginan berprestasi.
(1)
Tes
kecerdasan (intelligence test), yaitu
menguji kemampuan mental pelamar kerja dalam segi daya pikir secara menyeluruh
dan logis.
(2)
Tes
kepribadian (personality test),
dimana haislnya mencerminkan kesediaan bekerja bersama, sifat kepemimpinan dan
unsur-unsur kepribadian lainnya.
(3)
Tes
bakat (aptitude test), yaitu mengukur
kemampuan potensial pelamar yang dapat dikembangkan.
(4)
Tes
minat (interest test), yaitu mengukur
antusiasme pelamar terhadap semua jenis pekerjaan.
(5)
Tes
prestasi (achievement test), yaitu
mengukur kemampuan pelamar sekarang.
b.
Tes
Pengetahuan (Knowledge Tests)
Bentuk
tes yang menguji informasi atau pengalaman yang dimiliki para pelamar. Pengetahuan
yang nantinya diujikan haruslah sesuai dengan kebutuhan untuk melaksanakan
pekerjaan.
c.
Tes
Performa (Performance Test)
Tes
performa ialah bentuk tes yang akan mengukur kemampuan para pelamar kerja untuk
melaksanakan beberapa bagian pekerjaan yang akan dipegangnya.
3.
Wawancara
Seleksi
Wawancara
seleksi ialah percakapan formal dan mendalam yang dilakukan untuk mengevaluasi
hal-hal yang dapat diterima atau tidak diterimanya seseorang pelamar. Pewawancara
mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan umum. Wawancara adalah teknik
seleksi yang paling umum digunakan oleh perusahaan. Suatu studi melaporkan
bahwa 90% perusahaan yang disurvei cenderung lebih mempercayai hasil wawancara
dibandingkan dengan sumber-sumber informasi seleksi lainnya.
Tujuan
utama wawancara pekerjaan adalah untuk menghimpun informasi bagi pembuatan
keputusan seleksi. Wawancara yang dikembangkan secara cermat dapat memungkinkan
untuk mencapai tingkat keandalan yang dapat diterima dengan baik. Adapun tujuan
wawancara tersebut adalah sebagai berikut:
(1)
Informasi
mengenai pelamar, karena informasi yang didapat dari alat seleksi lain mungkin
tidak lengkap, wawancara akan memberikan kesempatan pada informasi aktual untuk
dijernihkan dan diinterpresentasikan.
(2)
Menjual
perusahaan, wawancara perkerjaan membuka kesempatan yang sangat lebar bagi
pewawancara untuk meyakinkan si pelamar kerja bahwa organisasi atau perusahaan
tersebut adalah tempat yang baik untuk bekerja. Dalam mempromosikan perusahaan,
pewawancara tidak boleh terlalu melebih-lebihkan tetapi mereka dapat memberikan
gambaran yang realistik tentang kelebihan serta kelemahan perusahaan.
(3)
Informasi
mengenai perusahaan, selama wawancara informasi umum mengenai perusahaan
seperti kebijakan dan kesempatan kerja dijelaskan kepada pelamar, pewawancara
dirasa perlu mengarahkan pelamar terhadap jenis kesempatan yang ada di dalam
perusahaan dimana dia mungkin cocok.
(4)
Menjalin
persahabatan, wawancara haruslah mewakili hubungan antara pribadi yang saling
bersahabat. Di saat pewawancara dan pelamar kerja mengakhiri wawancara, kedua
belah pihak harus berpisah dengan perasaan bahwa mereka adalah bersahabat.
Pada
dasarnya wawancara seleksi memiliki dua kelemahan utama, yakni reliabilitas dan
validitas. Pelaksanaan wawancara sering berbuah informasi yang bervariasi dari
satu pewawancara dan pewawancara lain. Reliabilitas dapat ditingkatkan jika
perusahaan menggunakan pertanyaan identik yang sudah ditentukan sebelumnya
serta pewawancara dilatih untuk melaporkan tanggapan-tanggapan pelamar secara
sistematik. Di lain pihak hasil wawancara sering tidak menunjukan sepenuhnya
valid atau tidak dapat mengungkapkan potensi pelamar yang sebenarnya.
Berikut
contoh pertanyaan yang mungkin ditanyakan kepada pelamar dalam proses
wawancara:
(1)
Bagaimana
saudara menggunakan waktu luang? Apakah hobi saudara?
(2)
Apa
kegiatan sekolah atau masyarakat yang telah diikuti?
(3)
Ceritakanlah
pekerjaan yang ideal bagi saudara? Bagaimana tipe pekerjaan yang saudara
inginkan?
(4)
Mangapa
saudara ingin bekerja pada perusahaan kami?
(5)
Apakah
saudara bersedia ditempatkan dimana pun?
(6)
Berapa
gaji yang saudara minta? Menurut saudara berapa gaji yang layak untuk pekerjaan
ini?
(7)
Apa
yang saudara ketahui mengenai produk-produk perusahaan?
(8)
Jelaskan
bos ideal menurut saudara?
(9)
Apa
kelebihan-kelebihan utama saudara? Dan apa kelemahan saudara?
(10)
Apakah
saudara mempunyai rencana untuk melanjutkan kuliah atau mengambil krusus
tambahan? Dalam bidang apa?
(11)
Apa
sasaran-sasaran karier saudara?
(12)
Mengapa
kami harus menerima saudara bekerja dalam perusahaan kami?
(13)
Apa
olehraga favorit saudara?
(14)
Apa
keterampilan-keterampilan yang saudara miliki?
(15)
Ceritakan
tentang pekerjaan saudara terakhir?
4.
Pemeriksaan
Referensi-referensi
Personal
references umumnya diberikan oleh keluarga ataupun teman-teman terdekat baik
yang ditunjuk oleh si pelamar itu sendiri maupun diminta oleh perusahaan. Jika referensi
diserahkan secara tertulis, maka pemberi referensi biasanya hanya menekankan pada
hal-hal yang bersifat positif. Oleh karena itu referensi pribadi pada umumnya
jarang dipakai.
Employment
references berbeda jika dibandingkan dengan referensi pribadi karena mencakup pengalaman
kerja atau latar belakang pelamar. Banyak spesialis personalia yang cenderung bersikap
skeptis terhadap referensi-referensi tersebut karena dalam kenyataannya
organisasi sangat jarang untuk mendapatkan referensi yang benar.
5.
Evaluasi
Medis (Tes Kesehatan)
Pada
umumnya evaluasi ini mengharuskan pelamar untuk menunjukan informasi
kesehatannya. Pemeriksaan kesehatan sendiri dapat dilakukan baik oleh dokter di
luar perusahaan maupun oleh tenaga medis perusahaan sendiri. Evaluasi medis dapat
memungkinkan perusahaan untuk menekan biaya perawatan kesehatan dan asuransi
jiwa karyawan, memperoleh karyawan yang memenuhi kriteria persyaratan kesehatan
fisik untuk ditempatkan dipekerjaan-pekerjaan tertentu ataupun mendapatkan
karyawan yang dapat mengatasi stres fisik serta mental disuatu pekerjaan.
6.
Wawancara
oleh Penyelia
Atasan
langsung (penyelia) pada akhirnya adalah orang yang bertanggung jawab atas karyawan-karyawan
baru yang diterima. Oleh karena itu pendapat serta persetujuan mereka harus sangat
diperhatikan untuk keputusan final penerimaan. Penyelia sering memiliki
kemampuan untuk mengevaluasi kecakapan teknis pelamar kerja serta menjawab
pertanyaan-pertanyaan dari pelamar mengenai pekerjaan tertentu secara lebih
tepat. Oleh karena itu atas dasar tersebut banyak organisasi yang memberikan
wewenang pada penyelia untuk mengambil keputusan final penerimaan. Lebih lanjut
jika penyelia memberikan rekomendasi untuk menerima calon karyawan tetentu,
maka ini akan menciptakan komitmen psikologis dalam dirinya untuk membantu
karyawan baru.
7.
Keputusan
Penerimaan
Apakah
diputuskan oleh atasan langsung ataupun departemen sumber daya manusia,
keputusan mengenai penerimaan pelamar atau karyawan baru menandai berakhirnya
proses seleksi. Dari sisi pandangan hubungan masyarakat, para pelamar kerja
lain yang tidak terpilih harus diberitahu keputusan ini. Dan departemen sumber
daya manusia bisa mempertimbangkan kembali para pelamar yang ditolak tersebut
untuk lowongan-lowongan perkerjaan lainnya karena mereka telah melewati
berbagai macam tahapan proses seleksi.
KESALAHAN DALAM WAWANCARA KERJA
Ada
beberapa kesalahan yang sering terjadi dalam wawancara kerja, yaitu sebagai
berikut:
1.
Halo
Effect
Kesalahan
ini sering terjadi ketika pewawancara memakai informasi terbatas mengenai
pelamar untuk berprasangka dalam evaluasi terhadap karakteristik-karakteristik
lain dari pelamar tersebut. Misalnya, seorang pelamar yang memiliki senyuman
menarik serta simpatik dibutuhkan sebagai calon unggul sebelum wawancara tersebut
dimulai. Ataupun seorang pelamar yang memakai blue jeans dalam wawancara
ditolak secara mental.
2.
Leading
Questions
Kesalahan
ini diakibatkan karena pewawancara mengirimkan telegram jawaban yang diharapkan
dengan cara memberi arah pertanyaan-pertanyaan wawancara, seperti misalnya
apakah saudara setuju bahwa laba merupakan hal yang penting? Apakah saudara
akan menyukai pekerjaan ini?
3.
Personnel
Biases
Kesalahan
ini adalah hasil prasangka pribadi pewawancara kepada kelompok-kelompok
tertentu, seperti misalnya saya lebih menyukai personalia penjualan yang mempunyai
badan yang tinggi, atau ada suatu pekerjaan yang hanya pantas diisi oleh pria
dan ada suatu pekerjaan yang hanya pantas diisi oleh wanita.
4.
Dominasi
Pewawancara
Kesalahan
ini merupakan akibat pewawancara memakai waktu wawancara untuk membaur dengan
pelamar, menyombongkan keberhasilan ataupun melakukan percakapan sosial, seperti
misalnya memakai waktu wawancara untuk menceritakan rencana perusahaan, mempergunakan
waktu wawancara hanya untuk memberitahukan bagaimana pentingnya pekerjaan
pewawancara dan lain sebagainya.
Posting Komentar untuk "PROSES SELEKSI TENAGA KERJA DAN KESALAHAN DALAM WAWANCARA KERJA"
Berkomentarlah sesuai topik pembahasan artikel, dan jangan ragu untuk menegur kami apabila ada kesalahan dalam artikel. Terima kasih.