Konsep, Pengertian, dan Faktor Kepuasan Pelanggan
KONSEP KEPUASAN PELANGGAN
Konsep, Pengertian, dan Faktor Kepuasan Pelanggan - Saat
ini semakin banyak pelaku bisnis yang menaruh perhatian terhadap kepuasan
maupun ketidakpuasan pelanggan. Pihak yang paling banyak yang berhubungan
langsung dengan kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan ialah konsumen, pemasar,
konsumerisme, serta peneliti perilaku konsumen.
{|CATATAN| Rekomendasi artikel: 1. Kepuasan Pelanggan | 2. Mengukur Kepuasan Pelanggan}
Persaingan yang semakin ketat, yang terlihat dari semakin banyaknya produsen yang ikut terlibat dalam pemenuhan keinginan dan kebutuhan konsumen, menyebabkan setiap perusahaan harus menempatkan kepuasan pelanggan sebagai tujuan utama perusahaan. Hal ini dapat dirasakan dari semakin banyaknya perusahaan yang mengatakan komitmennya terhadap kepuasan pelanggan dalam misinya, public relations release, maupun iklannya. Hal ini semakin disadari bahwa kunci utama untuk memenangkan persaingan bisnis adalah memberikan nilai serta kepuasan kepada pelanggan dengan penyampaian produk atau jasa yang berkualitas dan harga yang bersaing.
Persaingan yang semakin ketat, yang terlihat dari semakin banyaknya produsen yang ikut terlibat dalam pemenuhan keinginan dan kebutuhan konsumen, menyebabkan setiap perusahaan harus menempatkan kepuasan pelanggan sebagai tujuan utama perusahaan. Hal ini dapat dirasakan dari semakin banyaknya perusahaan yang mengatakan komitmennya terhadap kepuasan pelanggan dalam misinya, public relations release, maupun iklannya. Hal ini semakin disadari bahwa kunci utama untuk memenangkan persaingan bisnis adalah memberikan nilai serta kepuasan kepada pelanggan dengan penyampaian produk atau jasa yang berkualitas dan harga yang bersaing.
Dengan
semakin banyak perusahaan yang menawarkan produk maupun jasa, maka konsumen
mempunyai pilihan yang semakin banyak dan beragam. Dengan demikian kekuatan
atas tawar menawar konsumen akan semakin besar, terutama pada aspek keamanan
dalam pemakaian barang maupun jasa. Bila kita lihat, sekarang ini banyak muncul
aktivitas-aktivitas kaum konsumeris yang senantiasa memperjuangkan hak-hak
konsumen, etika bisnis, serta kecintaan dan kesadaran akan lingkungan. Para peneliti
perilaku konsumen juga makin banyak yang tertarik dan menekuni topik yang
berhubungan dengan kepuasan pelanggan dalam rangka berupaya memberikan pemecahan
yang maksimum dari pemenuhan kepuasan pelanggan atau konsumen.
Menurut
Schnaars (1991), pada hakikatnya tujuan dari sebuah bisnis adalah untuk
menciptakan para pelanggan atau konsumen yang merasa puas. Dengan terciptanya
kepuasan pelanggan terhadap suatu produk dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya
adalah terciptanya hubungan yang harmonis antara perusahaan dan pelanggannya,
memberikan dasar yang baik terhadap pembelian ulang dan terciptanya loyalitas
pelanggan, serta membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut yang dapat menguntungkan
bagi perusahaan.
PENGERTIAN KEPUASAN PELANGGAN
Ada
beberapa ahli yang memberikan definisi tentang kepuasan atau ketidakpuasan
pelanggan. Menurut Day (dalam Tse dan Wilton, 1988) mengungkapkan bahwa kepuasan
atau ketidakpuasan pelanggan ialah respon pelanggan pada evaluasi ketidak sesuaian
(disconfirmation) yang dirasakan antara
harapan sebelumnya (norma kinerja lainnya) serta kinerja aktual produk yang
dirasakan setelah pemakaiannya. Sedangkan Wilkie (1990) mendefinisikan kepuasan
atau ketidakpuasan pelanggan sebagai sebuah tanggapan emosional pada evaluasi terhadap
pengalaman konsumsi suatu produk atau jasa.
Ada juga Engel, et al., (1996) yang mengungkapkan bahwa kepuasan pelanggan adalah evaluasi purna beli dimana alternatif yang dipilih sedikit-dikitnya sama atau melampaui harapan pelanggan, sedangkan ketidak puasan timbul jika hasil (outcome) tidak memenuhi harapan pelanggan. Dan yang terakhir menurut Kotler, et al., (1996) yang mendefinisikan bahwa kepuasan pelanggan ialah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja ( hasil) yang dia rasakan dibandingkan dengan harapannya.
Ada juga Engel, et al., (1996) yang mengungkapkan bahwa kepuasan pelanggan adalah evaluasi purna beli dimana alternatif yang dipilih sedikit-dikitnya sama atau melampaui harapan pelanggan, sedangkan ketidak puasan timbul jika hasil (outcome) tidak memenuhi harapan pelanggan. Dan yang terakhir menurut Kotler, et al., (1996) yang mendefinisikan bahwa kepuasan pelanggan ialah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja ( hasil) yang dia rasakan dibandingkan dengan harapannya.
Dari
definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pada hakikatnya definisi
kepuasan pelanggan mencakup perbedaan antara harapan dengan kinerja atau hasil
yang dirasakan. Meskipun pada umumnya definisi yang diberikan tersebut menitik
beratkan pada kepuasan atau ketidakpuasan terhadap produk dan jasa, definisi
tersebut juga dapat diterapkan dalam penilaian kepuasan atau ketidakpuasan
terhadap suatu perusahaan tertentu karena keduanya sangat berkaitan erat.
FAKTOR KEPUASAN PELANGGAN
Dalam
mengevaluasi kepuasan terhadap perusahaan, produk, atau jasa tertentu, konsumen
pada umumnya mengacu pada berbagai dimensi atau faktor. Faktor yang sering dipakai
dalam mengevaluasi kepuasan terhadap suatu produk manufaktur menurut Garvin
dalam Lovelock, 1994; Peppard dan Rowland, 1995 yaitu sebagai berikut:
1.
Kinerja
(performance)
Yaitu karakteristik operasi pokok
dari core product (prosuk inti) yang
dibeli. Contohnya kecepatan, julah penumpang yang dapat diangkut, konsumsi
bahan bakar, kenyamanan dan kemudahan dalam mengemudi, dan sebagainya.
2.
Ciri-ciri
atau Keistimewaan Tambahan (Features)
Yaitu
karakteristik sekunder atau pelengkap. Contohnya kelengkapan eksterior dan interior
seperti AC, dash board, sound system, power steering, door lock, dan
sebagainya.
3.
Keandalan
(Reliability)
Yakni
kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau kegagalan untuk dipakai. Misalnya
seperti mobil tidak sering macet, rewel atau rusak.
4.
Kesesuaian
dengan Spesifikasi (Conformance to Specifications)
Yakni
sejauh mana karakteristik operasi dan desain memenuhi standar yang telah ditetapkan
sebelumnya. Contohnya standar emisi dan keamanan terpenuhi, seperti ukuran as
roda untuk jenis mobil truk harus lebih besar dari pada jenis mobil sedan.
5.
Daya
Tahan (Durability)
Yaitu
berhubungan dengan berapa lama produk yang bersangkutan dapat terus digunakan
atau dipakai. Contohnya mencakup umur teknis ataupun umur ekonomis penggunaan
mobil, seperti misalnya daya tahan mobil buatan Eropa atau Amerika lebih baik
jika dibandingkan dengan mobil buatan Jepang.
6.
Serviceability
Meliputi
kompetensi, kecepatan, kenyamanan, mudah direparasi dan penanganan keluhan yang
memuaskan. Pelayanan yang diberikan tidak hanya sebelum penjualan, tapi juga
pada sela proses penjualan sampai purna jual, yang juga mencakup pelayanan ketersediaan
komponen dan reparasi yang dibutuhkan.
7.
Estetika
Yakni
daya tarik produk dalam panca indera. Contohnya bentuk fisik mobil yang
menarik, warna, desain yang artistik, dan sebagainya.
8.
Kualitas
yang Dipersepsikan (Perceived Quality)
Merupakan
reputasi dan citra produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya. Umumnya
karena kurangnya pengetahuan pembeli atas atribut atau ciri-ciri produk yang
akan dibeli, jadi pembeli mempersepsikan kualitasnya dari aspek nama merk, harga,
reputasi perusahaan, iklan, maupun negara pembuatnya. Contohnya banyak orang
yang menganggap merek BMW, Mercedez Roll Royce dan sebagainya sebagai sebuah jaminan
mutu.
Selain
itu menurut Parasuraman (1985), dalam mengevaluasi jasa yang mempunyai sifat intangible, konsumen pada umumnya menggunakan
beberapa atribut atau faktor, yaitu sebagai berikut:
1.
Bukti
langsung (tangibles), yaitu meliputi pegawai,
perlengkapan, fasilitas fisik, dan sarana komunikasi.
2.
Keandalan
(reliability), yaitu kemampuan untuk memberikan
pelayanan yang dijanjikan dengan akurat, segera, dan memuaskan.
3.
Daya
tanggap (responsiveness), yakni
keinginan para staf serta karyawan untuk membantu pelanggan dan memberikan pelayanan
secara tanggap.
4.
Jaminan
(assurance), yaitu meliputi
pengetahuan, kemampuan, kesopanan, serta sifat dapat dipercaya yang dipunyai
oleh para staf, bebas dari risiko, bahaya ataupun keragu-raguan.
5.
Empati,
yaitu mencakup kemudahan dalam melakukan hubungan, perhatian peribadi, komunikasi
yang baik, dan memahami kebutuhan pelanggan.
Dalam mengevaluasi kepuasan
terhadap sebuah perusahaan tertentu, faktor-faktor penentu yang dipakai bisa
berupa kombinasi dari faktor-faktor penentu kepuasan terhadap produk atau jasa.
Pada umumnya yang sering dipakai konsumen ialah aspek pelayanan serta kualitas barang
dan jasa yang mereka beli.
Posting Komentar untuk "Konsep, Pengertian, dan Faktor Kepuasan Pelanggan"
Berkomentarlah sesuai topik pembahasan artikel, dan jangan ragu untuk menegur kami apabila ada kesalahan dalam artikel. Terima kasih.