PROSES PENGEMBANGAN PRODUK BARU
PROSES PENGEMBANGAN PRODUK BARU
Kebanyakan
perusahaan memilih sistem dan proses formal dalam mengelola program
pengembangan produk baru. Pada umumnya, proses-proses tersebut mempunyai kesamaan
dalam hal 6 tahap pokok, yaitu terdiri dari: pemunculan ide (idea generation), penyaringan (screening), pengembangan produk,
pengujian produk/pasar, analisis bisnis, dan komersialisasi.
{|CATATAN| Rasanya tidaklah tepat jika peroses pengembangan produk baru hanya berdiri sendiri, faktanya ada beberapa tahap yang dilalui dalam proses pengembangan produk baru, yaitu sebagai berikut: 1. Proses Pencarian Ide | 2. Proses Penyaringan Ide Produk Baru | 3. Proses Pengujian Produk Baru | 4. Poses Komersialisasi Produk | 5. 6 Tahapan dalam Perencanaan Strategi Produk | Karena dalam pembahasan ini sifatnya terbatas, jadi silahkan kunjungi tersebut satu persatu}
{|CATATAN| Rasanya tidaklah tepat jika peroses pengembangan produk baru hanya berdiri sendiri, faktanya ada beberapa tahap yang dilalui dalam proses pengembangan produk baru, yaitu sebagai berikut: 1. Proses Pencarian Ide | 2. Proses Penyaringan Ide Produk Baru | 3. Proses Pengujian Produk Baru | 4. Poses Komersialisasi Produk | 5. 6 Tahapan dalam Perencanaan Strategi Produk | Karena dalam pembahasan ini sifatnya terbatas, jadi silahkan kunjungi tersebut satu persatu}
1.
Pemunculan
Ide (Idea Generation)
Proses
pengembangan produk baru diawali dari pencarian ide (idea generation). Ide produk baru tersebut dapat berasal dari
berbagai sumber, seperti misalnya departemen riset dan pengembangan, ilmuan, karyawan,
konsumen, pesaing, manajemen puncak, dan distributor.
Umumnya
gagasan yang muncul dari segi teknologi pemisahaan akan cenderung dirunuskan
dalam technological terms (seperti misalnya,
gagasan mobil baru didasarkan pada desain yang diperbaiki untuk aerodinamis)
ataupun karakteristik fisik (misalnya ponsel baru yang lebih kecil dan ringan).
Apabila gagasan berasal dari distributor atau konsumen, gagasan atau ide
tersebut cenderung akan dijabarkan dalam konteks manfaat pemecahan masalah (seperti
misalnya, tas atau koper yang dapat dengan mudah dimasukkan ke dalam overhead compartment di pesawat).
Oleh
karena itu, konsep produk baru harus dinyatakan dalam dua aspek, yaitu:
a.
Spesifikasi
manfaat yang akan diterima oleh para konsumen potensial.
b.
Definisi
atribut fisik atau teknologi yang bisa menghasilkan manfaat-manfaat tersebut.
2.
Penyaringan
Ide
Tahap
ini terdiri dari sejumlah aktivitas yang dirancang untuk mengevaluasi suatu
konsep produk baru. Konsekuensi yang akan timbul nantinya akan ada banyak konsep
baru yang dieliminasi pada tahap ini. Paling tidak, informasi yang didapatkan
pada tahap penyaringan ide dapat membantu pihak manajamen untuk memproyeksikan
tingkat permintaan potensial, mengidentifikasi peluang keberhasilan suatu
produk, dan memperkirakan tingkat kanibalisasi. Aktivitas penyaringan ide dapat
mencakup market potensial studies
(studi potensi pasar), concept test (pengujian
konsep), dan scoring model (model
skoring).
3.
Pengembangan
Produk
Ide-ide
yang menarik harus disempurnakan menjadi sebuah konsep produk yang bisa diuji. Terdapat
perbedaan diantara ide produk, konsep produk, dan citra produk. Ide produk ialah
produk yang mungkin ditawarkan oleh perusahaan ke pasar. Sementara konsep
produk ialah versi yang lebih rinci dari sebuah ide yang dinyatakan dalam istilah
yang dapat dimengerti oleh konsumen. Sedangkan yang disebut citra produk adalah
gambaran khusus yang didapatkan oleh konsumen tentang produk yang masih
potensial maupun yang sudah aktual.
Pengembangan
produk adalah upaya teknis yang mencoba mengubah suatu konsep produk menjadi
produk yang nyata (working product).
Dalam hal ini ada tiga kegiatan utama yang saling berhubungan, yaitu:
a.
Pengembangan
product architecture (arsitektur
produk) yang merupakan spesifikasi komponen, bagian-bagian, rakitan, dan
teknologi serta keterkaitannya yang menghasilkan fungsi yang sesuai dengan yang
diharapkan. Jadi, arsitektur produk adalah rencana dasar yang memastikan bahwa
konsep produk akan diimplementasikan.
b.
Aplikasi
industrial design (desain industri),
yakni proses menciptakan dan mengembangkan spesifikasi produk yang bisa mengoptimalkan
nilai, fungsi, dan tampilan produk. Kegiatan ini umumnya dilakukan oleh para
perancang profesional yang bekerja didalam tim lintas fungsional.
c.
Penilaian
atas persyaratan atau kebutuhan manufaktur dan uji kinerja yang nantinya
bermanfaat untuk mendapatkan informasi berkaitan dengan keputusan penetapan
harga serta biaya pemasaran lainnya.
4.
Pengujian
Pasar/Produk
Pengujian
pasar/produk bertujuan untuk memberikan penilaian yang lebih rinci tentang peluang
sukses produk baru, mengidentifikasi berbagai penyesuaian akhir yang diperlukan
untuk produk, dan menetapkan berbagai elemen penting dalam program pemasaran
yang akan dipakai untuk memperkenalkan produk dipasar. Secara umum, terdapat
empat kegiatan dalam pengujian pasar/ produk, yaitu Technical testing (pengujian teknis), Pengujian preference and satisfaction testing
(preferensi dan kepuasan), Simulated test
markets atau laboratory test markets (pengujian pasar simulasi), dan Test markets (pengujian pasar).
5.
Analisis
Bisnis
Tujuan
analisis bisnis ialah untuk memperoleh gambaran yang komprehensif mengenai
dampak finansial yang bisa didapatkan dari memperkenalkan sebuah produk baru. Sejumlah
ukuran (seperti laba, biaya, arus kas, dan Return
On Investment) digunakan, begitu juga dengan metode-metode seperti analisis
break even analysis, payback periog,
dan risk analysis. Analisis bisnis
memerlukan informasi yang rinci tentang biaya manufaktur, biaya pemasaran, perkiraan
tingkat penjualan, dan tingkat kemungkinan kanibalisasi produk. Evaluasi
finansial untuk produk baru lebih kompleks daripada produk yang sudah mapan.
Hal tersebut terjadi karena sejumlah faktor, diantaranya adalah rentang waktu,
kemungkinan kanibalisasi, dan kebutuhan akan investasi. Seperti dalam hal
rentang waktu misalnya, biaya dan penjualan produk baru sering kali sangat
bervariasi sepanjang waktu. Sangat jarang ada produk baru yang langsung
diadopsi oleh konsumen.
Konsekuensinya
adalah biaya pemasaran pada tahun pertama akan sangat besar daripada tahun-tahun
berikutnya, oleh sebab itu ada tuntutan kebutuhan untuk membuat insentif dan awareness untuk distribusi produk dan
product trial. Selain itu, apabila produk baru melakukan kanibalisasi penjualan
produk lama atau memanfaatkan fasilitas produksi dan pemasaran yang sama dengan
produk saat ini, maka hanya biaya dan penjualan inkremental dari produk baru yang
bersangkutan saja yang boleh diperhitungkan dalam mengevaluasi kontribusi laba
produk baru tersebut.
6.
Komersialisasi
Tahap
komersialisasi berhubungan dengan perencanaan dan pelaksanaan launching strategy (strategi peluncuran)
produk baru ke pasar. Pada prinsipnya, terdapat 3 komponen strategi peluncuran
produk baru, yaitu penentuan timing
introduksi produk baru, pemilihan branding
strategy (strategi merek), dan koordinasi program-program pemasaran yang dapat
mendukung introduksi produk baru.
Posting Komentar untuk "PROSES PENGEMBANGAN PRODUK BARU"
Berkomentarlah sesuai topik pembahasan artikel, dan jangan ragu untuk menegur kami apabila ada kesalahan dalam artikel. Terima kasih.