STRATEGI PEMASARAN JASA
STRATEGI PEMASARAN JASA
Bisnis
jasa sangatlah kompleks, mengingat banyak sekali elemen yang mempengaruhinya,
seperti misalnya sistem internal organisasi, kontak personal, lingkungan fisik,
iklan, tagihan, pembayaran, komentar dari mulut ke mulut, dan lain sebagainya.
Oleh karena itu perlu ditegaskan bahwa pemasaran jasa tidak hanya membutuhkan pemasaran
eksternal, tetapi juga pemasaran internal dan pemasaran interaktif.
{|CATATAN| Adalah penting untuk menambah referensi Anda mengenai jasa dengan membaca 6 artikel berikut ini: 1. Pengertian Jasa dan 5 Klasifikasi Jasa | 2. 4 Karakteristik Jasa dan Contohnya | 3. 5 Dimensi Kualitas Jasa | 4. Strategi Mengelola Penawaran dan Permintaan Jasa | 5. 6 Strategi Mengelola Permintaan Jasa | 6. 5 Strategi Mengelola Penawaran Jasa}
{|CATATAN| Adalah penting untuk menambah referensi Anda mengenai jasa dengan membaca 6 artikel berikut ini: 1. Pengertian Jasa dan 5 Klasifikasi Jasa | 2. 4 Karakteristik Jasa dan Contohnya | 3. 5 Dimensi Kualitas Jasa | 4. Strategi Mengelola Penawaran dan Permintaan Jasa | 5. 6 Strategi Mengelola Permintaan Jasa | 6. 5 Strategi Mengelola Penawaran Jasa}
1.
Pemasaran
Eksternal
Pemasaran
eksternal merupakan pemasaran yang menggambarkan aktivitas normal yang dilakukan
oleh perusahaan dalam mempersiapkan jasa, melakukan distribusi, menetapkan harga,
dan mempromosikan jasa yang bernilai superior kepada konsumen. Jika hal
tersebut dilakukan dengan baik, maka konsumen akan 'terikat' dengan perusahaan,
sehingga laba jangka panjang perusahaan akan terjamin.
2.
Pemasaran
Internal
Sementara
itu, pemasaran internal ialah pemasaran yang menggambarkan tugas yang ditanggung
oleh perusahaan dalam rangka memotivasi dan melatih para karyawan (sebagai aset
utama perusahaan serta ujung tombak pelayanan) agar bisa melayani konsumen dengan
baik. Dan yang tak kalah pentingnya ialah memberikan penghargaan serta
pengakuan yang sepadan dan manusiawi kepada karyawan. Aspek tersebut dapat
membangkitkan motivasi, rasa bangga, loyalitas, moral kerja, dan rasa 'memiliki'
setiap karyawan dalam organisasi, yang nantinya dapat memberikan kontribusi
yang besar bagi perusahaan dan bagi konsumen yang dilayani.
3.
Pemasaran
Interaktif
Sedangkan
pemasaran interaktif adalah pemasaran yang menggambarkan interaksi antara
konsumen dan karyawan. Diharapkan setiap karyawan yang loyal, diberdayakan (empowered) dan bermotivasi tinggi dapat
memberikan Total Quality Service
kepada setiap konsumen dan calon konsumen. Jika hal tersebut terealisasi, maka konsumen
yang merasa puas akan menjalin hubungan yang berkesinambungan dengan perusahaan
dan personil yang bersangkutan.
Secara
garis besar, strategi pemasaran jasa yang pokok berhubungan dengan tiga hal berikut ini, yaitu:
(1)
Melakukan
diferensiasi kompetitif
(2)
Mengelola
kualitas jasa
(3)
Mengelola
produktivitas
MELAKUKAN DIFERENSIASI KOMPETITIF
Perusahaan
jasa perlu melaksanakan diferensiasi melalui inovasi yang bersifat pre emptive dalam jangka panjang. Pre emptive tersebut maksudnya ialah
implementasi sebuah strategi yang baru bagi sebuah bisnis tertentu, karena merupakan
yang pertama maka dapat strategi tersebut dapat menghasilkan keterampilan ataupun
aset yang dapat merintangi, menghalangi atau mencegah para pesaing untuk
melakukan duplikasi maupun membuat tandingannya.
Perusahaan
jasa bisa mendiferensiasikan dirinya melalui citra dimata konsumen, misalnya
melalui merek dan simbol-simbol yang dipakai. Selain itu perusahaan juga dapat
melakukan diferensiasi kompetitif dalam service
delivery (penyampaian jasa) melalui 3 aspek yang dikenal sebagai 3P dalam
pemasaran jasa, yaitu:
1.
People (Orang)
Perusahaan
jasa dapat membedakan dirinya dengan perusahaan lain dengan cara merekrut serta
melatih karyawan yang lebih mampu dan lebih bisa diandalkan dalam berhubungan
dengan konsumen, dibandingkan dengan karyawan pesaingnya.
2.
Physical environment (Lingkungan fisik)
Perusahaan
jasa dapat mengembangkan lingkungan fisik yang lebih atraktif.
3.
Process (Proses)
Perusahaan
jasa bisa merancang proses penyampaian jasa dengan superior, seperti misalnya home banking yang dibentuk oleh bank
tertentu.
MENGELOLA KUALITAS JASA
Cara
lain untuk dapat melakukan diferensiasi ialah secara konsisten menyajikan
kualitas jasa yang lebih baik dibandingkan dengan para pesaing. Hal tersebut
dapat tercapai dengan cara memenuhi atau melampaui kualitas jasa yang diharapkan
oleh konsumen. Kualitas jasa sendiri dipengaruhi oleh dua variabel, yaitu perceived service (jasa yang dirasakan)
dan expected service (jasa yang
diharapkan). Jika jasa yang dirasakan lebih kecil dibandingkan dengan yang
diharapkan, maka konsumen akan menjadi tidak tertarik lagi pada penyedia jasa yang
bersangkutan. Sementara jika yang terjadi sebaliknya (perceived & expected),
maka ada kemungkinan konsumen akan memakai penyedia jasa tersebut lagi.
Tiga
pakar pemasaran jasa A. Parasuraman, Valerie A. Zeithaml, dan Leonard L. Berry melakukan
penelitian tentang customer perceived
quality pada empat industri jasa, yaitu credit
card, retail banking, product repair
and maintenance dan securities
brokerage. Dalam penelitian itu, mereka mengidentifikasi 5 gap yang
menyebabkan kegagalan penyampaian jasa. Kelima gap tersebut antara lain sebagai
berikut:
1.
Gap
Antara Harapan Konsumen dan Persepsi Manajemen
Faktanya
pihak manajemen sebuah perusahaan tidak selalu bisa memahami atau merasakan apa
yang diinginkan oleh para konsumen secara tepat. Akibatnya manajemen tidak tahu
bagaimana suatu jasa semestinya didesain, dan jasa-jasa sekunder/pendukung apa
saja yang diinginkan oleh konsumen. Contohnya pengelola katering mungkin mengira
konsumennya lebih mengutamakan ketepatan waktu dalam mengantarkan makanannya,
padahal konsumen tersebut mungkin lebih mernperhatikan variasi menu yang
disajikan oleh katering tersebut.
2.
Gap Antara Persepsi Manajemen Terhadap Harapan Konsumen dan Spesifikasi
Kualitas Jasa
Terkadang
manajemen dapat memahami secara tepat apa yang diinginkan oleh konsumen, akan
tetapi mereka tidak menyusun sebuah standar kinerja tertentu yang jelas. Hal
tersebut dapat dikarenakan tiga faktor, diantaranya adalah tidak adanya
komitmen total manajemen terhadap kualitas jasa, adanya kelebihan permintaan atau
karena kekurangan sumberdaya. Contohnya, manajemen suatu bank meminta para staf
agar memberikan pelayanan kepada pelanggan secara cepat namun tanpa menentukan ukuran
waktu atau standar pelayanan yang bisa dikategorikan cepat.
3.
Gap Antara Spesifikasi Kualitas Jasa dan Penyampaian Jasa
Ada
beberapa penyebab terjadinya gap ini, seperti misalnya karyawan kurang terlatih
(masih belum bisa menguasai tugasnya), tidak dapat memenuhi standar kinerja, tidak
mau memenuhi standar kinerja yang ditetapkan, dan beban kerja yang melampaui
batas. Selain itu bisa juga karyawan dihadapkan dengan standar-standar yang
kadang saling bertentangan satu sama lain, seperti misalnya perawat rumah sakit
yang diharuskan meluangkan waktu untuk mendengarkan keluhan atau masalah
pasien, namun disisi lain perawat tersebut juga harus melayani para pasien
dengan cepat.
4.
Gap Antara Penyampaian Jasa dan Komunikasi Eksternal
Seringkali
harapan konsumen dapat dipengaruhi oleh iklan dan janji atau pernyataan yang
dibuat oleh perusahaan. Namun disisi lain perusahaan akan menghadapi risiko apabila
janji yang diberikan tersebut ternyata tidak dapat dipenuhi oleh perusahaan. Seperti
misalnya brosur sebuah lembaga pendidikan menyatakan bahwa lembaganya adalah
yang terbaik, memiliki staf pengajarnya profesional, sarana kuliah, praktikum
dan perpustakaan lengkap. Akan tetapi saat pada saat pelanggan datang dan merasakan
sendiri ternyata fasilitas praktikum dan perpustakaannya biasa saja (hanya mempunyai
beberapa ruang kuliah, judul dan eksemplar buku terbatas, jumlah komputer
relatif sedikit), maka sebetulnya komunikasi eksternal yang dilakukan oleh lembaga
pendidikan tersebut telah mendistorsi harapan konsumen dan mengakibatkan terjadinya
persepsi negatif terhadap kualitas jasa lembaga pendidikan tersebut.
5.
Gap Antara Jasa yang Dirasakan dan Jasa yang Diharapkan
Gap
ini terjadi jika konsumen mengukur kinerja atau prestasi perusahaan dengan cara
berlainan, atau dapat pula keliru mempersepsikan kualitas jasa tersebut. Seperti
misalnya seorang dokter terus mengunjungi pasiennya untuk menunjukkan perhatiannya.
Tetapi disisi lain pasien dapat pula menginterpretasikannya sebagai sebuah
indikasi bahwa ada yang tidak beres berkaitan dengan penyakit yang sedang
dideritanya.
MENGELOLA PRODUKTIVITAS
Terdapat
enam pendekatan yang bisa diterapkan untuk meningkatkan produktivitas jasa,
antara lain sebagai berikut:
1.
Penyedia
jasa bekerja lebih keras atau bisa juga lebih cekatan dibandingkan biasanya.
2.
Meningkatkan
kuantitas jasa dengan cara mengurangi sebagian kualitasnya.
3.
Mengindustrialisasikan
jasa dengan menambah perlengkapan serta melakukan standardisasi produksi.
4.
Menggantikan
atau mengurangi kebutuhan atas suatu jasa tertentu dengan cara menemukan suatu
solusi berupa produk, seperti halnya pakaian wash and wear mengurangi kebutuhan akan commercial laundries, atau TV menggantikan hiburan luar rumah.
5.
Merancang
jasa yang lebih efektif.
6.
Memberikan
insentif kepada para konsumen untuk melakukan sebagian tugas perusahaan.
Posting Komentar untuk "STRATEGI PEMASARAN JASA"
Berkomentarlah sesuai topik pembahasan artikel, dan jangan ragu untuk menegur kami apabila ada kesalahan dalam artikel. Terima kasih.