Pembangunan Nasional Pada Masa Orde Baru, Orde Lama, dan Era Reformasi
Pembangunan Nasional Pada Masa Orde Baru
Pembangunan
nasional pada masa orde baru dipimpin oleh presiden Soeharto. Pola umum pembangunan
nasional yang digunakan pada masa orde baru hingga awal era reformasi adalah
GBHN. Di dalam GBHN tercantum hal-hal sebagai berikut:
1) Pola dasar pembangunan
nasional meliputi tujuan, landasan, dan asas.
2) Pola umum pembangunan
jangka panjang, berisi arahan dan kebijakan pembangunan 25-30 tahun mendatang
(PJPT I dan seterusnya).
3) Pola umum pembangunan 5
tahun, yang berisi arah dan kebijakan pembangunan untuk 5 tahun.
4) Pola umum pembangunan jangka pendek untuk periode 1 tahun.
Prioritas pembangunan pada masa orde baru adalah program swasembada pangan. Program tersebut cukup sukses dilakukan dan membawa Indonesia kepada negara yang cukup maju. Kemajuan ini membuat Indonesia dikenal dan disegani dengan julukan “Macan Asia”. Lebih jauh, berikut ini adalah tahapan pembangunan nasional pada masa orde baru:
Baca juga dua artikel terkait berikut ini:
1) Pengertian Pembangunan Nasional, Hakikat dan Tujuan Pembangunan Nasional
2) Pengertian Pembangunan Ekonomi, Indikator, Dampak, dan Hambatannya
1) Tahap PJPT I* dengan jangka
waktu 1 April 1969 – 31 Maret 1994
a) Tahap Pelita I** 1 April
1969 – 31 Maret 1974
Prioritas:
Sektor pertanian serta industri yang mendukung sektor pertanian.
b) Tahap Pelita II** 1 April –
31 Maret 1979
Prioritas: Sektor pertanian menuju swasembada pangan serta meningkatkan industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku.
c) Tahap Pelita III** 1 April
– 31 Maret 1984
Prioritas:
Sektor pertanian menuju swasembada pangan dan industri yang mengolah bahan baku
ke barang jadi.
d) Tahap Pelita IV** 1 April –
31 Maret 1989
Prioritas:
Sektor pertanian dengan industri yang bisa menghasilkan mesin industri sendiri
dan melanjutkan swasembada pengan.
e) Tahap Pelita V** 1 April
-31 Maret 1994
Prioritas:
Sektor industri terutama memenuhi kebutuhan seimbang antara sektor industri dan
sektor pertanian.
2) Tahap PJPT II* dengan
jangka waktu 1 April 1994 – 31 Maret 2019
a) Pelita VI** 1 April – 31
Maret 1999
Prioritas:
Pencpaian keseimbangan dari seluruh pembangunan sebagai landasan untuk
pencapaian masyarakat adil dan makmur.
Kelamahan Pembangunan Nasional Pada Masa Orde Baru
Pembangunan pada masa orde baru memang memiliki banyak keunggulan, tetapi juga masih terdapat kelemahan. Adapun kelemahan pembangunan pada masa orde baru antara lain sebagai berikut:
1) Mengandalkan utang luar
negeri untuk membiayai pembangunan dan menutup defisit anggaran.
2) Akumulasi bunga utang luar
negeri yang terus berkembang dan memberatkan pemerintah.
3) Banyak industri yang bahan
dasarnya dari luar negeri sehingga tidak memiliki daya jual tinggi karena
terlalu mahal hingga mengakibatkan bengkrutnya industri tersebut.
4) Pembangunan yang kurang
merata sehingga timbul kesenjangan antara daerah satu dengan daerah lain.
5) Banyak muncul
lembaga-lembaga keuangan yang kuat basis dananya dan merugiakan Bank Indonesia.
Pembangunan Nasional Pada Masa Orde Lama
Pembangunan
nasional Indonesia telah berlangsung lama, pembangunan nasional berlangsung
sejak Indonesia merdeka yakni pada tanggal 17 Agustus 1945. Pemerintah pada
masa itu disebut dengan Masa Orde Lama. Masa orde lama dipimpin oleh presiden
Soekarno antara tahun 1959-1967, pembangunan dicanangkan oleh MPR Sementara (MPRS)
yang menetapkan tiga ketetapan yang menjadi dasar perencanaan pembangunan
nasional yaitu sebagai berikut:
1) TAP MPRS No. I/MPRS/1960
mengenai Manifesto Politik Republik Indonesia sebagai Garis-Garis Besar Haluan
Negara.
2) TAP MPRS No. II/MPRS/1960 menganai
Garis-Garis Besar Pola Pembangunan Nasional Sementara Berencana.
3) Ketetapan MPRS No. IV/MPRS/1963 mengenai Pedoman-Pedoman Pelaksanaan Garis-Garis Besar Haluan Negara dan Haluan Pembangunan.
Perencanaan tersebut membuka peluang Indonesia dalam pembangunan yang diawali babak baru yang lebih baik. Rehabilitasi dan rekonstruksi yang diamanatkan oleh MPRS ini diutamakan dalam melaksanakan perubahan perekonomian. Hal ini untuk mendorong pembangunan nasional yang telah didera kemiskinan serta kerugian pasca penjajahan oleh Belanda.
Pada masa ini perekonomian Indonesia berada pada titik yang paling suram. Karena pada saat itu persediaan beras sangat menipis dan dilain sisi pemerintah tidak mempunyai kemampuan untuk mengimpor beras dan juga untuk memenuhi kebutuhan pokok lainnya dari negara lain. Harga barang melambung tinggi, yang terlihat dari laju inflasi hingga 650% di tahun 1966.
Politik
yang tidak menentu serta terus menerus bergejolak membuat proses pembangunan
nasional Indonesia kembali terabaikan sempai akhirnya muncul gerakan pemberontak
G-30-S/PKI, dan berakhir yang ditandai dengan tumbangnya kekuasaan presiden
Sukarno saat itu lalu digantikan oleh presiden Suharto dan era orde baru
dimulai.
Pembangunan Nasional Pada Masa Reformasi
Rencana dan program pembangunan pada era reformasi sebagaimana repelita di era orde baru disebut dengan PROPENAS (Program Pembangunan Nasional). Perbedaan antara keduanya ada pada sifat isinya. PROPENAS lebih bersifat pada program-program mendasar serta mendesak, sedangkan REPELITA lebih rinci persektor dan per departemen.
PROPENAS
merupakan penjabaran dari GBHN 1999 adapun PROPENAS dijabarkan dengan REPETA
(Rencana Pembangunan Tahunan). Sementara itu, untuk penjabaran per departemen
dan per PEMDA dibuatlah RESTRA (Rencana dan Strategi) untuk setiap departemen
dan PEMDA. Berikut ini adalah lima program prioritas dari PROPENAS menurut UU
nomor 25 tahun 2000:
1)
Membangun Sistem Politik
yang Demokratis serta Mempertahankan Persatuan dan Kesatuan
Program
ini ditekankan pada penyelesaian masalah disintegrasi bangsa serta penataan
kembali iklim politik masa Orde Baru yang dikenal dengan intrik dan KKN.
Program ini dilakukan untuk memecahkan lima masalah utama pembangunan di era
reformasi yang diwariskan orde baru. Salah satu masalah tersebut adalah
merebaknya konflik sosial dan munculnya disintegrasi bangsa.
2)
Mewujudkan Supremasi Hukum
serta Pemerintahan yang Baik
Program
ini bertujuan menyelesaikan masalah penegakan hukum dan HAM. Perogram ini
dilakukan terhadap masalah hukum yang ada di Indonesia pada masa reformasi.
Profesionalitas aparat penegak hukum ditingkatkan dan dirombak oleh jajaran
petingginya serta pengubahan citra penegak hukum agar bebas dari intervensi
manapun, termasuk pemerintah.
3)
Mempercepat Pemuliah
Ekonomi dan Memperkuat Landasan Pembangunan Berkelanjutan dan Adil
Program
ini dilaksanakan berdasarkan sistem ekonomi kerakyatan. Prioritas utama dari
program ini adalah sistem ekonomi rakyat yang mengandalkan sektor usaha kecil
dan menengah. Hal ini untuk meningkatkan daya tahan ekonomi nasional serta
pemerataan hasil pembangunan. Salah satu upaya yang dilakukan program ini
adalah mengembangkan UKM dan Koperasi.
4)
Membangun Kesejahteraan
Rakyat serta Ketahanan Kehidupan Budaya dan Agama
Kesejahteraan masyarakat secara ekonomi yang termasuk ke dalam kesejahteraan secara material harus terus diupayakan, namun tanpa melupakan kesejahteraan spiritual. Kesejahteraan spiritual yaitu kesejahteraan dengan menanamkan nilai agama dalam pendidikan dan kehidupan berbangsa serta bernegara.
Pada
program ini dilakukan pula usaha untuk menjamin kebebasan beragama dan
beribadah serta peningkatan kualitas pendidikan agama. Hal ini dilakukan
melalui peningkatan kualitas kurikulum pendidikan agama di sekolah dan lembaga
penidikan yang lain serta lembaga keamanan.
5)
Peningkatan Pembangunan Daerah
Otonomi
daerah menjadi alternatif yang digunakan untuk mempercepat dan meratakan
pembangunan hingga ke pelosok dan penjuru daerah. Dengan dihapusnya GBHN
berdasarkan amandemen UUD 1945, maka pada masa pemerintah 2004-2009 pembangunan
didasarkan pada “sistem perencanaan pembangunan nasional” yang tertuang pada UU
No. 25 tahun 2004. Adapun asas sistem perencanaan pembangunan nasional adalah
sebagai berikut:
a) Asas kapastian hukum
b) Asas tertib penyelenggaraan
c) Asas kepentingan umum
d) Asas keterbukaan
e) Asas profesionalitas
f) Asas proporsionalitas
g) Asas akuntabilitas.
Posting Komentar untuk "Pembangunan Nasional Pada Masa Orde Baru, Orde Lama, dan Era Reformasi"
Berkomentarlah sesuai topik pembahasan artikel, dan jangan ragu untuk menegur kami apabila ada kesalahan dalam artikel. Terima kasih.