Pengertian Harapan Pelanggan dan Faktor-Faktor yang Menentukannya
PENGERTIAN HARAPAN PELANGGAN
Harapan
pelanggan dipercaya memiliki peran yang sangat besar dalam menentukan kualitas
produk dan kepuasan pelanggan. Pada hakikatnya harapan pelanggan merupakan
hubungan erat antara penentuan kualitas dan kepuasan pelanggan. Dalam
mengevaluasi suatu produk, pelanggan akan menggunakan harapannya sebagai acuan
atau standar. Oleh karena itu, harapan pelangganlah yang menjadi dasar mengapa
dua perusahaan dalam bisnis yang sama bisa memperoleh nilai yang berbeda dari
pelanggannya.
Dalam konteks kepuasan pelanggan, menurut Zeithmal (1993), harapan pelanggan adalah perkiraan atau keyakinan pelanggan mengenai apa yang akan diterimanya. Pengertian tersebut didasarkan pada asumsi bahwa harapan merupakan standar prediksi. Selain sebagai standar prediksi, ada juga yang memakai harapan sebagai standar ideal.
{|CATATAN| Agar pemahaman Anda lebih jauh, kami merekomendasikan 2 artikel berikut untuk Anda: 1. Perilaku Pembelian Konsumen | 2. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen}
Dalam konteks kepuasan pelanggan, menurut Zeithmal (1993), harapan pelanggan adalah perkiraan atau keyakinan pelanggan mengenai apa yang akan diterimanya. Pengertian tersebut didasarkan pada asumsi bahwa harapan merupakan standar prediksi. Selain sebagai standar prediksi, ada juga yang memakai harapan sebagai standar ideal.
{|CATATAN| Agar pemahaman Anda lebih jauh, kami merekomendasikan 2 artikel berikut untuk Anda: 1. Perilaku Pembelian Konsumen | 2. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen}
FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN HARAPAN PELANGGAN
Pada
dasarnya faktor-faktor yang menentukan harapan pelanggan adalah kebutuhan
pribadi, pengalaman masa lampau, rekomendasi dari mulut ke mulut, dan iklan. Seorang
ahli dalam bidang ini yaitu Zeithaml (1993) melakukan sebuah penelitian khusus dalam
sektor jasa dan menemukan bahwa harapan pelanggan terhadap kualitas suatu jasa
terbentuk oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut:
1.
Enduring
Service Intensifiers
Faktor
eduring service intensifiers
merupakan faktor yang memiliki sifat stabil serta mendorong pelanggan untuk
meningkatkan sensitivitasnya terhadap suatu jasa. Faktor ini mencakup harapan
yang diakibatkan oleh orang lain serta filosofi pribadi seseorang menganai jasa
yang bersangkutan. Pelanggan akan berharap bahwa dirinya pantas untuk dilayani
dengan baik jika pelanggan yang lain juga dilayani dengan baik oleh pemberi
jasa yang bersangkutan. Selain itu, filosofi individu mengenai bagaimana memberikan
pelayanan yang benar akan menentukan harapannya pada pemberi layanan tersebut.
2.
Personal
Needs
Kebutuhan
yang dirasakan oleh seseorang yang mendasar bagi kesejahteraannya akan sangat
menentukan dalam penciptaan harapannya. Kebutuhan tersebut mencakup kebutuhan
fisik, kebutuhan sosial, dan kebutuhan psikologis.
3.
Transitory
Service Intensifiers
Faktor
transitory service intensifiers adalah
faktor individual yang memiliki sifat sementara (jangka pendek) yang bisa meningkatkan
sensitivitas pelanggan atas suatu jasa. Faktor ini mencakup, sebagai berikut:
a.
Situasi
darurat disaat pelanggan sangat membutuhkan jasa serta menginginkan perusahaan
untuk bisa membantunya (misalnya jasa asuransi kendaraan pada saat mengalami kecelakaan
lalu lintas).
b.
Jasa
terakhir yang dipakai oleh pelanggan bisa juga menjadi acuan pelanggan untuk
menentukan baik atau buruk jasa berikutnya.
4.
Perceived
Service Alternativies
Perceived
Service Alternatives adalah persepsi yang dimiliki pelanggan atas derajat atau
tingkat pelayanan perusahaan lain yang sejenis. Apabila pelanggan mempunyai
beberapa alternatif pilihan, maka harapannya terhadap sebuah jasa akan semakin
besar.
5.
Self Perceived
Service Roles
Faktor
self perceived service roles merupakan persepsi pelanggan mengenai derajat atau
tingkat keterlibatannya dalam mempengaruhi jasa yang diterimanya. Apabila pelanggan
terlibat dalam proses pemberian jasa, lalu jasa yang terjadi ternyata tidak
terlalu baik, maka pelanggan tidak bisa memberikan kesalahan sepenuhnya pada pemberi
jasa. Oleh sebab itu, persepsi mengenai derajat keterlibatannya tersebut akan mempengaruhi
tingkat jasa atau pelayanan yang bersedia ia terima.
6.
Situational
Factors
Faktor
ini terdiri dari segala kemungkinan yang dapat mempengaruhi kinerja jasa, dan
berada diluar kendali penyedia jasa itu sendiri. Misalnya diawal bulan umumnya
sebuah bank ramai dipenuhi nasabahnya dan hal ini akan membuat seorang nasabah
menjadi lebih lama menunggu. Oleh karena itu sementara waktu, nasabah tersebut
akan menurunkan tingkat minimal pelayanan yang bersedia ia terima karena
keadaan tersebut bukanlah kesalahan dari penyedia jasa.
7.
Explicit
Service Promises
Faktor
explicit service promises ialah pernyataan (secara personal ataupun non personal)
oleh perusahaan mengenai jasanya kepada pelanggan. Pernyataan tersebut bisa
berupa perjanjian, iklan, ataupun komunikasi dengan karyawan perusahaan
tersebut.
8.
Implicit
Service Promises
Faktor
implicit service promises menyangkut petunjuk yang berhubungan dengan jasa,
yang memberikan kesimpulan bagi pelanggan mengenai jasa yang akan diberikan dan
yang seharusnya. Petunjuk yang memberikan gambaran jasa tersebut mencakup biaya
untuk mendapatkannya (harga) serta alat-alat pendukung jasanya. Pelanggan umumnya
menghubungkan harga dan peralatan (tangible
assets) pendukung jasa tersebut dengan kualitas jasa. Harga yang mahal
secara positif dihubungkan dengan kualitas yang tinggi. Misalnya, angkutan umum
yang sudah tua dan kotor dianggap hanya cocok untuk masyarakat kelas bawah yang
lebih mementingkan untuk tiba ditujuan dari pada kenyamanan dalam perjalanan.
9.
Word
of Mouth (Rekomendasi dari Orang lain)
Faktor
ini adalah pernyataan (secara personal ataupun non personal) yang disampaikan
oleh orang lain selain perusahaan (service
provider) ke pada pelanggan. Word of Mouth biasanya akan cepat diterima
oleh pelanggan karena yang menyampaikannya merupakan mereka yang menurutnya dapat
dipercaya, seperti seorang ahli, keluarga, teman, serta publikasi media massa.
Selain itu, Word of Mouth cepat diterima juga sebagai referensi, hal ini
disebabkan karena pelanggan jasa biasanya sulit untuk mengevaluasi jasa yang
belum dia belinya atau belum ia rasakan sendiri.
10. Past Experience
Past
experience mencakup hal-hal yang sudah dipelajari atau diketahui oleh pelanggan
dari yang pernah diterimanya dimasa lalu.
Berbagai
harapan pelanggan ini dari waktu ke waktu selalu berkembang seiring dengan banyaknya
informasi (nonexperience information)
yang diterima pelanggan dan juga semakin bertambahnya pengalaman pelanggan.
Pada akhirnya, semua ini akan berpengaruh pada tingkat kepuasan yang dirasakan
oleh pelanggan.
Posting Komentar untuk "Pengertian Harapan Pelanggan dan Faktor-Faktor yang Menentukannya"
Berkomentarlah sesuai topik pembahasan artikel, dan jangan ragu untuk menegur kami apabila ada kesalahan dalam artikel. Terima kasih.