Proses Pengujian Produk Baru
Proses Pengujian Produk Baru
Pengujian produk baru bertujuan untuk
memberikan penilaian yang lebih rinci tentang peluang sukses produk baru,
mengidentifikasi berbagai penyesuaian akhir yang diperlukan untuk produk, dan
menetapkan berbagai elemen penting dalam program pemasaran yang akan dipakai
untuk memperkenalkan produk dipasar. Secara umum, terdapat 4 (empat) kegiatan
dalam pengujian produk baru, yaitu sebagai berikut:
{|CATATAN| Proses pengujian produk merupakan tahap ke 3 dalam proses pengembangan produk beru, untuk lebih jelasnya silahkan kunjungi 5 artikel berikut: 1. Proses Pengembangan Produk Baru | 2. Proses Pencarian Ide | 3. Proses Penyaringan Ide Produk Baru | 4. Proses Komersialisasi Produk | 5. 6 Tahapan dalam Perencanaan Strategi Produk}
{|CATATAN| Proses pengujian produk merupakan tahap ke 3 dalam proses pengembangan produk beru, untuk lebih jelasnya silahkan kunjungi 5 artikel berikut: 1. Proses Pengembangan Produk Baru | 2. Proses Pencarian Ide | 3. Proses Penyaringan Ide Produk Baru | 4. Proses Komersialisasi Produk | 5. 6 Tahapan dalam Perencanaan Strategi Produk}
1.
Technical
Testing (Pengujian Teknis)
Yaitu dengan cara
membuat prototipe yang merupakan approximation
(perkiraan) produk akhir. Pengujian atas kinerja produk prototipe dapat
menghasilkan sejumlah informasi penting tentang product shelf life (usia pajang produk), tingkat keusangan produk,
masalah yang timbul dari pemakaian atau konsumsi yang tidak seharusnya, potensi
kerusakan yang memerlukan penggantian, dan jadwal pemeliharaan yang tepat.
Masing-masing dari jenis informasi tersebut dapat mempunyai dampak biaya
terhadap pemasaran produk. Contohnya seperti estimasi usia pajang produk bisa
berpengaruh terhadap frekuensi dan biaya pengiriman. Lalu kemungkinan adanya
masalah penggunaan yang signifikan dapat mengakibatkan perlunya tambahan
informasi labeling, periklanan, dan sebagainya.
2.
Pengujian Preference
and Satisfaction Testing (Preferensi dan Kepuasan)
Dipakai untuk
menetapkan elemen-elemen yang akan dirancang dalam rencana pemasaran serta
untuk membuat tafsiran penjualan awal produk baru. Secara umum terdapat dua
cara utama yang dibutuhkan dalam tipe pengujian ini, yaitu pertama meminta
konsumen untuk menggunakan sebuah produk selama jangka waktu tertentu, dan
kemudian mereka diminta untuk menjawab beberapa pertanyaan yang berhubungan
dengan preferensi serta kepuasan mereka. Kedua, melaksanakan "blind test" yang sedemikian rupa
sehingga konsumen dapat membandingkan berbagai macam alternatif produk tanpa
mengetahui nama merek atau produsennya. Pada dasamya, pengujian preferensi dan
kepuasan akan memberikan sejumlah manfaat pokok, antara lain sebagai berikut:
a.
Uji preferensi aktual dan uji teknis bisa
memberikan dasar klaim yang obyektif untuk keperluan promosi, terlebih apabila
perusahaan ingin menyajikan superioritas dalam hal persepsi konsumen atas
keunggulan spesifik pada produk perusahaan dari pada pesaing.
b.
Estimasi tingkat pembelian ulang sangat
penting untuk memperkirakan pangsa pasar jangka panjang. Oleh karena itu hasil
yang kurang bagus pada uji ini dapat berakibat pada pembatalan peluncuran
produk maupun perancangan ulang produk baru.
c.
Meskipun penerimaan pasar atas produk baru
ditentukan oleh semua elemen program pemasaran, tetapi berbagai kasus
menunjukkan bahwa skor yang tinggi dalam dimensi kinerja produk menggambarkan
bahwa ide produk yang bersangkutan sebaiknya dilanjutkan pada tahap
pengembangan produk baru selanjutnya.
d.
Uji preferensi pada umumnya dapat memberikan
signal awal terbaik terhadap kemungkinan terjadinya kanibalisasi produk.
3.
Simulated
Test Markets atau Laboratory
Test Markets (Pengujian Pasar Simulasi)
Yaitu prosedur riset
pemasaran yang dibuat untuk memberikan gambaran yang murah dan cepat tentang
pangsa pasar yang bisa diharapkan dari produk baru. Beberapa model yang dapat
dipakai antara lain BASES, DESIGNOR, ASSESSOR, dan LITMUS.
4.
Test
Markets (Pengujian Pasar)
Yaitu perusahaan
akan menawarkan sebuah produk untuk dijual diwilayah pasar terbatas yang sebisa
mungkin dapat mewakili keseluruhan pasar dimana produk itu nantinya akan
dijual. Secara prinsip, terdapat perbedaan yang signifikan antara metode
pengujian pasar untuk produk konsumen dan produk bisnis/industrial. Didalam
pengujian produk konsumen, perusahaan akan berusaha mengestimasi empat
variabel, yakni product trial
(percobaan produk), first repeat
(pengulangan pembelian pertama), adopsi produk, serta frekuensi pembelian.
Tentunya perusahaan menginginkan bahwa semua variabel-variabel tersebut
menunjukkan tingkat yang tinggi. Metode pokok untuk menguji pasar produk
konsumen, adalah sebagai berikut:
a.
Sales Wave Research
Dalam
metode sales wave research, konsumen
yang pada awalnya mencoba sebuah produk secara gratis ditawarka lagi produk
tersebut atau produk pesaing, dengan harga yang lebih murah. Kemudian
perusahaan akan memperhatikan berapa kali konsumen memilih produk perusahaan
serta tingkat kepuasan mereka. Metode ini juga mencakup usaha untuk
mempresentasikan pada konsumen satu ataupun beberapa konsep iklan dalam bentuk
kasar untuk mengamati dampaknya terhadap pembelian ulang.
b.
Simulated Test Marketing
Metode
ini memerlukan 30 sampai 40 pembeli yang qualified
dipusat pertokoan ataupun tempat-tempat lainnya. Perusahaan akan menanyakan
beberapa hal kepada mereka, berhubungan dengan awareness dan preferensi mereka
terhadap berbagai merek pada jenis produk tertentu. Mereka bisa saja diundang
untuk menyaksikan iklan singkat, termasuk didalamnya yang sudah terkenal
ataupun yang masih baru. Lalu dalam penayangan iklan tersebut disisipkan iklan
produk baru. Kemudian konsumen akan diberi sejumlah uang lalu diminta untuk
datang ke sebuah toko khusus dimana mereka bisa membelanjakan uang yang sudah
diberikan tersebut sesuai kebutuhan.
Perusahaan
lalu mengamati dan memperhatikan jumlah konsumen yang membeli merek baru dan
merek pesaing. Data ini akan memberikan gambaran tentang efektivitas iklan
mereka atas iklan pesaing. Konsumen lalu diminta mengutarakan alasan-alasan
mereka membeli ataupun tidak membeli. Lalu kemudaian beberapa minggu setelah
itu mereka akan diwawancarai kembali melalui telepon untuk menentukan sikap
mereka atas produk tersebut, kepuasannya, penggunaannya, dan minatnya untuk
membeli kembali, dan ditawari kesempatan untuk membeli kembali produk yang
bersangkutan.
c.
Controlled Test Marketing
Metode
ini memungkinkan perusahaan untuk menguji pengaruh faktor dalam toko dan iklan
terbatas pada perilaku pembelian konsumen tanpa harus melibatkan konsumen itu
sendiri secara langsung. Sampel konsumen akan diwawancarai untuk mendapatkan
kesan mereka terhadap produk yang bersangkutan. Perusahaan tidak harus
memberikan potongan penjualan, memakai wiraniaga mereka sendiri, atau`membeli
jaringan distribusi. Tetapi metode ini tidak dapat memberikan informasi tentang
cara membujuk distributor agar mau menjual produk baru perusahaan.
d.
Test Markets
Uji
pasar adalah cara utama dalam menguji sebuah produk baru dalam situasi yang
sama dengan yang nantinya akan dihadapi dalam peluncuran produk yang
bersangkutan. Perusahaan umumnya akan bekerja sama dengan perusahaan riset
dalam menentukan kota dimana wiraniaga perusahaan nantinya akan mencoba
membujuk para distributor agar bersedia untuk menjual produk perusahaan.
Perusahaan melakuan promosi dan periklanan sama dengan yang akan dilaksanakan
dalam pemasaran secara nasional. Biaya yang nantinya dibutuhkan tergantung pada
jumlah kota, lama pengujian, serta jumlah data yang diinginkan perusahaan.
Melalui
uji pasar akan didapatkan beberapa manfaat, diantaranya adalah memberikan
prediksi yang dapat diandalkan tentang penjualan dimasa yang akan datang,
pengujian awal terhadap rencana pemasaran, mengetahui kekurangan produk,
mendapat gambaran berbagai masalah potensial dalam jaringan distribusi, dan
mendapat pemahaman lebih baik mengenai perilaku berbagai segmen pasar.
Sementara,
produk bisnis juga mendapatkan manfaat dari uji pasar, dimana pengujiannya
bervariasi tergantung dari jenis barangnya. Barang industri yang mahal dan
memakai teknologi baru pada umumnya menjalani pengujian Alpha dan Beta.
Pengujian Alpha ialah pengujian produk dengan tujuan mengukur serta
meningkatkan kinerja, rancangan, keandalan, dan biaya operasi produk. Apabila
hasil pengujian alpha baik, maka perusahaan akan melanjutkannya dengan
melakukan pengujian Beta dengan mengundang para konsumen potensial agar dapat
melaksanakan pengujian secara rahasia ditempat mereka sendiri.
Metode
uji pasar lainnya ialah memperkenalkan produk bisnis baru dalam pameran dagang.
Produk baru industrial juga dapat diuji ditempat pajangan distributor atau
dealer. Cara lain yang bisa ditempuh ialah uji pemasaran, dimana perusahaan
membuat pasokan produk dengan jumlah terbatas dan diserahkan pada wiraniaga
untuk dijual didaerah geografis yang terbatas dengan dukungan katalog, promosi,
dan sebagainya. Melalui cara demikian, manajemen akan dapat mempelajari apa
saja yang mungkin terjadi dalam pemasaran dengan skala penuh serta memberikan
informasi yang lebih lengkap dalam memutuskan komersialisasi produk yang
bersangkutan.
Posting Komentar untuk "Proses Pengujian Produk Baru"
Berkomentarlah sesuai topik pembahasan artikel, dan jangan ragu untuk menegur kami apabila ada kesalahan dalam artikel. Terima kasih.