PENGERTIAN RETAIL DAN 5 JENIS RETAIL
PENGERTIAN RETAIL DAN 5 JENIS RETAIL
A. PENGERTIAN RETAILING
Retailing (retail) adalah semua kegiatan penjualan barang maupun jasa secara langsung kepada
konsumen akhir untuk pemakaian pribadi dan atau rumah tangga, bukan untuk keperluan
bisnis. Apabila institusi pabrikan, retail
store atau wholesaler menjual
sesuatu kepada konsumen akhir untuk pemakaian nonbisnis, maka itu berarti
mereka sudah melakukan penjualan tetail (eceran).
Setidaknya ada empat fungsi utama retailing, yaitu sebagai berikut:
1.
Membeli
dan menyimpan barang.
2.
Memindahkan
hak milik barang kepada konsumen akhir.
3.
Memberikan
informasi tentang sifat dasar serta cara pemakaian barang tersebut.
4.
Memberikan
kredit kepada konsumen (dalam kasus tertentu).
Adapun
yang disebut dengan retailer atau retail store ialah perusahaan yang
fungsi utamanya adalah menjual suatu produk kepada konsumen akhir untuk
pemakaian pribadi dan rumah tangga. Penekanan terhadap fungsi utama tertentu
ini untuk menunjukkan bahwa retailer
ialah lembaga yang bisa berdiri sendiri. Seorang pelaku manufaktur dan petani dapat
juga berperan sebagai retailer, akan tetapi fungsi utama rnereka bukanlah menjual
produk kepada konsumen akhir melainkan adalah memproduksi suatu barang dan
bertani. Namun pengecualian diberikan pada service
retailing dimana retailer dalam
hal ini juga adalah sebagai produsen.
B. FAKTOR-FAKTOR DALAM MEMILIH RETAIL
Dalam
memilih retail store, pembeli atau
konsumen mempertimbangkan banyak hal diantaranya adalah faktor yang berhubungan
dengan kebutuhan ekonominya dan kebutuhan emosional (seperti gengsi). Untuk
lebih lengkapnya mengenai faktor-faktor ekonomi yang relevan dalam memilih retail store, simak faktor-faktor
berikut ini:
1.
Harga.
Terdapat retail store yang memasang
harga mati seperti misalnya supermarket
dan departement store. Serta ada pula
yang menetapkan harga fleksibel atau dapat ditawar (seperti discount store).
2.
Kualitas
produk yang ditawarkan.
3.
Nilai
yang ditawarkan, yakni perbedaan total
customer value dan total customer
cost. Yang dimaksud dengan total
customer value ialah sekumpulan manfaat yang diharapkan oleh konsumen dari
produk dan jasa, yang meliputi product
value (misalnya daya tahan atau keawetan, keandalan, dll), service value (penyerahan barang,
perawatan, instalasi, pelatihan, reparasi), personnel
value (dapat dipercaya, kompeten, empati, responsif), dan image value (citra perusahaan). Sedangkan
yang dimaksud dengan total customer cost
terdiri atas harga yang dibayarkan, biaya tenaga, biaya waktu, dan biaya pshikis.
4.
Kemudahan.
Seperti misalnya kemudahan parkir, mudah mencari barang yang diinginkan
(meliputi proses menemukan, membandingkan, dan kemudian memilih), bisa cepat
pergi setelah membayar.
5.
Bantuan
wiraniaga. Apakah harus swalayan, membantu secara aktif atau membantu secara pasif.
6.
Reputasi
kejujuran dan kewajaran dalam jual beli
7.
Jasa-jasa
khusus yang ditawarkan, seperti pembelian kredit, pengiriman barang gratis, dan
bisa mengembalikan atau menukar barang yang sudah dibeli.
C. JENIS-JENIS RETAILING
Retailing seperti yang dijelaskan oleh Meyer,
dapat diklasifikasikan berdasarkan lima kriteria, yaitu tipe kepemilikan,
produk atau jasa yang dijual, non store
retailing, strategi penetapan harga, dan lokasi. Untuk lebih jelasnya simak
penjelasan berikut ini:
1.
Tipe
Kepemilikan
Berdasarkan
tipe kepemilikan, retailing bisa dikelompokkan
menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut:
a.
Independent retail firm, merupakan suatu outlet pengecer
yang dimiliki serta dioperasikan secara independen dan tanpa afiliasi (penggabungan).
Contohnya kios, warung, atau toko-toko barang kelontong yang dimiliki oleh
orang per orang, baik yang berlokasi di pasar regional, pasar terdisional,
pasar Inpres, jajaran rumah toko (ruko), perumahan penduduk, ataupun di lokasi-lokasi
lainnya. Termasuk juga di dalamnya outlet yang dikelola oleh koperasi.
b.
Waralaba
(franchising), yakni suatu sistem
pemasaran atau distribusi barang dan jasa, dimana sebuah perusahaan induk (franchisor) memberikan kepada perusahaan
atau individu lain (franchisee) yang
berskala menengah atau kecil dengan hak-hak istimewa untuk melaksanakan suatu
sistem usaha tertentu melalui cara yang telah ditentukan, selama waktu tertentu
dan disuatu tempat tertentu.
Franchisor biasanya akan menyediakan
peralatan, produk ataupun jasa yang dijual, dan pelayanan manajerial. Sebagai
imbalannya, franchisee harus membayar
uang pangkal (initial franchise fee)
dan royalti atas penjualan kotor, membayar biaya sewa peralatan franchisor
(bila ada), membayar management fee, serta
memasarkan produk maupun jasa dengan cara-cara yang sudah ditentukan oleh franchisor. Salah satu keuntungan dari
membeli hak waralaba ini ialah tetap independen (meskipun tidak sepenuhnya),
tetapi mendapatkan manfaat dari nama merek dan dari pengalaman jaringan waralaba
tersebut.
{|CATATAN| Untuk lebih jelas mengenai pembahasan waralaba (franchising), silahkan kunjungi artikel berikut ini: Bisnis Waralaba (Franchise)}
c.
Corporate chain, ialah suatu kelompok yang
terdiri atas dua atau lebih usaha atau bisnis yang saling berhubungan dalam satu
manajemen dan dimiliki oleh suatu kelompok pemegang saham. Wujudnya bisa berupa
pasar swalayan (supermarket), specialty store, jaringan toko serba ada
(department store), maupun jaringan superstore. Contohnya seperti Matahari
Group, Robinson Group, Ramayana Group, Cahaya Group, Hero Group, dan lain
sebagainya. Keuntungan dari corporate
chain ialah volume penjualan yang sangat tinggi, kemampuan untuk membeli
dalam kuantitas yang sangat besar, serta kemampuan untuk mempekerjakan karyawan
yang memiliki kemampuan khusus dalam pengembangan materi-materi promosi penjualan.
2.
Produk
atau Jasa yang Dijual
Berdasarkan
kriteria produk atau jasa yang dijual, retailing
dapat dibagi menjadi 2 jenis, yakni service
retailing dan product retailing.
a.
Service
Retailing
Terdapat
tiga jenis service retailing, yaitu rented goods services, ownedgoods service
dan non goods services.
1) Rented
Goods Service
Dalam
jenis rented goods service, para
konsumen menyewa dan memakai produk-produk tertentu. Contohnya seperti
penyewaan mobil, kaset video, laser disc, carpet cleaner, dan apartemen. Dalam
hal ini suatu produk fisik tertentu disewakan dengan tarif tertentu untuk
jangka waktu tertentu. Konsumen dapat memakai produk tersebut akan tetapi
kepemilikannya tetap berada pada pihak retailer.
2) Owned
Goods Service
Pada
owned goods service, produk-produk
yang dimiliki oleh para konsumen akan direparasi, ditingkatkan maupun
dikembangkan unjuk kerjanya, atau dipelihara maupun dirawat. Owned goods service juga mencakup
perubahan bentuk pada produk yang sudah dimiliki oleh konsumen. Contohnya jasa
reparasi (jam tangan, sepeda motor, mobil, komputer, dan lain sebagainya), pencucian
mobil, perawatan taman, dry cleaning perawatan rumput lapangan golf, dan
lain-lain.
3) Non
Goods Service
Karakteristik
khusus pada jenis non goods service ialah
jasa personal yang memiliki sifat intangible
(tidak berbentuk produk fisik) ditawarkan kepada konsumen. Contohnya sepeti babysitter,
tutor, supir, pemandu wisata, ahli kecantikan, tukang cukur, dan lain-lain.
b.
Product
Retailing
Product retailing terdiri atas beberapa jenis, diantaranya
adalah sebagai berikut:
1)
Toko
serba ada (Department Store)
Department store adalah suatu perusahaan eceran
yang mempekerjakan paling sedikit 25 orang dan mempunyai penjualan pakaian dan
peralatan rumah tangga sejumlah 20% atau lebih dari penjualan totalnya. Sebuah
toserba juga harus menjual item-item tertentu dalam lini produknya, diantaranya
yaitu perabotan, mebel, pakaian, perlengkapan dan peralatan rumah tangga. Umumnya
toserba yang besar terdiri atas beberapa divisi dan departemen. Setiap divisi
merupakan gabungan dari beberapa departemen yang menjual lini produk dagangan
yang saling berhubungan.
2)
Specialty
Store
Ciri
khas dari specialty store ialah
konsentrasinya pada jenis barang dagang yang terbatas atau sedikit. Contohnya
seperti Computer Land
(komputer-komputer kecil), Singer Sewing
Centers (mesin jahit), Toys "R" Us (mainan anak-anak), Benetton (pakaian remaja), The Limited (pakaian wanita), dan Athlete Foot (sepatu olahraga). Specialty store umumnya berlokasi dipusat-pusat
perbelanjaan yang besar.
3)
Catalog
Showroom
Catalog showroom menawarkan merek nasional, harga
yang rendah, dan daerah perbelanjaan yang kecil yang berdekatan dengan tempat
pajangan (display) ecerannya.
Biasanya pembeli akan menelaah katalog-katalog yang terdistribusi luas sebelum
akhirnya mengunjungi toko tersebut. Pembeli atau konsumen harus melengkapi blanko
pemesanan, yang akan diproses sebelum item yang dibeli diserahkan kepadanya dilokasi
pusat. Dengan membatasi pajangan produknya, catalog
show room dapat mengurangi risiko kehilangan atau pencurian.
4)
Food
and Drug Retailer
Terdapat
tiga jenis utama food and drug retailer, yakni pasar swalayan (supermarket) dan superdrug store, convenience store,
serta combination store. Pasar
swalayan dan superdrug store merupakan
toko-toko besar yang menjual makanan ataupun obat-obatan dalam jumlah besar
dengan harga yang rendah. Para konsumen akan memilih barang dagangan yang
tersusun rapi dalam rak-rak tertentu dan bisa menempatkannya pada kereta dorong
ataupun keranjang, kemudian membawanya dan melakukan pembayaran dikasir.
Convenience store ialah toko swalayan mini yang
menjual produk atau barang kebutuhan sehari-hari dan berlokasi disekitaran tempat
pemukiman penduduk, serta pada umumnya buka 24 jam. Contoh dari convenience store antara lain Alfamart dan
Indomart. Sementara combination store
lebih besar daripada pasar swalayan konvensional ataupun superdrug store, namun tetap serupa dalam strategi penetapan harga dan
praktik-praktik operasinya. Istilah superstore
dipakai untuk menggambarkan kombinasi antara pasar swalayan dan toserba yang
menjual barang-barang umum (general
merchandise) dengan harga yang didiskon secara periodik. Biasanya luas tokonya
antara 35.000 sampai 60.000 kaki persegi. Di Indonesia sendiri, tipe toko
seperti ini diwakili oleh eksistensi outlet kelompok Mega M, Golden Truly, dan
beberapa toserba Matahari yang dilengkapi dengan pasar swalayan sebagai salah
satu bagian (departemen) dalam toserbanya.
c.
Non
Store Retailing
Non store retailing menjual produk dan jasa dengan memakai
metode-metode seperti vending machines, direct
selling, mail order retailing, dan teknik-teknik elektronik.
1)
Telephone
and Media Retailers
Dalam
kategori telephone and media retailers,
pengecer memakai kontak via telepon (telemarketing)
dan media periklanan seperti TV, surat kabar, radio, dan majalah untuk
menginformasikan serta membujuk konsumen untuk membeli produk-produknya. Telemarketing (telephone marketing) kini sering dimanfaatkan untuk memasarkan produk-produk
industri.
2)
Mail
Order
Dalam metode mail order, penjualan dilakukan melalui pemesanan dengan menggunakan
katalog-katalog tertentu via pos.
3)
Vending
Machines
Mesin
khusus ini banyak dijumpai di bank, hotel, pasar swalayan, dan kantor-kantor
tertentu.
4)
Electronic
Shopping
Terdapat
dua bentuk utama dalam electronic shopping.
Pertama ialah memakai videotex, yaitu sistem 2 arah, dimana perangkat TV konsumen
dan bank data komputer penjual dihubungkan dengan kabel atau jalur telepon.
Pelayanan videotex berisi katalog komputer mengenai produk yang ditawarkan oleh
produsen, bank, pengecer, organisasi perjalanan, dan lain sebagainya. Para
konsumen dapat memakai perangkat TV biasa yang dilengkapi dengan papan ketik
(keyboards) khusus yang dihubungkan dengan kabel sistem 2 arah. Dan bentuk
kedua ialah menggunakan atau memanfaatkan jaringan Internet (Cybermarketing) dengan seperangkat
peralatan komputer personal (PC) dan modem.
5)
Direct
Selling
Direct
selling ialah penjualan barang-barang konsumsi langsung ke perorangan, dirumah-rumah
ataupun ditempat kerja mereka, melalui transaksi yang diawali dan diselesaikan
oleh tenaga penjualnya. Biasanya barang-barang yang dijual dengan cara direct
selling diantaranya ialah ensiklopedia, kosmetika, dan peralatan memasak. Meskipun
begitu, kini semakin banyak jenis barang yang dipasarkan dengan menggunakan
cara direct selling.
d.
Alternatif
Penetapan Harga Pengecer
Setiap
pengecer menawarkan harga yang sangat bervariasi, mulai dari yang murah sampai
dengan harga yang sangat mahal. Untuk merek barang yang sama, harga yang
ditetapkan dapat berbeda antara retailer yang satu dengan retailer yang lain.
Ada pengecer yang berani menetapkan harga tinggi, karena mereka juga menawarkan
pelayanan tertentu yang menarik bagi konsumen seperti misalnya suasana toko
yang nyaman dan menarik. Biasanya specialty
store dan department store termasuk
dalam kategori ini. Di sisi lain, ada juga retailer yang menetapkan harga yang
lebih rendah. Biasanya termasuk dalam kelompok ini ialah discount store yakni toko yang menjual barang-barang yang dibutuhkan
oleh konsumen rumah tangga dengan harga serba diskon. Tipe ini diterapkan oleh
Hero Discount Store, Stock Mart, serta Super Bazaar.
e.
Lokasi
Retailer
dapat juga dikelompokkan berdasarkan lokasinya, yaitu strip development, downtown
central business districts, dan pusat perbelanjaan (shopping center)
termasuk didalamnya mal-mal (seperti Citra Land, Lippo Karawaci, Pondok Indah
Mall, dan lain sebagainya).
Posting Komentar untuk "PENGERTIAN RETAIL DAN 5 JENIS RETAIL"
Berkomentarlah sesuai topik pembahasan artikel, dan jangan ragu untuk menegur kami apabila ada kesalahan dalam artikel. Terima kasih.