BENTUK-BENTUK KOMUNIKASI
BENTUK-BENTUK KOMUNIKASI
Jaringan
komunikasi dalam suatu organisasi yakni pesan, informasi, dan instruksi
disampaikan secara resmi, artinya ditentukan oleh jenjang hirarki resmi
organisasi dari atasan kepada bawahan ataupun sebaliknya dan untuk melaksanakan
fungsi-fungsi pekerjaannya maka jaringan komunikasi tersebut dinamakan dengan
jaringan komunikasi formal. Dalam komunikasi organisasi terdapat dua bentuk komunikasi
antara lain yaitu:
1.
Komunikasi
Verbal
Komunikasi
verbal adalah komunikasi yang memakai kata-kata atau simbol, baik yang
dinyatakan secara lisan ataupun tulisan (Muhammad, 2004).
2.
Komunikasi
Non Verbal
Komunikasi
non verbal ialah penciptaan atau pertukaran pesan dengan tidak memakai
kata-kata, melainkan memakai bahasa tubuh seperti, menggunakan gerakan badan,
kontak mata, sikap tubuh, vokal yang bukan berupa kata-kata, sentuhan, ekspresi
muka, dan kedekatan (Muhammad, 2004).
Selain
itu jaringan komunikasi bisa dibedakan lagi menjadi dua yakni komunikasi formal
dan komunikasi informal. Apabila pesan mengalir melalui jalan formal atau resmi
yang ditentukan oleh hirarki resmi organisasi ataupun oleh fungsi pekerjaan
maka pesan tersebut adalah jaringan formal. Sebaliknya apabila pesan mengalir
tidak melalui jalan formal atau resmi yang ditentukan oleh hirarki resmi
organisasi ataupun oleh fungsi pekerjaan maka pesan tersebut merupakan jaringan
informal.
Terdapat
tiga bentuk utama dari arus pesan dalam jaringan komunikasi formal yang
mengikuti garis komunikasi seperti yang digambarkan dalam struktur organisasi
(Muhammad, 2004) yakni sebagai barikut:
1.
Downward
communication (komunikasi
kepada bawahan).
2.
Upward
communication (komunikasi
kepada atasan).
3.
Horizontal
communication (komunikasi
horisontal).
A.
Bentuk
Komunikasi Vertikal
Komunikasi
vertikal merupakan arus komunikasi dua arah timbal balik yang dalam pelaksanaan
fungsi-fungsi manajemen memegang peran yang sangat vital, yakni downward communication
(komunikasi dari atas ke bawah) dan upward communication (komunikasi dari
bawahan kepada atasan). Dalam arus komunikasi vertikal downward
communication atasan akan memberikan instruksi, informasi, penjelasan,
petunjuk, dan penugasan dan sebagainya kepada ketua unit kelompok serta
bawahan. Lalu kemudian arus komunikasi diterima dalam bentuk upward
communication dimana bawahan memberikan laporan pelaksanaan tugas, saran,
hingga pengaduan kepada pimpinannya masing-masing.
1.
Komunikasi
ke Bawah
Komunikasi
ke bawah dalam sebuah perusahaan atau organisasi berarti bahwa informasi
mengalir dari jabatan yang berotoritas lebih tinggi kepada jabatan yang
berotoritas lebih rendah (Pace dan Faules, 2000). Selain itu komunikasi ke
bawah juga menunjukkan arus pesan yang mengalir dari para pimpinan atau para
atasan kepada bawahannya (Muhammad, 2004). Katz & Kahn menjelaskan bahwa terdapat
lima jenis informasi yang biasa dikomunikasikan dari atasan kepada bawahan (Pace
dan Faules, 2000) yaitu sebagai berikut:
a.
Informasi
tentang bagaimana melakukan pekerjaan.
b.
Informasi
tentang dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan.
c.
Informasi
tentang kebijakan dan praktik-praktik organisasi.
d.
Informasi
untuk mengembangkan rasa memiliki tugas (sense of mission).
e.
Informasi
tentang kinerja pegawai.
Kebanyakan
komunikasi ke bawah dipakai untuk menyampaikan pesan-pesan yang berkaitan
dengan tugas-tugas serta pemeliharaan. Pesan tersebut pada umumnya berkaitan
dengan pengarahan, tujuan, perintah, disiplin, pertanyaan serta kebijaksanaan
umum. Lebih lanjut Lewis mengungkapkan bahwa komunikasi kebawah merupakan untuk
menyampaikan tujuan, membentuk pendapat, untuk merubah sikap, mengurangi kecurigaan
dan ketakutan yang timbul karena salah informasi, mencegah kesalahpahaman yang
disebabkan karena kurang informasi serta mempersiapkan anggota organisasi untuk
menyesuaikan diri dengan sebuah perubahan.
Untuk
menyampaikan suatu informasi kepada bawahan bisa dilakukan dengan berbagai
metode. Setidaknya terdapat empat klasifikasi metode, yang antara lain yaitu:
metode lisan, metode tulisan, metode gambar dan metode campuran dari
lisan-tulisan dan gambar.
Berdasarkan
beberapa penelitian dari para ahli ditemukan bahwa metode lisan paling efektif
untuk dipakai pada situasi memberikan teguran ataupun menyelesaikan
perselisihan diantara para anggota organisasi atau perusahaan.
Sementara
itu metode tulisan paling efektif digunakan dalam memberikan informasi yang
membutuhkan tindakan dimasa yang akan datang, memberikan informasi yang sifatnya
umum, dan tidak membutuhkan kontak personal. Sementara hasil penelitian pada setiap
level menyatakan bahwa metode yang paling efektif ialah metode lisan diikuti
dengan tulisan. Para ahli juga mengatakan bahwa penggunaan papan pengumuman dan
metode tulisan saja kurang efektif untuk digunakan (Muhammad, 2004). Berikut
ini adalah bentuk-bentuk komunikasi yang biasa digunakan dalam tiap metode
(Muhammad, 2004) yaitu sebagai berikut:
1)
Metode
Lisan
a.
Rapat,
seminar, diskusi, konferensi
b.
Telepon,
interview, sistem interkom
c.
Laporan
lisan, ceramah, kontak interpersonal
2)
Metode
Tulisan
a.
Surat,
memo, majalah, telegram, Surat kabar
b.
Deskripsi
pekerjaan, panduan pelaksanaan pekerjaan
c.
Pedoman
kebijaksanaan, laporan tertulis
3)
Metode
Gambar
a.
Poster,
peta, grafik
b.
Slide,
film, display
2.
Komunikasi
ke Atas
Komunikasi
ke atas dalam sebuah organisasi dapat diartikan bahwa informasi mengalir dari
tingkat yang lebih rendah (bawahan) kepada tingkat yang lebih tinggi
(penyelia). Seluruh pegawai dalam sebuah organisasi atau perusahaan, kecuali
mungkin yang menduduki posisi puncak, kemungkinan besar akan berkomunikasi ke
atas yakni, setiap bawahan dapat memiliki alasan yang baik ataupun meminta
informasi atau memberi informasi kepada seseorang yang otoritasnya lebih tinggi
darinya. Suatu permohonan ataupun komentar yang diarahkan kepada individu yang
otoritasnya lebih besar, lebih tinggi, maupun lebih luas merupakan esensi dari
komunikasi ke atas.
Komunikasi
ke atas ialah pesan yang mengalir dari bawahan ke pada atasan ataupun dari
tingkat yang lebih rendah ke pada tingkat yang lebih tinggi. Tujuan dari omunikasi
ke atas ialah untuk memberikan balikan (feedbeck), memberikan saran serta
mengajukan pertanyaan. Komunikasi ini memiliki efek pada penyempurnaan moral
serta sikap karyawan, tipe pesan ini ialah integrasi dan pembaruan (Muhammad,
2004).
Komunikasi
ke atas sangat penting, hal ini karena beberapa alasan, (Pace dan Faules, 2000),
yaitu sebagai barikut:
1) Aliran informasi ke atas memberikan
informasi yang berharga dalam pembuatan keputusan oleh mereka yang mengarahkan
organisasi serta mengawasi kegiatan orang-orang lainnya.
2) Komunikasi ke atas memungkinkan keluh
kesah muncul ke permukaan sehingga penyelia mengetahui apa yang mengganggu
mereka selama ini yang paling dekat dengan operasioperasi sebenarnya.
3) Komunikasi ke atas dapat memberitahukan
kepada penyelia kapan bawahan mereka siap untuk menerima informasi dari mereka
serta seberapa baik bawahan akan menerima apa yang dikatakan kepada mereka.
4) Komunikasi ke atas akan
menumbuhkan apresiasi serta loyalitas ke pada organisasi dengan memberi sebuah
kesempatan kepada para pegawai untuk mengajukan sebuah pertanyaan dan menyumbang
gagasan dan saran-saran tentang operasi organisasi.
5) Komunikasi ke atas akan membantu
pegawai untuk mengatasi masalah pekerjaan mereka serta memperkuat keterlibatan
mereka dengan pekerjaan dan organisasi mereka.
6) Komunikasi ke atas akan
mengizinkan penyelia untuk menentukan apakah bawahannya memahami atau tidak apa
yang diharapkan dari aliran informasi ke bawah.
Selain
itu, Smith menjelaskan bahwa komunikasi ke atas memiliki fungsi sebagai balikan
bagi pada pimpinan, memberikan sebuah petunjuk mengenai keberhasilan suatu
pesan yang disampaikan kepada bawahan, serta dapat memberikan stimulus kepada para
karyawan untuk berpartisipasi dalam merumuskan pelaksanaan kebijaksanaan bagi
departemennya maupun organisasinya (Muhammad, 2004).
Kebanyakan
suatu analisis dan penelitian dalam komunikasi ke atas mengungkapkan bahwa
penyelia dan manajer haruslah menerima informasi dari bawahan mereka (Pace dan
Faules, 2000) yaitu:
1)
Memberitahukan
apa yang dilaksanakan bawahan mengenai pekerjaan mereka, kemasjuan, prestasi,
dan rencana-rencana untuk masa mendatang.
2)
Memberikan
saran ataupun gagasan untuk perbaikan dalam unit-unit mereka ataupun dalam
organisasi sebagai suatu keseluruhan.
3)
Menjelaskan
persoalan-persoalan kerja yang mungkin belum dipecahkan bawahan yang
membutuhkan beberapa bantuan.
4)
Mengungkapkan
bagaimana pikiran serta perasaan bawahan mengenai pekerjaan mereka atau rekan
kerja mereka, serta organisasi.
Berdasarkan
uraian di atas maka bisa dijelaskan bahwa apabila terdapat keseimbangan antara
komunikasi ke atas dan komunikasi ke bawah maka diharapkan informasi yang
disampaikan oleh atasan kepada bawahan akan bisa diterma dengan baik oleh
bawahan dan jika bawahan menginginkan informasi tambahan maka bawahan akan bisa
menanyakan informasi tambahan itu kepada atasannya. Dengan begitu maka akan
terjadi arus informasi sehingga antara pimpinan dan bawahan akan tercipta
suasana yang menggairahkan dan harmonis yang pada akhirnya akan menimbulkan semangat
kerja yang produktif dalam usaha untuk mencapai tujuan.
Posting Komentar untuk "BENTUK-BENTUK KOMUNIKASI"
Berkomentarlah sesuai topik pembahasan artikel, dan jangan ragu untuk menegur kami apabila ada kesalahan dalam artikel. Terima kasih.