5 Tahapan dalam Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
5 Tahapan dalam Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
Kegiatan membeli merupakan bagian yang mengagumkan
dari hidup setiap orang, karena kegiatan membeli ialah aktivitas rutin yang
jarang kita sadari secara mendalam proses kewajiban yang ada di dalamnya.
Secara umum, untuk mencapai suatu keputusan pembelian dan hasilnya, konsumen setidaknya
memiliki 5 (lima) tahap, antara lain yaitu:
a. Tahap pengenalan masalah.
b. Tahap pencarian informasi.
c. Tahap evaluasi/pilihan.
d. Tahap pilihan (keputusan
pembelian).
e. Tahap perilaku purna pembelian.
Tahap-tahap
tersebut telah menekankan bahwa proses pembelian memanglah berawal jauh sebelum
pembelian sebenarnya dan memberi dampak yang sedikit sesudah pembelian. Memperhatikan
proses kegiatan pembelian tersebut, akan mendorong perusahan untuk lebih
memperhatikan keseluruhan tahap proses pembelian, bukan hanya saja mencurahkan
perhatian pada keputusan pembelian. Meskipun model proses keputusan pembeli yang
dimaksud menganggap bahwa konsumen akan melalui kelima tahap keseluruhan tersebut
untuk setaip pembelian yang akan dilakukan, tetapi untuk pembelian yang sudah
rutin, konsumen akan melompati ataupun membaik sebagian dari tahap-tahap tersebut.
1. Tahap Pengenalan Masalah
Pada
tahap pengenalan masalah, konsumen akan mengenali sebuah kebutuhan, keinginan ataupun
masalah. Kebutuhan pada dasarnaya bisa dirangsang oleh rangsangan dari dalam
ataupun rangsangan dari luar. Perusahan harus menentukan kebutuhan, keinginan
ataupun masalah mana yang akan mendorong konsumen untuk memulai proses pembelian.
2. Tahap
Pencarian Informasi
Calon
konsumen yang sudah dirangsang untuk mengenali kebutuhan, keinginan dan masalah
tersebut, dapat ataupun tidak mencari informasi lebih lanjut. Jika dorongan
kebutuhan dan keinginan tersebut kuat serta saluran pemuas kebutuhan berada di
dekatnya tentu akan sangat mungkin konsumen segera membelinya. Namun jika tidak
ada, maka kebutuhan dan keinginan tersebut hanya akan menjadi sebuah ingatan
belaka sehingga konsumen tidak akan melakukan sebuah pencarian lebih lanjut
atau bisa juga melakukan pencarian lebih lanjut.
Hal-hal
yang penting untuk diketahui oleh perusahaan ialah sumber informasi utama yang
akan dipakai oleh konsumen dan pengaruhnya terhadap keputusan pembelian
kemudian konsumen itu sendiri. Sumber-sumber informasi konsumen terbagi dalam 4
kelompok, yaitu:
a.
Sumber
Pribadi
Sumber
pribadi ini didapat oleh konsumen melalui keluarga, teman, tetangga ataupun
kenalan.
b.
Sumber
Komersial
Sumber
komersial didapat oleh konsumen melalui iklan (advertising), para pedagang, tenaga
penjual perusahan, atau dari pameran.
c.
Sumber
Publik
Sumber
publik didapat oleh konsumen melalui publikasi di media masa, ataupun Lembaga
Konsumen.
d.
Sumber
Eksperimental
Suber
eksperimental didapat oleh konsumen melalui penangan langsung, dan pengujian
penggunaan produk tersebut.
Pengaruh
reltif dari sumber informasi tersebut memang beranekaragam menurut kategori
produk dan karakteristi pembeli itu sendiri. Oleh karena itu perusahaan yang
sukses harus mengetahui sumber-sumber informasi konsumen dan hubungan
pentingnya terhadap konsumen itu sendiri.
3.
Tahap
Evaluasi/Pilihan
Setelah
memperoleh informasi dari sumber-sumber yang sudah disebutkan diatas, maka masalah
selanjutnya ialah bagaimana konsumen memakai informasi tersebut untuk tiba pada
suatu pilihan merk akhir serta bagaimana konsumen memilih diantara merk-merk
alternatif. Kegaiatan pemasaran yang berhasil tentu saja perlu untuk mengetahui
bagaimana konsumen memproses informasi yang diterimanya untuk sampai pada
pilihan sebuah merk.
Terdapat
beberapa kosep dasar dalam membantu menjelaskan proses penilaian konsumen,
antara lain yaitu:
1)
Jika
diasumsikan bahwa setiap konsumen memandangkan suatu produk sebagai untaian ciri-ciri
produk, maka atas dasar ciri-ciri produk tersbut akan menarik perhatian
pembelian terhadap beberapa kelas produk yang telah terkenal seperti misalnya:
a.
Mobil:
merk, daya tahan mesin, harga, kenyamanan bahan bakar, tersdianya sparepart dan
lain sebagainya.
b.
Hotel:
lokasi, pelayanan, tarif, kebersihan, dan suasana.
c.
Lipstik:
warna, wadah, aroma, rasa krim, dan faktor prestise.
Semua ciri-ciri di atas akan
menarik perhatian konsumen dan setiap konsumen akan mempunyai perhatian yang
berbeda terhadap setiap ciri, serta ciri mana yang paling besar yang memberikan
manfaat terhadap pemenuhan kebutuhan konsumen.
2)
Konsumen
mungkin saja berbeda dalam meberikan bobot dan pentingnyaciri-ciri yang relevan.
Suatu perbedaan yang bisa ditarik yakni
antara pentingnya suatu ciri dan ciri yang menonjol dari sebuah produk.
Ciri yang mencolok atau menonjol merupakan ciri yang timbul dari pikiran
konsumen ketika dia diminta untuk memikirkan tentang ciri suatu produk. Dan yang
harus mendapat perhatian dari perusahaan ialah terletak pada pentingnya ciri
dari pada mencoloknya ciri.
3)
Konsumen
mungkin akan mengembangkan satu himpunan kepercayaan merk (Assosiasi Pencipta
Merk) tentang dimana tiap merk tersebut berada pada tiap ciri. Himpunan
kepercayaan memegang merk tertentu yang disebut dengan citra merk. Kepercayaan
konsumen pada suatu merk memang sangat bervariasi serta tergantung kepada
pengalaman khususnya dan sebagainya.
4)
Konsumen
dianggap mempunyai fungsi utilitas untuk setiep ciri. Fungsi utilitas akan mengambarkan
bagaimana setiap konsumen mengaharapkan keputusan produk bervariasai menurut
tingkat alternatif dari setiap ciri.
5)
Konsumen
sampai pada sikap (preferensi, pertimbangan) ke arah alternatif merk
melalui suatu prosedur evaluasi tertentu. Berdasarkan hasil riset diketahui
bahwa konsumen memakai prosedur evaluasi yang berlainan untuk menetapkan
pilihan diantara obyek-obyek berciri ganda.
4. Tahap
Pilihan (Keputusan Pembelian)
Keputusan
pembelian baru bisa dilakukan sesudah tahap evaluasi dari berbagi merk dan ciri
sudah disusun menurut peringkat yang akan membentuk niat pembelian terhadap
suatu merk yang paling disukai. Tetapi niat pembelian belum dapat menjadi
kenyataan karena masih banyak dipengaruhi oleh sikap orang lain dan situasi
yang tak diinginkan.
Yang
secara langsung ataupun tidak langsung akan mempengaruhi ataupun mengubah niat
pembelian konsumen. Preferensi dan bahkan niat membeli tidak seutuhnya sebagai
peramal terpercaya atas pilihan pembelian yang sesungguhnya. Hal tersebut
disebabkan karena keduanya hanya mengarahkan perilaku pembelian namun tidak
sepenuhnya menentukan hasil.
Demikian
juga keputusan konsumen untuk memodifikasi, menunda ataupun menghindari
keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh resiko yang akan dirasakan. Bagi
pemasar, keberhasilan penjualan tentu sangat dipengaruhi oleh situasi pada
tahap keempat ini serta sampai sejauh mana pemasar dapat menagkal pengaruh-pengaruh
yang datang dari luar dan akan sangat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.
5. Tahap
Perilaku Purna Pembelian
Tugas
perusahaan pada hakikatnya tidak hanya berakhir setelah konsumen membeli produk
yang dihasilkannya, akan tetapi yang harus diperhatikan lebih lanjut ialah
meneliti dan memonitor apakah konsumen mengalami tingkat kepuasan atau
ketidakpuasan sesudah menggunakan produk yang dibelinya. Tugas tersebut adalah
tugas terakhir setelah periode sesudah pembelian.
Posting Komentar untuk "5 Tahapan dalam Proses Pengambilan Keputusan Pembelian"
Berkomentarlah sesuai topik pembahasan artikel, dan jangan ragu untuk menegur kami apabila ada kesalahan dalam artikel. Terima kasih.