7 Etika Dalam Berkomunikasi dengan Pelanggan
7 Etika Dalam Berkomunikasi dengan Pelanggan
Agar
komunikasi yang dilakukan kepada pelanggan bisa mencapai sasaran dalam arti
bahwa pelanggan akan melaksanakan sesuai dengan yang diinginkan oleh penjual,
maka pramuniaga atau tenaga penjual sebagai pihak petugas penjualan selain
harus mempunyai ketrampilan berkomunikasi juga harus berusaha untuk menjaga
etika dalam berkomunikasi. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam etika
komunikasi dengan pelanggan, antara lain yaitu:
1.
Berkomunikasi
dengan Cara Berpikir Positif, Sehat dan Logis (Masuk Akal)
Berpikiran
positif bisa diartikan sebagai sikap kritis yang didasari pada pola berpikir sehat,
logis, serta rasional. Melayani pelanggan atau pembeli dengan cara berpikiran
positif adalah merupakan sikap yang cerdas dalam memberi kepuasan kepada pembeli.
Hal tersebut menunjukkan bahwa sikap optimis dan kritis didasari oleh pola
pikir yang rasional. Demikian juga dengan berkomunikasi, kita harus berpikiran
positif serta tidak emosional, dengan begitu akan terjalin hubungan
interpersonal yang baik dengan mitra-mitra bisnis kita. Hubungan persahabatan
serta kerja sama yang baik akan selalu terbina apabila masing-masing pihak
saling menghormati satu sama lain.
Komunikasi
akan berjalan efesien dan efektif apabila kita menyadari bahwa kepribadian
seseorang sangat bermacam-macam, ada yang rasional dan ada pula yang emosional.
Seseorang dengan kepribadian yang rasional akan selalu memakai rasio atau akal
sehatnya, dan menghargai privasi seseorang dengan sudut pandang yang positif.
Sementara yang emosional akan selalu bertindak menurut perasaannya, selalu
curiga, serta berprasangka buruk merupakan salah satu contoh pikiran yang tidak
sehat.
Melayani
konsumen dengan berpikiran positif juga bisa dilakukan dengan tidak mencari
atau memanfaatkan kelemahan dari konsumen. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan
kelemahan konsumen adalah konsumen tidak mengetahui kualitas, harga, dan
keaslian barang, ataupun konsumen sudah lanjut usia. Kelemahan konsumen
tersebut sering kali dimanfaatkan oleh para pelayan ataupun penjual yang tidak
bertanggung jawab untuk mendapatkan keuntungan pribadi dengan cara membohongi
konsumennya. Sikap mencari serta memanfaatkan kelemahan konsumen harus
dihindari oleh para pelayan atau penjual, karena bisa menimbulkan rasa kecewa
kepada konsumen.
2.
Berkomunikasi
dengan Cara Berpenampilan Serasi
Penampilan
serasi sering kali merupakan suatu hal yang penting bagi setiap orang, baik itu
dalam lingkungan keluarga, sekolah, ataupun ditempat pekerjaan, dengan selalu
berpenampilan serasi dan menarik maka kita akan dihormati, dipercaya, dan
disegani orang lain, namun sebaliknya dengan penampilan yang tidak menarik maka
kita akan diremehkan oleh orang lain.
Penampilan
serasi ialah cara seseorang untuk menampilkan dirinya secara harmonis sesuai
dengan yang seharusnya. Dalam kehidupan sehari-hari orang yang berpenampilan rapih
dan menarik akan dinilai sebagai orang yang memiliki kepribadian yang baik. Sementara
orang yang tidak memperhatikan penampilannya, akan dianggap memiliki
kepribadian yang kurang baik bahkan terkadang mudah untuk dicurigai. Cara
berpakaian, cara berdandan, gaya berjalan, raut wajah, cara minum dan makan serta
cara berbicara merupakan unsur yang sangat penting dalam berpenampilan menarik,
dan akan menimbulkan kesan yang positif bagi orang lain.
Penampilan
sopan dan serasi merupakan sebuah keharusan bagi setiap orang dalam kehidupan
masyarakat modern sesuai dengan status sosial, jabatan, dan profesi seseorang.
Berbusana yang baik, sopan, wajar dan serasi dalam penampilan sangat disukai
oleh pelanggan. Penampilan serasi bisa dilihat dari cara berbusana yang rapi, cara
berhias yang menarik, dan ekspresi wajah yang menarik.
Oleh
sebab itu, seorang tenaga penjual atau pramuniaga hendaknya selalu
berpenampilan serasi agar dapat menarik simpati dari para pelanggan.
Berpenampilan serasi ini tercermin dari cara berbusana yang rapi, cara berhias
yang menarik, dan ekspresi wajah yang menarik.
a.
Penampilan
Serasi dengan Ekspresi Wajah
Berpenampilan
secara serasi akan bertambah menarik jika disertai dengan ekspresi wajah yang sopan,
simpatik, murah senyum, ramah, dan sebagainya. Oleh karena pramuniaga atau
tenaga penjual sebaiknya melakukan hal-hal sebagai berikut:
1)
Menghindari
ekspresi wajah yang murung dengan mata yang menatap ke bawah ataupun menatap
suatu benda.
2)
Melakukan
kontak mata langsung yang disertai dengan senyuman agar menunjukkan keseriusan
dan kesiapan dalam melayani konsumen.
3)
Menegakkan
posisi wajah atau kepala agar menunjukkan keseriusan dan kesiapan dalam
melayani konsumen.
4)
Menghindari
ekspresi wajah dengan mata yang berkerut (menyipit), karena hal tersebut
menunjukkan sikap yang tidak bersahabat dan memiliki kesan tidak memperhatikan
konsumen.
b.
Pelayanan
Pelanggan Secara Menghargai
Melayani
pelanggan dengan sikap yang harmonis dengan tutur bahasa yang baik dan disertai
dengan senyum merupakan langkah awal yang sangat tepat untuk dilakukan. Sikap menghargai
atau menghormati artinya ialah pelanggan diperlakukan seprti tamu yang istimewa
yang harus diterima serta dipuaskan harapan dan juga kebutuhannya, perlakuan yang
wajar serta menyenangkan akan membuat pelanggan selalu ingat perusahaan atau
toko kita dan menjadi pelanggan tetap (klien).
3.
Berkomunikasi
dengan Cara Sikap Menghargai
Penjual
dalam melakukan pendekatan kepada pelanggan perlu untuk mengembangkan sikap
menghargai. Konsumen atau pelanggan yang merasa dihargai akan merasa nyaman dan
senang, sehingga dia mau membeli barang atau jasa yang di perlukannya
diperusahaan atau toko kita.
Prinsip-prinsip
yang harus diperhatikan oleh pelayan ataupun penjual dalam melayani pelanggan
dengan sikap menghargai ialah sebagai berikut:
1)
Mendengarkan
setiap permintaan pelanggan dengan sikap penuh penghargaan dan perhatian.
2)
Menyapa
pelanggan yang baru datang dengan sikap dan tutur bahasa yang baik, sopan,
ramah, dan bersahabat.
3)
Menciptakan
suasana yang menyenangkan dengan sikap sopan, simpatik, dan ramah tamah.
4)
Melayani
pelanggan dengan tetap berpikiran positif serta tidak mudah marah.
5)
Melayani
pelanggan dengan sikap yang bijaksana tanpa memperhatikan latar belakang dan
status sosialnya.
Penjual
yang menerapkan sikap-sikap menghargai akan memberikan sebuah kebebasan pada
pelanggan untuk menanyakan serta memilih barang yang dibutuhkannya. Sikap menghargai
juga ditunjukkan penyerahan sepenuhnya pengambilan keputusan membeli kepada konsumen.
Penjual hanya akan memberikan informasi mengenai manfaat, kelemahan dan
kebaikan masing-masing produk yang ditawarkan. Penjaul atau pelayan yang
melayani konsumen dengan sikap menghargai bisa menggunakan cara persuasif,
yakni memperhatikan, menarik minat pelanggan, mendorongnya untuk membeli, dan
menyerahkan pengambilan keputusan akhirnya kepada pelanggan.
Prinsip-prinsip
yang harus diperhatikan oleh penjual dalam melakukan pendekatan persuasif
kepada pelanggan antara lain sebagai berikut:
1)
Mempelajari
terlebih dahulu kebutuhan, harapan, perasaan dan karakter pelanggan.
2)
Memberikan
perhatian kepada pelanggan dengan memakai tutur bahasa yang baik dan menarik.
3)
Mendengarkan
pendapat dari pelanggan dengan ramah dan dengan penuh perhatian, kemudian menjelaskan
manfaat produk yang menjadi perhatiannya.
4.
Perhatian
Etika
komunikasi berdasarkan perhatian ialah seluruh kegiatan pelayanan yang
dicurahkan pada masalah-masalah yang berkaitan dengan keinginan pelanggan (customer),
yaitu dengan memahami kebutuhan, mendengarkan, mengamati perilaku pelanggan dengan
sungguh-sungguh sehingga apa yang diharapkan oleh pelanggan (customer)
benar-benar mendapat perhatian.
Mendengarkan
ialah apa yang diharapkan dari para pelanggan (customer) dicatat lalu dikumpulkan, sesudah itu seluruh harapan
tersebut perlu ditindak lanjuti. Harapan-harapan pelanggan (customer) bila mendapatkan perhatian
khusus, sebenarnya merupakan aset yang besar bagi perusahaan.
5.
Mendengarkan
dan Memahami
Pentingnya
respon mendengarkan adalah syarat mutlak untuk berkomunikasi dalam kegiatan bisnis.
Tahapan yang efektif dalam mendengarkan serta memahami kebutuhan pelanggan antara
lain yaitu:
1)
Mendengarkan
dengan baik dan bersungguh-sungguh seluruh perkataan para pelanggan yang
berhubungan dengan kebutuhannya.
2)
Mencatat
secara cermat dan tepat tentang apa-apa yang dibutuhkan oleh para pelanggan
terhadap suatu barang dan jasa.
3)
Berusaha
memahami seluruh kebutuhan para pelanggan terhadap barang dan jasa.
4)
Menjelaskan
kembali kebutuhan pelanggan mengenai barang-barang dan jasa.
5)
Berusaha
untuk mewujudkan dan memenuhi kebutuhan para pelanggan atas barang dan jasa.
6.
Sopan
dan Rendah Hati
Aturan-aturan
tentang tatakrama pergaulan hidup selalu dihormati dan dipatuhi oleh bersama.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak berdiam diri namun sangat memerlukan
bantuan manusia lainnya. Oleh sebab itu, manusia harus menunjukan tingkah laku yang
baik, tolong menolong, sopan santun, hormat menghormati, tenggang rasa, satu
sama lainnya.
Masalah
sopan santun, tolong menolong, hormat menghormati, dan tatakrama pergaulan
tersebut merupakan etika pergaulan. Sebuah perusahaan besar akan hancur hanya
karena staff atau karyawannya bersifat arogan, tidak sopan dan kasar terhadap
pelanggan. Sekarang ini perusahaan besar ataupun kecil berusaha untuk
meningkatkan pelayanan yang lebih baik terhadap pelanggan. Oleh karena itu mereka
menitik beratkan pada cara-cara berbicara yang sopan, cara berpakaian, serta
bentuk-bentuk kesopanan lainnya.
Pelayanan
merupakan modal atau investasi, kalimat ini selalu ditanamkan pada setiap orang
yang terlibat dalam bisnis, maksudnya adalah pelayanan yang baik akan menciptakan
hubungan yang baik dengan para calon pelanggan maupun mitra bisnis, reputasi
penjual ataupun perusahaan akan naik dan selalu diingat oleh pelanggan. Hal
inilah yang nantinya akan menarik para pelanggan untuk selalu datang kembali
dan hal tersebut merupakan investasi.
Berkaitan
dengan hal itu, yang harus diperhatikan dalam menjaga kesopanan antara lain yaitu:
1)
Sopan
santun dalam berbicara, dan tutur kata kita tidak mnyinggung perasaan lawan
bicara.
2)
Berperilakulah
wajar.
3)
Tersenyumlah,
hindari menatap ataupun tersenyum sinis.
4)
Jangan
memuji diri.
5)
Berdandan
yang serasi dan tidak berlebihan.
6)
Berbusana
yang baik dan serasi.
7)
Mengangkat
citra diri kita sendiri.
Dengan
menjaga kesopanan dan berprilaku tidak sombong atau rendah hati secara baik,
maka keuntungan akan diperoleh diantaranya adalah perusahaan akan mendapatkan
nilai yang positif dari konsumen, hal ini sangat penting untuk mengangkat citra
perusahaan dimana kita bekerja. Memiliki sifat yang sopan dan rendah hati
merupakan salah satu kunci sukses dalam karir dan pergaulan, penerapan atau
kebiasaan yang baik bisa kita lakukan dalam pola kehidupan sehari-hari.
7.
Tindakan
Pelayanan Komunikatif
Adalah
tindakan Pelayanan yang diberikan oleh penjual (produsen) kepada pelanggan
dalam rangka meyakinkan, merayu, mempengaruhi dan memberikan suatu jaminan ke pada
calon pelanggan sehingga mereka menjadi tertarik untuk membeli ataupun
menggunakan barang atau jasa yang ditawarkan.
Posting Komentar untuk "7 Etika Dalam Berkomunikasi dengan Pelanggan"
Berkomentarlah sesuai topik pembahasan artikel, dan jangan ragu untuk menegur kami apabila ada kesalahan dalam artikel. Terima kasih.