7 PROSES KOMUNIKASI PEMASARAN
PROSES KOMUNIKASI PEMASARAN
Komunikasi yang dilakukan oleh pembeli dan penjual
adalah kegiatan yang membenatu dalam pengambilan keputusan dibidang pemasaran
dan mengarahkan pertukaran agar lebih memuaskan dengan cara menyadarkan seluruh
pihak untuk berbuat lebih baik.
Meskipun semua pihaknya terlibat dalam proses
komunikasi, namun selalu melakukan cara yang sama yang berawal dari
mendengarkan, bereaksi dan berbicara sampai terciptanya sebuah hubungan yang
saling memuaskan.
Dalam hal ini komunikator (tenaga penjual) harus
membuat beberapa keputusan penting antara lain yaitu:
a) Mengidentifikasi
pelanggan sasaran.
b) Menentukan
tanggapan yang dikehendaki.
c) Memilih
pesan.
d) Memilih
media.
e) Memilih
atribut sumber.
f) Mengumpulkan
umpan balik.
1.
Mengidentifikasi Audiens
Sasaran
Kegiatan pertama yang haruis dilaksanakan oleh
komunikator pemasaran atau tenaga penjual ialah mengidentifikasi pelanggan
sasaran yang jelas. Pelanggan/konsumen sasaran mungkin saja terdiri dari:
pemakai sekarang, pembeli potensial produk perusahaan saat ini, pengambilan
keputusan atau pemberi pengaruh. Pelanggan sasaran bisa berupa individu atau
perorangan, kelompok, masyarakat tertentu, ataupun masyarakat umum. Adanya
pelanggan sasaran akan mempengaruhi keputusan tenaga penjual tentang: apa yang
hendak dikatakan, serta bagaimana cara mengucapkannya dengan memperhatikan
perilaku pembelian konsumen yang bersangkutan.
Selain itu, tenaga penjual perlu untuk mengetahui
secara jelas dimana pelanggan sasaran berada, serta pada keadaan yang bagaimana
dibutuhkan untuk gerakan. Hal tersebut perlu dilakukan karena pelanggan sasaran
bisa saja berada dalam salah satu dari 6 (enam) keadaan kesiapan pembeli antara
lain yaitu:
a) Kesadaran
(Awareness).
b) Pengetahuan
(Knowledge).
c) Kegemaran
(Liking).
d) Preferensi
(Preference).
e) Keyakinan
(Conviction).
f) Pembelian
(Purchase).
2.
Memilih Pesan
Sesudah keputusan penting mengenai idetifikasi
pelanggan sasaran dilakukan, maka langkah kedua yang harus dilakukan adalah
memilih dan mengembangkan suatu pesan yang efektif. Keefektifan dan idealnya
pesan harus berpedoman pada model AIDA, antara lain yaitu:
a) Mendapatkan
perhatian (Atention).
b) Menumbuhkan
minat (Interest).
c) Merangsang
keinginan (Desire).
d) Memperoleh
tindakan (Action).
Proses perumusan pesan membutuhkan pemecahan tiga
masalah, yaitu sebagai berikut:
a) Apa
yang dikatakan (isi pesan).
b) Bagaimana
mengatakan pesan secara logis (struktur pesan).
c) Bagaimana
mengatakan pesan dengan tanda atau lambang (format pesan).
1)
Isi Pesan
Tenaga penjual atau pramuniaga harus menetapkan
suatu daya penarik ataupun tema yang akan menghasilkan tanggapan yang
diinginkan dari konsumen. Terdapat tiga jenis daya penarik yang bisa diarahkan,
antara lain yaitu:
a) Daya
penarik emosional (emotional appeals).
b) Daya
penarik rasional (rational appeals).
c) Daya
penarik moral (moral appeals).
2)
Strutur Pesan
Keefektifan pesan sebagaimana diuraikan sebelumnya,
juga sangat tergantung pada strukturnya. Dengan demikian terdapat tiga hal yang
harus diputuskan oleh tenaga penjual atau pramuniaga, antara lain yaitu:
a) Apakah harus
menyajikan sebuah argumen berisi satu atau berisi dua.
b) Apakah
harus menarik sebuah pendapat yang pasti atau membiarkannya pada pelanggan.
c) Apakah
harus menyajikan sebuah argumen yang paling kuat diawal mula atau terakhir
kalinya.
3)
Format Pesan
Tenaga penjualan atau pramuniaga harus mengembangkan
suatu format yang sangat meyakinkan untuk masing-masing media yang dituju. Agar
lebih menarik perhatian maka harus lebih cermat memilih tutur katanya, sifat
suara (irama dan artikulasi serta vokalisasi, kecepatan ucapan, berhenti dan
bersesah dan lain sebagainya).
3.
Memilih Media
Agar lebih efisien dan efektif dalam usaha untuk
mencapai tujuan yang diinginkan, tenaga penjual atau pramuniaga harus memilih
saluran komunikasi yang tepat. Umumnya terdapat dua jenis saluran komunikasi,
antara lain yaitu:
1)
Saluran Komunikasi Pribadi
Saluran komunikasi pribadi biasanya melibatkan dua
orang ataupun lebih yang berkomunikasi secara langsung dengan sesamanya.
Komunikasi tersebut dapat bersifat tatap muka, melalui media TV, melalui surat,
ataupun melalui telepon atas dasar korespondensi pribadi. Keefektifan dari saluran
komunikasi pribadi diacapai dengan atau melalui kesemapatan yang dipunyai untuk
berbicara dengan umpan balik pribadi.
Perusahaan bisa melakukan beberapa usaha untuk
mendorong pengaruh saluran pribadi demi tujuan perusahaan, antara lain sebagai
berikut:
a) Menciptakan
pemuka pendapat dengan cara memberikan produk dengan syarat-syarat yang memikat
kepada orang-orang tertentu.
b) Mengidentifikasi
perusahaan dan para individu yang berpengaruh dan mencurahkan usah ekstra pada
mereka.
c) Bekerja
sama dengan orang-orang yang berwibawa atau berpengaruh terhadap masyarakat.
d) Mengembangkan
iklan yang memiliki nilai tinggi.
e) Menggunakan
orang-orang yang berpengaruh dalam iklan memberikan pujian atau penghargaan.
2)
Saluran Komunikasi Non Pribadi
Saluran komunikasi non pribadi adalah media yang membawa
pesan tanpa kontak ataupun umpan balik pribadi. Yang termasuk dalam saluran
komunikasi non pribadi antara lain yaitu:
a) Media
massa dan media selektif, yaitu terdiri dari media cetak (majalah, surat kabar,
surat langsung), media elektronik (handphone, telepon, faximile).
b) Peristiwa
khas, yaitu kejadian yang dirancang untuk menyampaikan pesan tertentu ke pada
audiens sasaran.
c) Media
suasana, yaitu lingkungan yang dirancang untuk menciptakan ataupun menguatkan
kecederungan pembeli/konsumen untuk membeli ataupun mengkonsumsi produk.
Meskipun komunikasi pribadi seringkali lebih efektif
dibandingkan dengan kumunikasi massa, akan tetapi media massa adalah cara
terbaik untuk merangsang komunikasi pribadi. Komunikasi pribadi pada prinsipnya
bisa mempengaruhi sikap serta perilaku pribadi melalui suatu proses arus
komunikasi dua tahap. Arus komunikasi dua tahap ini mempunyai beberapa
implikasi, antara lain yaitu:
a) Para
komunikator massa akan lebih efisien jika mengarahkan pesannya secara khusus ke
pada pusat pengaruh lalu seterusnya pusat pengaruh meneruskannya kepada orang
lain.
b) Pengaruh
media massa atas pendapat publik ialah tidak langsung, kuat, serta otomatis
seperti diharapkan.
4.
Memilih Atribut Media
Tentu harus disadari bahwa dampak pesan atas audiens
(pelanggan) sangat dipengaruhi oleh bagaimana persepsi penerima terhadap
pengirim suatu pesan/informasi yang berasal dari sumber yang sangat terpercaya
ialah sangat persuasif. Terdapat tiga faktor yang mendasari kredibilitas sumber,
antara lain sebagai berikut:
a)
Kelayakan dipercaya, yaitu berkaitan dengan persepsi
orang tentang ke-objektifan dan kejujuran sumber.
b)
Keahlian, yaitu tingkat sejauh mana komunikator
tampak mempunyai wewenang yang dibutuhkan untuk mendukung suatu pernyataan.
c)
Kepesonaan, yaitu berkaitan dengan daya tarik sumber
terhadap audiens. Sifat seperti humor, terus terang, dan lugu akan mempertinggi
kepesonaan sumber.
5.
Mengumpulkan Umpan Balik
Pengumpulan umpan balik terhadap komunikasi sesudah
dilakukannya penyebaran pesan mutlak untuk dilakukan dengan meneliti pengaruh
pesan tersebut terhadap audiens sasaran. Dalam hal ini adalah, komunikator
(tenaga penjual) harus menanyakan kepada para audiens sasaran (pelanggan) apakah
mereka mengingat atau mengetahui pesan yang disampaikan, butir-butir apa saja
yang masih diingatnya, berapa kali mereka melihatnya, bagaimana perasaan mereka
terhadap pesan itu dan lain sebagainya. Komunikator harus dapat mengumpulkan
ukuran perilaku dari tanggapan audiens seperti misalnya berapa banyak orang
yang membeli produk, berapa banyak yang menggemarinya dan menceritakannya
kepada orang lain.
6.
Mengidentifikasi Target
Pendengar
Komunikator pemasaran harus mempunyai target
pendengar yang jelas. Pendengar (audience) bisa terdiri dari calon
pembeli potensial dari produk perusahaan, pemakai produk perusahaan, pengambil
keputusan ataupun pemberi pengaruh. Audience dapat terdiri dari individu/perorangan,
kelompok, maupun masyarakat umum atau khusus. Target audience ini akan sangat berpengaruh
terhadap keputusan yang diambil oleh komunikator tentang apa, kapan, bagaimana,
dimana, dan kepada siapa harus bicara.
Komunikator harus mengetahui juga karakteristik dari
audiencenya. Dengan melaksanakan audience analysis yang dikenal juga
dengan Image analysis yakni menilai image audience saat ini tentang perusahaan,
produknya serta para pesaingnya. Ini sangat penting karena sikap dan tindakan seseorang
terhadap suatu objek tergantung pada keyakinannya (belief) akan objek
tersebut. Image ialah kesatuan ide, keyakinan, dan kesan yang dipegang oleh seseorang
terhadap suatu objek.
7.
Tujuan yang Diharapkan
Respon akhir yang diinginkan oleh penjual dari
target audience tentunya adalah "membeli" dan "puas". Akan
tetapi tindakan membeli merupakan hasil akhir dari proses yang panjang dalam
pengambilan keputusan oleh konsumen. Komunikator pemasaran sangat perlu untuk
mengetahui bagaimana target audience bergerak didalam tahap-tahap menuju
kesiapannya untuk membeli. Pemasar mungkin saja ingin menempatkan sesuatu dalam
benak konsumen (cognitive), merubah sikap konsumen (affective) ataupun mendorong
konsumen untuk bertindak (behavioral).
Ada 4 (empat) model berbeda tentang tahap respon
konsumen, antara lain yakni "AIDA Model", "Innovation adoption
model", "Hierarchy of effects model", dan "Communication model". Sementara
yang paling sering dipakai yaitu "Hierarchy of effect model" (learn-feel-do),
yang terdiri dari tahap-tahap yang adalah tujuan bertahap dari komunikasi,
antara lain sebagai berikut:
a) Awareness
Apabila sebagian besar dari target audience belum
sadar akan adanya objek, maka tugas komunikator ialah membangun kesadaran dalam
diri konsumen akan keberadaan produk, mungkin bisa dilakukan dengan pengenalan nama
dan sebagainya.
b) Knowledge
Sesudah audience sadar akan keberadaan produk, bisa
saja mungkin mereka tidak memiliki pengetahuan yang lebih akan produk, sehingga
tugas komunikator adalah harus memberikan pengetahuan akan produk yang
bersangkutan kepada konsumen.
c) Liking
Ketika konsumen telah mengetahui mengenai produk
tersebut, lalu bagaiman dengan perasaan mereka? Dalam hal ini komunikator
pemasaran harus berusaha supaya konsumen menyukai produk tersebut. Apabila konsumen
terlihat tidak menyukai produk tersebut, maka pemasar harus tahu kenapa dan
berusaha untuk memperbaiki dan mengkomunikasikannya lagi.
d) Preference
Konsumen mungkin saja menyukai produk tersebut akan
tapi tidak lebih dari produk lain, sehingga dalam hal ini pemasar harus berusaha
untuk membangkitkan preferensi konsumen akan produk yang ditawarkan tersebut.
Pemasar akan mempromosikan kualitas produk, performance, value, dan karakter
lain.
e) Conviction
Konsumen mungkin saja telah lebih menyukai produk
yang ditawarkan akan tapi tidak membangun keyakinan untuk membeli produk tersebut.
Oleh sebab itu tugas pemasar ialah berusaha untuk membangun keyakinan konsumen
untuk melakukan tindakan yang terbaik, yakni membeli.
f) Purchase
Terakhir, sebagian dari konsumen mungkin saja
mempunyai keyakinan akan tetapi belum juga membeli produk tersebut. Mungkin
mereka menunggu sebuah informasi tambahan atau bisa jadi masih merencanakan
tindakan selanjutnya. Dalam hal ini pemasar harus mendorong konsumen untuk melakukan
langkah akhirnya dengan cara menawarkan produk dengan harga yang lebih rendah, atau
dengan menawarkan hadiah.
Posting Komentar untuk "7 PROSES KOMUNIKASI PEMASARAN"
Berkomentarlah sesuai topik pembahasan artikel, dan jangan ragu untuk menegur kami apabila ada kesalahan dalam artikel. Terima kasih.