Gaya Kepemimpinan dalam Manajemen
Gaya Kepemimpinan dalam Manajemen
Gaya
kepemimpinan (leadership style) berhubungan dengan interaksi antara sang
pemimpin dengan orang lain. Pendekatan serta perilaku dipakai oleh seorang
manajer untuk mempengaruhi seseorang akan menunjukkan gaya kepemimpinan dari
manajer tersebut. Gaya kepimpinan ini dipengaruhi oleh tiga hal, yakni motivasi,
pilihan atas gaya pembuatan keputusan, serta perhatian pada lingkungan kerja
apakah pada orang atau pada tugas.
A. Motivasi Positif atau Negatif
Pemimpin
bisa mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan dengan cara melalui
pendekatan motivasi. Menurut Davis dan Newtom (1989), motivasi ini bisa berupa
penghargaan ataupun hukuman, tergantung dari gaya para manajer itu sendiri. Berikut
ini merupakan bentangan motivasi, yang terdiri atas motivasi positif dan
negatif.
B. Gaya Pembuatan Keputusan
Gaya
kepemimpinan seorang manajer bisa dibedakan menjadi 3 (tiga) kategori, yakni
gaya otokratis, gaya partisipatif, dan gaya bebas kekang atau bebas terkendali.
1) Gaya Otokratis
Gaya
otokratis yakni seorang manajer akan bersifat atau bergaya otokratis dan tidak akan
membagikan wewenang pembuatan keputusan kepada para bawahannya. Ia akan membuat
sebuah keputusan lalu kemudian mengumumkannya. Manajer bergaya otokratis
mungkin akan meminta gagasan dan umpan balik dari para bawahannya tentang
keputusan yang dibuatnya, akan tapi masukan tersebut tidak akan mengubah
keputusannya. Oleh sebab itu, pendekatan otokratis ini disebut dengan pendekatan
SAYA atau I.
2) Gaya Partisipatif
Seorang
manajer yang bergaya partisipatif akan berbagi wewenangnya untuk membuat sebuah
keputusan kepada para bawahannya. Tingkat pembagian bersama ini berkisar dari
penyajian keputusan bersama oleh manajer yang bersifat masih bisa berubah
sehingga membiarkan kelompok ataupun bawahan untuk dapat berpartisipasi dalam
membuat sebuah keputusan. Terkadang disebut juga sebagai pendekatan “KITA” atau
“WE”. Manajemen partisipatif akan melibatkan orang lain serta membolehkan
mereka untuk mengemukaan pendapat, bakat, serta pengalaman unik atas isu-isu
yang berpengaruh tertahdap manajer dan pembuat sebuah keputusan.
3) Gaya Bebas Terkendali
Gaya
bebas terkendali ini sering disebut dengan pendekatan “MEREKA” atau THEY atau
gaya penonton. Gaya bebas terkendali memberdayakan individu maupun kelompok
untuk menjalankan tugas dan kemauan mereka, tanpa ada keterlibatan dari manajer
secara langsung. Gaya bebas terkendali sangat mengandalkan pada pendelegasian wewenang
serta bekerja sangat baik apabila mempunyai kekuatan keahlian, para peserta
mempunyai dan tahu bagaimana mengguanakan peralatan serta teknik yang diperlukan
untuk tugas-tugas mereka.
C. Berorientasi pada Tugas atau Orang
Pemimpin
yang berorientasi kepada orang akan mempunyai acuan utama bagaimana membina
hubungan dengan para karyawan. Sementara yang berorientasi pada tugas akan lebih
menekankan pada rencana, metode, teknologi, dan program, batas waktu, sasaran,
serta dikerjakaannya sebuah pekerjaan. Seorang manajer yang berorientasi kepada
tugas secara khas memakai gaya kepemimpinan otokratis serta mengeluarkan
pedoman dan instruksi untuk para karyawannya.
Sedangkan
seorang manajer yang berorientasi pada karyawan atau orang akan lebih menghargai
karyawan serta memeperhatikan kepentingan dan kebutuhan para karyawannya.
Menajar akan memperlakukan para karyawannya sebagai aset berharga serta
menghargai pendapat-pendapat mereka. Membangun kerja sama tim, saling percaya,
dan hubungan yang positif merupakan kegiatan yang sangat penting bagi seorang pemimpin
yang berorientasi kepada orang sehingga kepuasan kerjanya akan meningkat.
D. Memotivasi
Motivasi
adalah “kondisi didalam (diri) yang mengakibatkan seseorang bertingkah laku
tertentu yang memastikan terlaksananya sebuah tujuan tertentu.” Motivasi
merupakan suatu hal yang sangat sentral didalam sebuah manajemen karena menerangkan
mengapa orang bertingkah laku tertentu pada saat bekerja di dalam suatu
organisasi.
Motivasi
bisa berasal dari sumber-sumber intrinsik maupun ekstrinsik. Yang dimaksud
motivasi intrinsik ialah perilaku yang dilakukan untuk kepentingan sendiri.
Sumber motivasi tersebut yang mendorong perilaku, dan motivasi datang dari
pengerjaan tugas itu sendiri. Ada banyak manajer yang termotivasi secara
intrinsik, mereka memperoleh kepuasan dan prestasi dari dedikasinya membantu organisasi
dalam mencapai tujuan serta memperoleh keunggulan daya saing. Tugas yang
menarik dan menantang bisa memicu motivasi.
Sedangkan
yang dimaksud dengan perilaku ekstrinsik ialah perilaku yang ditunjukkan untuk memperoleh
ganjaran materil maupun social atau untuk menghindari sebuah hukuman. Sumber motivasinya
ialah konsekuensi dari perilaku, bukannya dari perilaku itu sendiri. Contoh ialah
seorang pengacara yang termotivasi untuk menerima gaji tinggi serta status yang
melekat pada jabatan tersebut.
Terlepas
dari motivasi ekstrinsik dan intrinsik, mereka tergabung serta termotivasi
untuk bekerja pada organisasi untuk memperoleh hasil (outcome) tertentu.
Hasil merupakan sesuatu yang didapatkan dari sebuah pekerjaan ataupun organisasi.
Beberapa contoh dari hasil diantaranya yaitu tanggung jawab, rasa puas, serta kesenangan
memperoleh pekerjaan yang asyik dan menyenangkan sehingga mampu membangkitkan
motivasi intrinsik. Lalu kemudian ada hasil seperti gaji yang memadai, tunjangan,
keamanan pekerjaan, serta waktu berlibur yang akan menambah motivasi ektrinsik
karyawan.
Posting Komentar untuk "Gaya Kepemimpinan dalam Manajemen"
Berkomentarlah sesuai topik pembahasan artikel, dan jangan ragu untuk menegur kami apabila ada kesalahan dalam artikel. Terima kasih.