Pengertian Manajemen Proyek dan Tahapan dalam Manajemen Proyek
Pengertian Manajemen Proyek dan Tahapan dalam Manajemen Proyek
Seperti yang telah disinggung
dalam artikel sebelumnya bahwa aspek manajemen sangat penting artinya bagi
setiap jenis usaha. Aspek manajemen berfungsi untuk aktivitas-aktivitas
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, serta pengendalian yang juga
dikenal dengan singkatan POAC dengan tidak memandang jenis, tujuan, dan
rumitnya aktivitas tersebut.
Studi aspek manajemen
terhadap sebuah proyek disebabkan karena dua hal. Yaitu Pertama: pada
saat pembangunan suatu proyek dibutuhkan perencanaan yang matang agar tujuan
yang diinginkan dapat tercapai. Dan Kedua: pada saat bisnis dioperasionalkan
secara rutin dibutuhkan kaidah ataupun prinsip dalam pengelolaannya.
Sampai dengan sekarang,
masih banyak proyek yang gagal dibangun serta dioperasionalkan bukan dikarenakan
oleh aspek lain, melainkan lemahnya aspek manajemen sehingga tidak mempunyai
panduan lengkap untuk dijadikan referensi (pedoman) dalam membuat rancangan
desain proyek.
Dalam istilah ekonomi,
proyek adalah suatu kegiatan yang menggunakan modal ataupun faktor produksi
untuk memproduksi aset yang diharapkan memperoleh kemanfaatan setelah jangka
waktu tertentu. Dengan proyek ini, manusia akan meningkatkan taraf
kesejahteraannya menuju taraf yang lebih baik.
“A project is an investment activity, where we expend capital resource to create a producing assets from which we can expect to realize benefits over an extended period of time, or the whole complex of activities in valued in using resources to gain benefits, is a project”. (J. Price Gittinger, 1972:1).
Sementara itu dalam perspektif
bisnis pengertian proyek adalah rangkaian kegiatan sekali saja yang
mempunyai satu titik awal dan titik akhir yang tegas dalam waktu. Sehingga
dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa Manajemen Proyek adalah pekerjaan
untuk membuat kegiatan-kegiatan yang direncanakan bisa dilaksanakan secara
tepat waktu, didalam kerangka anggaran dan sesuai dengan perincian.
Sekarang ini manajemen
proyek menjadi begitu populer karena pendekatan yang ada didalam menajemen
proyek sangat cocok bagi lingkungan dinamis dan memerlukan fleksibilitas serta
respon yang tanggap. Metode-metode didalam manajemen proyek bisa membantu dalam
menetapkan sasaran-sasaran yang akan dicapai dan menggarisbawahi kegiatan-kegiatan
yang harus dilaksanakan.
A. Tahap Perencanaan Proyek
Jika dilaksanakan proyek
pembukaan usaha baru ataupun pengembangan bisnis dengan metode baru maka akan
membutuhkan sumber daya baik itu biaya, waktu, materi, dan sebagainya yang bersifat
sangat terbatas untuk memperoleh hasil atau keuntungan seoptimal mungkin.
Untuk dapat mencapai pola
efektif dan efesien tersebut maka sebelum mengambil sebuah keputusan apakah
proyek tersebut feasible atau tidak perlu perencanaan yang matang dimana
dilaksanakan perhitungan-perhitungan yang didasarkan pada perbandingan (ratio)
antara manfaat (benefit) yang akan didapatkan dengan biaya-biaya
yang harus dikeluarkan (costs) selama kegiatan proyek tersebut
berlangsung. Dalam hal ini terdapat beberapa alasan yang menekankan betapa
pentingnya perencanaan proyek, antara lain yaitu:
1) Penerjemah
Kebijakan Umum
Kebijakan umum perusahaan
ini ditentukan oleh manajemen tingkat atas (top level management) yang
lebih fokus dalam menetapkan visi, misi, serta strategi perusahaan dalam
mencapai tujuan perusahaan baik itu untuk jangka pendek, menengah, maupun
jangka panjang. Dengan adanya perencanaan ini, diharapkan ada suatu pengarahan
kegiatan yang berupa pedoman bagi pelaksanaan kegaitan-kegiatan yang ditujukan pada
pencapaian tujuan.
2) Berupa
Perkiraan yang Bersifat Ramalan
Perencanaan dilaksanakan
dengan melakukan suatu perkiraan (forecasting) terhadap hal-hal yang
berkaitan dalam masa pelaksanaan yang akan dilalui. Perkiraan dilaksanakan
tentang potensi-potensi dan prospek perkembangan proyek serta juga hambatan dan
resiko yang mungkin akan dihadapi. Melalui perencanaan yang baik maka ketidakpastian
bisa dikurangi atau dibatasi sebanyak mungkin.
3) Berfungsi
Ekonomi
Jika sumber daya yang
tersedia sangat terbatas, maka dibutuhkan perencanaan yang baik agar sumber
daya bisa dialokasikan secara optimal sesuai dengan kebutuhan. Perencanaan ini memberikan
kesempatan untuk memilih berbagai alternatif mengenai cara yang terbaik (the
best alternative) ataupun kesempatan untuk memilih kombinasi cara yang
terbaik (the best combination).
4) Memastikan
Suatu Kegiatan
Dalam perencanaan suatu
aktivitas, diperlukan prosedur pelaksanaan aktivitas yang berisikan hak dan
kewajiban, tugas dan tanggung jawab, serta wewenang pelaksana kerja agar tujuan
yang diinginkan bisa tercapai. Hal tersebut dibutuhkan agar setiap orang yang ditunjuk
sebagai pelaksana kerja mempunyai kepastian karena prosedur kerjanya sudah
jelas dan terstruktur.
5) Alat
Koordinasi
Berkenaan dengan adanya
kepastian suatu kegiatan, maka hal tersebut memudahkan untuk melaksanakan
koordinasi bagi setiap pengemban tugas yang berupa kapan tugas akan dilakukan
dan bagaimana proses pengerjaannya. Kesatuan kerja sangat dibutuhkan agar
tujuan perusahaan bisa diwujudkan.
6) Sarana
Pengawasan
Rencana kerja bisa
dijadikan tolak ukur untuk mengetahui tingkat keberhasilan suatu perencanaan
yang sudah direalisasikan. Oleh karena itu pengawasan dilaksanakan untuk
mengukur apakah suatu kegiatan yang direncanakan tersebut sudah terlaksana atau
belum sehingga dibutuhkan tindakan penegasan.
Dari alasan-alasan di
atas sangat jelas bahwa sebelum merealisasikan sebuah bisnis besar dibutuhkan
sebuah perencanaan yang baik khususnya bagi negara berkembang (developing
country) seperti halnya Indonesia dimana negara kita kekurangan modal atau investasi,
kekurangan tenaga ahli, tingkat pendapatan yang rendah dan tingkat teknologi
yang juga masih rendah. Pada gambar dibawah terdapat tujuh tahapan proses yang
harus dilaksanakan dalam merencanakan sebuah proyek.
Pada tahap pertama terlebih
dahulu ditentukan sasaran yang ingin dicapai (setting up the objectives) yang
bisa dilakukan dengan proses brainstorming. Langkah pertama ini perlu
dicapai karena pengelola proyek ataupun manajer proyek serta seluruh anggota
tim harus mengetahui apa yang hendak diharapkan.
Lalu kemudian dilanjutkan
pada tahap identifikasi kegiatan dan sumber daya, yaitu mengumpulkan data-data tentang
kegiatan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan,
jumlah tenaga kerja yang diperlukan, dan bahan-bahan apa saja yang dipergunakan
untuk menyelesaikan proyek tersebut.
Setelah seluruh kegiatan diidentifikasi
maka perlu dilaksanakan pengurutan kegiatan agar tidak terjadi overlapping dimana
kegiatan-kegiatan apa saja yang harus lebih dulu diselesaikan sebelum
kegiatan-kegiatan yang lain dimulai ataupun bisa jadi terdapat kegiatan yang bisa
dilakukan secara bersamaan. Untuk mengurutkan kegiatan ini sebaiknya menggunakan
diagram alur atau flowchart. Setelah diurutkan maka setiap
kegiatan tersebut harus diperkirakan waktu penyelesaiannya yang optimal
sehingga akan didapatkan penjadwalan proyek secara keseluruhan serta tanggal
penyelesaian proyek secara tepat dan akurat.
Jika kegiatan-kegiatan
tersebut berbeda dengan sasaran yang diinginkan maka perlu dilaksanakan
penyesuaian. Seperti misalnya waktu penyelesaian proyek ternyata lebih lama
dari yang diinginkan maka mungkin bisa dilakukan penyesuaian terhadap alokasi
sumber daya yang menangani kegiatan kritis tersebut sehingga bisa diselesaikan
dengan lebih singkat. Untuk mengetahui tentang teknik penjadwalan kegiatan
proyek akan dibahas secara ringkas mengenai metode penjadwalan dan jaringan
kerja yaitu bagan Gantt dan CPM.
B. Tahap Evaluasi Rencana Proyek
Pada tahap evaluasi
rencana proyek dilakukan studi kelayakan terhadap proyek yang bersangkutan untuk
mengetahui apakah proyek tersebut akan memberikan manfaat yang signifikan jika
nantinya direalisasikan. Studi kelayakan bisa dibagi minimal dalam tiga aspek, yakni
aspek pasar (market analysis), aspek teknis (technical analysis) dan
aspek finansial (financial analysis). Pada gambar dibawah bisa dilihat
tahapan evaluasi proyek secara sistematis.
1. Analisis
Pasar
Feasibility study yang
dilaksanakan pertama kali ialah meninjau kelayakan proyek dari segi pasar. Akan
tetapi tidak semua proyek harus melaksanakan market analysis, hal ini
karena bagi proyek yang pemasarannya sudah pasti tidak perlu meninjau kembali
segmen pasarnya. Analisis pasar ini diperuntukkan bagi proyek dalam
pengembangan bisnis baru yang belum mempunyai gambaran mengenai pasarnya.
Jika didapat hasil
peninjauan pasar yang menunjukkan keragu-raguan dalam pemasarannya maka ada baiknya
implementasi proyek sebaiknya ditolak ataupun bisa ditangguhkan. Namun apabila
hasil analisis menunjukkan feasible maka data-data tersebut dijadikan
dasar didalam menentukan aspek berikutnya yakni analisis aspek teknis proyek.
2. Analisis
Teknis
Analisis teknis ini diperuntukkan
untuk menjawab apakah suatu proyek layak dari sisi teknis pelaksanaannya atau
tidak. Informasi tentang data yang dibutuhkan dalam analisa teknis terdiri dari
beberapa hal berikut:
1)
Informasi Produk (Product
Information)
a)
Tingkatan kualitas produk
b)
Desain produk dan
spesifikasinya
c)
Kebutuhan pelayanan
terhadap produk (Service requirement)
2)
Informasi Pasar (Market
Information)
a)
Perkiraan penjualan (sales
forecasting)
b)
Lokasi konsumen
c)
Cara penyampaian
pelayanan ke konsumen (delivery servicerequirements)
3)
Informasi material (Material
Information)
a)
Pengadaan material (availability)
b)
Spesifikasi material (spesifications)
c)
Tempat pelayanan (Service
locations)
d)
Waktu penyerahan (delivery
lead time)
4)
Analisa Lainnya
a)
Kemampuan dalam pengadaan
tenaga kerja (labour availability)
b)
Kemampuan dalam pengadaan
modal (capital availability)
Jika menurut analisa
teknis proyek tersebut layak maka dilanjutkan pada tahap analisis selanjutnya
yakni analisis finansial atau analisis ekonomis.
3. Analisis
Finansial
Analisis finansial hanya
didasarkan pada perhitungan:
1)
Net Present Value (NPV)
2)
Benefit Cost Ratio (BCR)
3)
Internal Rate of Return
(IRR)
C. Tahap Pelaksanaan Proyek
Kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan pada tahap ini ialah:
1)
Negoisasi dengan Lembaga
Keuangan / Perbankan, kontraktor serta supplier baik di dalam negeri maupun di
luar negeri
2)
Penandatanganan
kontrak-kontrak atau perjanjian antara kedua belah pihak
3)
Engineering design
4)
Pelaksanaan pembangunan
proyek (construction works)
D. Tahap Pengawasan Proyek
Setelah proyek dilaksanakan
maka sepatutnya dilaksanakan juga proses monitoring untuk melihat performansi
proyek sehingga akan memberikan feedback bagi pelaksana proyek jikalau
terdapat kendala ataupun hambatan dalam pelaksanaan proyek tersebut. Nantinya feedback
yang diberikan bisa dijadikan inputan pada tahap evaluasi proyek selanjutnya
yakni tahap evaluasi sesudah proyek berjalan, sehingga bisa dilaksanakan
langkah-langkah konkrit dalam pengelolaan proyek selanjutnya.
Agar pelaskasanaan proyek
bisa diselesaikan secara tepat waktu sehingga tidak menghabiskan banyak sumber
daya, maka sebelum pekerjaan ataupun kegiatan dilaksanakan ada baiknya
dipersiapkan rencana jaringan kerja (Network planning) yakni bagan Gantt
atau CPM dan PERT. Dengan network planning ini diharapkan nantinya akan
mempermudah proses pengawasan dan contolling pekerjaan.
Posting Komentar untuk "Pengertian Manajemen Proyek dan Tahapan dalam Manajemen Proyek"
Berkomentarlah sesuai topik pembahasan artikel, dan jangan ragu untuk menegur kami apabila ada kesalahan dalam artikel. Terima kasih.