Jenis-Jenis Inflasi Berdasarkan Sifatnya, Penyebabnya, dan Asalnya
Jenis-Jenis Inflasi
Apa saja jenis-jenis inflasi? Inflasi adalah suatu keadaan dimana adanya kecenderungan kenaikan harga barang dan jasa secara umum yang berlangsung secara terus-menerus (kontinu) akibat tidak seimbangnya arus barang dan arus uang dalam suatu perekonomian. Dalam pengertian tersebut yang dimaksud dengan harga (price) merupakan harga dari semua kebutuhan masyarakat, sedangkan secara terus-menerus berarti kenaikan semua harga barang tersebut bukan hanya satu kali saja naik, tetapi berulang-ulang.
Kenaikan pada harga barang dan jasa biasanya terjadi jika permintaan sangat banyak tetapi berbanding terbalik dengan penawaran atau persediaan barang dan jasa di pasar yang tetap atau turun. Dengan demikian, istilah inflasi hanya dipakai ketika kenaikan tingkat harga yang berlangsung secara terus-menerus atau berkepanjangan.
Kenaikan harga barang yang berlangsung sekaligus seperti kenaikan harga beberapa barang pokok pada saat akan memasuki hari raya tertentu tidak dapat dikatakan inflasi karena tidak mempunyai pengaruh lebih lanjut. Namun kenaikan tersebut hanya disebut sebagai kenaikan tingkat harga.
Baca juga dua artikel terkait berikut:
Lebih lanjut
dalam hal ini kembali ke pertanyaan awal, apa saja jenis-jenis inflasi? Jenis-jenis
inflasi dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu jenis inflasi berdasarkan
sifatnya, inflasi berdasarkan penyebabnya, dan inflasi berdasarkan asalnya.
Untuk lebih jelasnya, mengenai jenis-jenis inflasi tersebut, simak uraian
berikut:
Inflasi Berdasarkan Sifatnya
Berdasarkan
sifatnya, inflasi terbagi menjadi empat jenis inflasi utama, yaitu inflasi
rendah, inflasi menengah, inflasi berat, dan inflasi sangat tinggi.
1) Inflasi Rendah (Creeping Inflation)
Inflasi
rendah adalah inflasi yang mempunyai nilai yang besarnya kurang dari 10% per
tahun. Inflasi ini sebenarnya dibutuhkan dalam ekonomi karena akan mendorong
produsen untuk memproduksi barang dan jasa lebih banyak.
2)
Inflasi Menengah (Galloping Inflation)
Inflasi
menengah merupakan inflasi yang besarnya antara 10–30% per tahun. Inflasi
menengah biasanya ditandai oleh naiknya harga barang dengan cepat dan relatif
besar. Angka inflasi pada kondisi seperti ini biasanya disebut sebagai inflasi
2 digit, misalnya 15%, 20%, dan 30%.
3)
Inflasi Berat (High Inflation)
Inflasi
berat adalah inflasi yang besarnya antara 30–100% per tahun. Inflasi ini pernah
terjadi di Indonesia pada pertengahan tahun 1960 yang tingkat inflasinya
mencapai 600%, dan sangat berdampak pada perekonomian masyarakat.
4)
Inflasi Sangat Tinggi (Hyperinflation)
Inflasi
sangat tinggi merupakan inflasi yang ditandai oleh naiknya harga barang secara
drastis hingga mencapai 4 digit (di atas 100%). Dalam kondisi seperti ini,
masyarakat tidak ingin lagi menyimpan uang, karena nilainya yang turun derastis
sehingga lebih baik ditukarkan dengan barang.
Inflasi Berdasarkan Penyebabnya
Berdasarkan Penyebebnya Inflasi terbagi menjadi tiga jenis, yaitu inflasi yang disebabkan tarikan permintaan,
inflasi karena desakan biaya dan inflasi campuran. Antara lain sebagai berikut:
1)
Tarikan Permintaan (Demand Pull Inflation)
Inflasi
tarikan permintaan berlangsung akibat pengaruh permintaan yang besar yang tidak
diiringi dengan peningkatan jumlah
penawaran produksi barang. Akibatnya hukum permintaan akan berlaku disini, jika
permintaan terhadap barang banyak sementara penawaran barang tersebut tetap,
harga akan mengalami kenaikan. Jika hal tersebut berlangsung terus-menerus, hal
tersebut akan mengakibatkan inflasi yang berkepanjangan. Oleh karenanya, untuk
mengatasi masalah tersebut diperlukan adanya peningkatan kapasitas produksi.
2)
Desakan Biaya (Cost Push Inflation)
Inflasi
karena desakan biaya terjadi karena kenaikan biaya produksi yang diakibatkan
oleh kenaikan biaya input produksi (faktor produksi). Akibatnya produsen akan
menaikan harga produk dengan jumlah penawaran yang sama atau dengan menaikan
harga produk dengan penurunan jumlah produksi.
3)
Inflasi Campuran (Bottle Neck Inflation)
Inflasi campuran
diakibatkan oleh faktor penawaran atau faktor permintaan. Jika diakibatkan
faktor penawaran, persoalannya adalah kapasitas yang ada sudah terpakai tetapi
permintaan masih banyak sehingga menimbulkan inflasi. Sementara inflasi yang
diakibatkan oleh faktor permintaan dikarnakan adanya likuiditas yang banyak,
baik itu berasal dari sisi keuangan atau akibat tingginya ekspektasi terhadap
permintaan baru.
Inflasi Berdasarkan Asalnya
Bardasarkan asalnya,
Inflasi terbagi menjadi dua jenis inflasi, yaitu inflasi yang berasal dari
dalam negeri dan inflasi yang berasal dari luar negeri. Apa itu? antara lain sebagai
berikut:
1)
Domestic
Inflation (Inflasi yang Berasal dari Dalam Negeri)
Inflasi
domestik cenderung timbul karena terjadinya defisit dalam belanja dan
pembiayaan negara yang dapat dilihat pada anggaran belanja negara. Untuk
mengatasinya inflasi ini, biasanya pemerintah akan melakukan kebijakan dengan
mencetak uang baru.
2)
Imported
Inflation (Inflasi yang Berasal dari Luar Negeri)
Inflasi ini
diakibatkan karena negara-negara yang menjadi mitra dagang negara mengalami
inflasi yang tinggi. Inflasi mendorong kenaikan harga-harga di negara mitra
dagang utama yang disebabkan karena melemahnya nilai tukar yang secara langsung
ataupun tidak langsung akan mengakibatkan
kenaikan biaya produksi di dalam negeri. Kenaikan biaya produksi
tersebut biasanya akan disertai dengan kenaikan harga barang.
Posting Komentar untuk "Jenis-Jenis Inflasi Berdasarkan Sifatnya, Penyebabnya, dan Asalnya"
Berkomentarlah sesuai topik pembahasan artikel, dan jangan ragu untuk menegur kami apabila ada kesalahan dalam artikel. Terima kasih.