Pengertian dan Metode Perhitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Pengertian dan Metode Perhitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator ekonomi makro
yang digunakan untuk mengevaluasi seluruh hasil pembangunan di suatu daerah
dalam lingkup kota dan kabupaten. Produk Domestik Ragional Bruto (PDRB) adalah
jumlah nilai tambah atau jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan
oleh seluruh unit-unit produksi dalam suatu daerah pada satu tahun tertentu.
PDRB
dihitung berdasarkan atas harga konstan dan harga yang berlaku. PDRB atas harga
yang berlaku menunjukan seluruh nilai tambah barang dan jasa yang dihitung
menggunakan harga yang berlaku pada tahun tersebut, lain lagi dengan PDRB atas
harga konstan yang menunjukan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung
memakai harga pada tahun dasar yang di Indonesia sendiri ditetapkan tahun 1993.
PDRB
merupakan total pendapatan yang berasal dari suatu daerah tertentu. Akan
tetapi, pendapatan yang dimaksud bukan seluruh pendapatan dari penduduk atau
pemilik dari faktor produksi yang tinggal di daerah tertentu tersebut karena
ada sebagian pendapatan yang diterima oleh penduduk daerah lain, misalnya
perusahaan yang modalnya berasal dan dimiliki oleh orang luar daerah tersebut,
maka keuntungan perusahaan itu sebagian akan menjadi milik orang luar daerah
tersebut. Dan sebaliknya jika ada penduduk daerah tersebut yang berinvestasi di
luar daerah, maka sebagian keuntungan dari luar daerah tersebut menjadi milik
penduduk daerah penanam modal.
A. Metode
Perhitungan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
Perhitungan
PDRB suatu daerah secara umum dapat dilakukan dengan mengunakan dua metode,
yakni metode langsung dan metode tidak langsung. Metode langsung adalah metode
perhitungan PDRB dengan cara langsung menghitung nilai tambah pada
masing-masing komponen penyusunan PDRB berdasarkan data yang bersumber dari
daerah dimana dilakukan perhitungan. Metode langsung akan menggambarkan
karekteristik sosial ekonomi setiap daerah yang dihitung.
Perhitungan
dengan metode langsung ini dilakukan dengan menggunakan tiga pendekatan,
diantaranya pendekatan produksi, pendapatan dan pengeluaran.
1) Pendekatan
Produksi
Perhitungan
PDRB melalui pendekatan produksi dilakukan dengan cara menghitung nilai tambah
barang dan jasa yang berhasil diciptakan oleh masing-masing pelaku ekonomi yang
ada pada suatu wilayah yang kemudian menjumlahkannya. Dalam pendekatan ini
seluruh kegiatan ekonomi dikelompokan ke dalam sembilan sektor dan selanjutnya
sektor-sektor tersebut dipecah lagi ke dalam beberapa subsektor. Sembilan
sektor tersebut adalah sebagai berikut:
a)
Pertambangan
dan Penggalian.
b)
Pertanian.
c)
Industri
Pengolahan.
d)
Bangunan.
e)
Listrik,
Gas, dan Air Bersih.
f)
Perdagangan,
Hotel, dan Restoran.
g)
Jasa
Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan.
h)
Pengangkutan
dan Komunikasi.
i)
Jasa-jasa.
2) Pendekatan
Pendapatan
Perhitungan
PDRB dengan pendekatan pendapatan dilakukan dengan cara menghitung semua balas
jasa yang diperoleh oleh masing-masing faktor produksi, yaitu berupa upah,
gaji, surplus usaha serta ditambah dengan unsur penyusutan dan pajak tidak
langsung neto. Namun bagi sektor pemerintah dan usaha yang sifatnya tidak
mencari keuntungan, surplus usaha tidak diperhitungkan atau nilainya nol.
Surplus usaha antara lain mencakup bunga atas modal, sewa tanah dan laba.
3) Pendekatan
Pengeluaran
Perhitungan
PDRB dengan pendekatan pengeluaran bertitik tolak pada penggunaan akhir barang
dan jasa yang mencakup wilayah kabupatan atau kota. Jadi PDRB dihitung
berdasarkan komponen pengeluaran akhir yang menggunakan atau mengkonsumsi nilai
tambah tersebut.
B. Metode
Perhitungan PDRB Atas Dasar Harga Konstan
Data
perkembangan PDRB disajikan atas dasar harga berlaku dari tahun ke tahun yang
menggambarkan perkembangan yang diakibatkan oleh adanya perubahan pada volume
produksi barang dan jasa yang dihasilkan serta perubahan tingkat harga barang
dan jasa tersebut dari tahun ke tahun. Oleh sebab itu agar dapat mengukur
perubahan volume produksi serta perkembangan produktivitas secara nyata, faktor
pengaruh perubahan harga perlu dihilangkan dengan cara menghitung PDRB atas
dasar harga konstan yang dilakukan dengan membandingkan output pada tahun
berjalan dengan indeks harga.
Dalam
aplikasinya perhitungan atas dasar harga konstan berguna untuk perencanaan
ekonomi secara keseluruhan maupun sektoral. PDRB lapangan usaha atas dasar
harga konstan jika dikaitkan dengan data mengenai tenaga kerja serta modal
barang yang dipakai dalam proses produksi dapat memberikan gambaran yang jelas
mengenai tingkat produktivitas dan kapasitas produksi dari masing-masing sektor
atau subsektor dari tahun ke tahun.
Produk
riil per kapita umumnya juga dipakai sebagai indikator untuk menunjukan
perubahan tingkat kemakmuran ekonomi suatu daerah tiap tahun dan dapat juga
menunjukan volume produksi pada tahun berjalan yang dinilai atas dasar harga
pada tahun dasar. Dari segi metode statistik, nilai tambah atas dasar harga
konstan didapat melalui beberapa metode, yakni sebagai berikut:
1) Revaluasi
Metode
revaluasi dilakukan dengan mengalikan volume produksi barang dan jasa yang
dihasilkan pada tahun yang sedang berjalan dengan harga barang dan jasa
tersebut pada tahun dasar.
2) Ekstrapolasi
Metode
ini dilakukan dengan membagi nilai produksi pada tahun yang sedang berjalan
dengan suatu indeks volume dan dikalikan 100. Indeks volume yang digunakan
tersebut sebagai ekstrapolator dapat berupa indeks dari masing-masing unit
produksi seperti misalnya tenaga kerja, produk yang dihasilkan, jumlah perusahaan dan sebagainya yang
dianggap sesuai.
3) Deflasi
Metode
deflasi dilakukan dengan membagi nilai pada tahun yang sedang berjalan dengan
suatu indeks harga sebagai deflator dan dikalikan 100. Indeks harga yang
dipakai sebagai deflator merupakan indeks harga barang dan jasa yang sesuai
dengan sifat serta komoditas dari kegiatan ekonomi yang dihitung nilainya,
seperti misalnya indeks harga bahan
bangunan, indeks harga produsen, indeks harga perdagangan besar, indeks harga
bahan pertambangan, dan sebagainya.
4) Deflasi
Berganda
Metode
deflasi berganda dijalankan dengan cara mendeflasikan secara terpisah antara
output dan biaya atau nilai tambah dari masing-masing kegiatan ekonomi. Indeks
harga yang dipakai sebagai deflator untuk menghitung output biasanya adalah
indeks harga produsen atau indeks harga perdagangan besar, sedangkan dalam
menghitung indeks biasanya adalah indeks harga produsen atau indeks biaya
antara dipakai indeks harga dari komponen input terbesar.
Posting Komentar untuk "Pengertian dan Metode Perhitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)"
Berkomentarlah sesuai topik pembahasan artikel, dan jangan ragu untuk menegur kami apabila ada kesalahan dalam artikel. Terima kasih.