Teori Ekonomi Makro dan Mikro
Teori Ekonomi Makro
Teori ekonomi makro merujuk pada analisis tentang kegiatan ekonomi dalam suatu perekonomian dari sudut pandang yang berbeda dari teori ekonomi mikro. Dimana analisis ekonomi makro cendrung lebih pada analisis secara agregat (menyeluruh) terhadap keseluruhan kegiatan perekonomian. Dalam hal ini sifat analisis ekonomi makro lebih umum dan tidak menaruh perhatian pada kegiatan ekonomi yang dilakukan dalam unit-unit kecil perekonomian.
Sebagai
contoh, pada teori ekonomi makro dalam melakukan analisis kegiatan pembeli yang
dianalisis bukanlah perilaku seorang pembeli saja melainkan keseluruhan pembeli
yang ada dalam perekonomian yang bersangkutan. Begitu juga dalam melakukan analisis
tingkah laku produsen, yang dianalisis bukanlah kegiatan seorang produsen saja
melainkan kegiatan keseluruhan produsen dalam sebuah perekonomian yang
bersangkutan. Oleh karena itu, teori ekonomi makro merupakan teori yang menanalisis
dan mempelajari kegiatan ekonomi secara agregat (keseluruhan). Contohnya,
mencakup masalah-masalah berikut ini:
1. Penentuan Kegiatan Perekonomian
Penentuan kegiatan
perekonomian berhubungan dengan sampai dimana suatu perekonomian dapat
menghasilkan barang dan jasa. Menurut pandangan ahli ekonomi yaitu Keynes,
analisis ekonomi makro menunjukkan bahwa tingkat kegiatan dalam suatu
perekonomian ditentukan oleh berapa besar pengeluaran agregat (keseluruhan) dalam
perekonomian. Analisis ekonomi makro merincikan pengeluaran agregat
(keseluruhan) pada 4 komponen, antara lain sebagai berikut:
a) Pengeluaran rumah tangga
(konsumsi)
b) Pengeluaran pemerintah
c) Pengeluaran perusahaan
(investasi)
d) Ekspor dan impor
2. Peranan Kebijakan Pemerintah
Peran kebijakan pemerintah sangat penting dalam mengatasi masalah inflasi dan pengangguran. Pemerintah dapat menempuh langkah-langkah untuk mengatasi masalah tersebut, yang secara umum langkah tersebut dibedakan menjadi dua, antara lain kebijakan moneter dan kebijakan fiskal.
Kebijakan
fiskal adalah upaya yang dilaksanakan oleh pemerintah untuk mengubah struktur
dan jumlah pajak serta pengeluarannya yang bertujuan untuk mempengaruhi tingkat
kegiatan dalam perekonomian. Sementara kebijakan moneter adalah langkah yang
dilakukan oleh pemerintah untuk memengaruhi jumlah uang yang beredar dalam
perekonomian atau bisa juga menaikan atau menurunkan suku bunga yang bertujuan
untuk mengatasi masalah-masalah perekonomian yang dihadapi.
3. Masalah Pengangguran dan
Inflasi
Setiap masyarakat sangat berharap agar pengeluaran agregat dapat mencapai tingkat yang dibutuhkan untuk mewujudkan kesempatan kerja penuh tanpa adanya inflasi, walaupun mungkin tujuan tersebut cukup susah untuk dicapai. Secara umum pengeluaran agregat (keseluruhan) sebenarnya lebih rendah dibadingkan dengan yang dibutuhkan untuk mewujudkan kesempatan kerja penuh.
Keadaan seperti itu akan menimbulkan pengangguran. Dalam waktu tertentu ada masanya permintaan agregat akan melebihi kemampuan perekonomian dalam memproduksi barang dan jasa. Sehingga berakibat pada kenaikan harga atau inflasi.
Baca juga artikel terkait berikut:
Perbedaan Ekonomi Mikro dan Makro
Teori Ekonomi Mikro
Kata mikro berarti kecil atau sempit. Jadi ekonomi mikro dapat diartikan sebagai ilmu ekonomi kecil atau sempit. Apabila ditinjau dari pola serta ruang lingkup analisisnya, teori ekonomi mikro bisa diartikan sebagai satu bidang ilmu ekonomi yang mambahas atau mempelajari bagian-bagian kecil individual dari keseluruhan kegiatan sebuah perekonomian.
Masalah
pokok yang dianalisis dalam teori ekonomi mikro ialah bersubungan dengan
bagaimana cara memakai faktor-faktor produksi yang ada secara efektif dan
efisien agar dapat mencapai kemakmuran yang masyarakat maksimum. Analisis
tersebut didasari atas pemikiran:
a) Kebutuhan serta keinginan
masyarakat tidak terbatas sementara
b) Kemampuan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan serta keinginan masyarakat tersebut sangat terbatas.
Teori
ekonomi selalu bermula pada persepsi bahwa faktor-faktor produksi yang ada
selalu sepenuhnya digunakan. Keadaan tersebut memicu masyarakat untuk menemukan
cara yang paling efektif dan efisien dalam menggunakan faktor-faktor produksi
tersebut. Ada beberapa aspek yang dipelajari dalam teori ekonomi mikro, yaitu:
1. Interaksi di Pasar Barang
Dalam aspek
ini kegiatan di dalam suatu pasar barang, misalnya pasar cengkeh atau kopi.
Sebuah perekonomian merupakan gabungan dari beberapa jenis pasar, termasuk di dalamnya
pasar barang. Teori ekonomi mikro tidak menjelaskan operasi secara keseluruhan
pasar tersebut secara bersamaan. Melainkan dalam mendeskrifsikan bagaimana
suatu pasar beroperasi dan berfungsi, teori ekonomi mikro menjelaskan mengenai
bagaimana suatu interaksi antara penjual dan pembeli di pasar barang.
2. Tingkah Laku Penjual dan
Pembeli
Dalam
analisis tingkah laku penjual dan pembeli, teori ekonomi mikro diawali pada dua
pemisalan, yakni:
a) Para penjual dan pembeli melaksanakan
kegiatan ekonomi secara rasional.
b) Para pembeli akan berusaha
untuk memaksimalkan kepuasan yang mungkin dapat diperolehnya, sementara para
penjual berusaha untuk memaksimalkan keuntungan yang mungkin juga dapat
diperolehnya.
3. Interaksi di Pasar Faktor Produksi
Pada interaksi dipasar faktor produksi, yang dianalisis adalah interaksi antara penjual dan pembeli didalam pasar faktor produksi. Individu-individu merupakan sebagai pemilik faktor-faktor produksi, sementara penjual sangat memerlukan faktor-faktor produksi tersebut untuk dapat melakukan kegiatan produksi barang dan jasa.
Interaksi antara
penjual dan pembeli faktor produksi didalam pasar faktor produksi akan
menentukan harga faktor produksi serta jumlah faktor produksi yang akan dipakai.
Oleh karena itu yang di maksud dengan teori ekonomi mikro ialah teori yang
mempelajari tentang perilaku ekonomi seseorang dalam pengambilan keputusan perorangan
atau individu.
Posting Komentar untuk "Teori Ekonomi Makro dan Mikro"
Berkomentarlah sesuai topik pembahasan artikel, dan jangan ragu untuk menegur kami apabila ada kesalahan dalam artikel. Terima kasih.