Asas-Asas Pokok Manajemen Perkantoran
Asas-Asas Pokok Manajemen Perkantoran
Pengorganisasian
ialah penentuan dan penggolongan kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan untuk tujuan
perusahaan/organisasi, pengelompokan kegiatan tersebut ke dalam suatu bagian
yang dipimpin oleh seorang kepala/manajer, dan pelimpahan wewenang tertentu
kepada pihak tertentu untuk pelaksanaanya di lapangan.
Pengorganisasian/manajemen pekerjaan kantor jika dikaitkan dengan organisasi secara keseluruhan, maka bisa
menggunakan 3 (tiga) asas, yakni asas Sentralisasi, asas Desentralisasi dan
asas campuran antara Sentralisasi dan Desentralisasi (Dekonsentralisasi).
1.
Asas
Sentralisasi (Pemusatan)
Dalam
hal ini Asas Sentralisasi adalah
pemusatan dari kegiatan-kegiatan kantor pada suatu bagian atau unit tertentu
(kelompok tunggal dan juga manajemennya diserahkan kepada satu orang yang
khusus bertanggung jawab di dalam bidang aktivitas perkantoran).
Jadi
seluruh kerja perkantoran dalam organisasi yang bersangkutan dibebankan serta dilaksanakan
oleh sebuah organisasi yang berdiri sendiri, sementara kelompok lainnya (kelompok
operatif) tidak boleh mengerjakan tugas-tugas pekerjaan kantor. Seluruh
kegiatan dalam bidang tata usaha akan dilaksanakan oleh satuan pelayanan,
contohnya bagian sekretaris ataupun bagian TU.
Pada
asas sentralisasi, manajer kantor memegang peranan yang sangat menentukan,
dalam artian kepala kantor bertanggung jawab akan keberlangsungan dan keberesan
pekerjaan kantor kepada Top Manajer. Kita lihat di bawah ini bagan asas
pemusatan secara Skematis:
Asas
sentralisasi ini memiliki beberapa kelebihan, antara lain yaitu:
a)
Kegiatan
kantor dipimpin oleh seorang yang ahli dalam bidang perkantoran.
b)
Keseragaman
dapat dicapai (metode-metode pekerjaan dapat diterapkan secara cepat dan
seragam).
c)
Mesin-mesin
kantor dapat didayagunakan sepenuhnya.
d)
Latihan-latihan
karyawan kantor dapat ditingkatakan.
e)
Adanya
fleksibilitas dalam organisasi.
f)
Biaya
pelaksanaan pekerjaan kantor dapat dihemat.
g)
Dapat
dipekerjakan tenaga spesialisasi yang cakap.
h)
Dapat
Mencegah duplikasi fungsi.
Sementara
itu kekurangan asas sentralisasi ini antara lain yaitu:
a)
Kegiatan
yang disentralisasikan belum tentu bisa menjamin dan melayani kebutuhan khusus
dari tiap-tiap unit atau tiap-tiap bagian.
b)
Prosedur
pelaksanaan kerja dapat berbelit-belit.
c)
Lambat
dalam pelaksanaan tugas (kurang hemat dalam waktu).
d)
Kurang
efektif dalam pengawasan karena jarak yang jauh.
e)
Dapat
menambah pekerjaan tatausaha dan surat menyurat.
f)
Adanya
pengawasan yang ketat dapat menimbulkan frustasi.
2.
Asas
Desentralisasi
Asas Desentralisasi adalah asas pemencaran ataupun
penyebaran dimana masing-masing bagian pokok bekerja sebagai satu kesatuan yang
seolah-olah berdiri sendiri. Dalam asas desentralisasi pada dasarnya kegiatan
kantor ada di seluruh unit atau bagian organisasi. Itu berarti kegiatan kantor
terpencar (tersebar) ke seluruh unit atau bagian organisasi.
Jadi
dalam hal ini masing-masing unit (bagian) melaksanakan kegiatan kantor. Dan
setiap manajer (kepala kantor) akan bertanggung jawab pada kegiatan kantor yang
berada dibawah pimpinannya dan setiap bagian tidak bisa melewati batas tanggung
jawabnya. Contohnya seperti kepala bagian keuangan hanya akan bertanggung jawab
atas pekerjaan kantor pada bagian keuangan saja.
Dalam
asas disentralisasi ini juga masing-masing satuan organisasi serta seluruh
organisasi selain melaksanakan tugas-tugas induknya juga melaksanakan seluruh
kerja ketatausahaan yang ada di dalam lingkungannya sendiri. Seperti contohnya
bagian produksi dalam suatu perusahaan juga melaksanakan tugas-tugas
korespondensi, memperbanyak sendiri warkat dan lain sebagainya.
Berikut
ini beberapa keuntungan sistem asas Desentralisasi:
a)
Pekerjaan
kegiatan kantor dapat dilayani dengan segala keperluan unitnya masing-masing.
b)
Pekerjaan
dilaksanakan oleh masing-masing bagian/unit yang sesuai dengan syarat-syarat
tertentu.
c)
Pekerjaan
dapat dilakukan menurut urutan kepentingan unit yang bersangkutan.
d)
Sifat
generalis para pekerja dapat dikembangkan.
e)
Pengawasan
dapat dilaksanakan secara efektif.
Sementara
beberapa kelemahan asas desentralisasi antara lain yaitu:
a)
Pekerjaan
akan terlalu bebas.
b)
Tidak
terdapat harmonisasi dalam organisasi.
c)
Adanya
penambahan biaya dalam pelaksanaan pekerjaan kantor (adanya pemborosan biaya).
d)
Kemungkinan
timbulnya duplikasi arsip.
3.
Asas
Campuran Sentralisasi dan Desentralisasi (Dekonsentralisasi)
Pada
umumnya sebuah organisasi/perusahaan yang sudah berkembang bisa dibentuk unit
pelayanan pusat untuk melaksanakan serta bertanggungjawab terhadap pekerjaan
kantor yang berada pada seluruh organisasi/perusahaan. Sebaliknya pekerjaan
kantor yang kurang tepat jika dipusatkan maka tetap dikerjakan oleh unit yang bersangkutan.
Pengorganisaian pekerjaan kantor seperti ini merupakan sistem kombinasi antara
sentralisasi dan desentralisasi.
Berdasarkan
pertimbangan praktis, biasanya perusahaan/organisasi kantor menggunakan asas
kombinasi. Oleh karena itu bisa dikatakan bahwa sedikit sekali
perusahaan/organisasi kantor yang hanya atau khusus menggunakan sistem
sentralisasi ataupun desentralisasi.
Masalah
pemilihan sistem organisasi tergantung pada sistem mana yang paling
menguntungkan bagi organisasi itu sendiri. Hal ini tentu saja setelah
dilaksanakannya peninjauan dan penilaian dari segala segi, terutama
ketepatgunaannya bisa berjalan atau tidak. Ada baiknya setiap organisasi diselenggarakan
sesederhana mungkin, tanpa melepaskan atau melupakan kemungkinan perkembangannya
dikemudian hari. Akan tetapi juga, untuk menghindari banyaknya gangguan
terhadap unit pekejaan operatif, sebaiknya unit-unit operatif memperoleh bantuan
dan petunjuk dari tenaga ahli perkantoran yang ada pada unit pelayanan pusat.
{|CATATAN| Merupakan sebuah kekeliruan jika Anda melewatkan 5 artikel terkait berikut ini:
1) Untuk Apa Kita Belajar Administrasi Perkantoran?
2) Pengertian Administrasi, Kantor, dan Administrasi Perkantoran
3) 8 Unsur Administrasi Perkantoran
4) Peran Administrasi Perkantoran dalam Perusahaan
5) Apa Saja Jenis-Jenis Pekerjaan Kantor}
{|CATATAN| Merupakan sebuah kekeliruan jika Anda melewatkan 5 artikel terkait berikut ini:
1) Untuk Apa Kita Belajar Administrasi Perkantoran?
2) Pengertian Administrasi, Kantor, dan Administrasi Perkantoran
3) 8 Unsur Administrasi Perkantoran
4) Peran Administrasi Perkantoran dalam Perusahaan
5) Apa Saja Jenis-Jenis Pekerjaan Kantor}
Dalam
hal ini menurut Dr. Sedarmayanti, M.Pd. dalam bukunya yang berjudul “Manajemen
Perkantoran”. Asas-asas Pokok Pengorganisasian adalah:
a)
Asas
Pembagian Tugas
Asas
pembagian tugas disini adalah menentukan perlunya tugas untuk dibagi habis
sehingga bisa dijamin adanya bagian yang bertanggung jawab di dalam
menyelenggarakan tugas yang dimaksud. Oleh karenanya perlu ada perumusan tugas
yang jelas sehingga bisa dicegah terjadinya duplikasi, benturan dan kekaburan
bagian tugas.
b)
Asas
Fungsionalisasi
Asas
fungsionalisasi menentukan bahwa dalam penanganan suatu masalah dan juga dalam
rangka mewujudkan koordinasi yang bagus antar kegiatan, maka bagian fungsional berkewajiban
untuk memprakarsainya.
c)
Asas
Koordinasi
Asas
koordinasi menekankan pada perlunya setiap bagian memadukan, menserasikan, dan menyelaraskan
baik dalam kegiatan, waktu, ataupun perumusan kebijakan dan pengawasan,
pemrograman dan penganggaran, pengendalian dan pengawasan tugas serta fungsi-fungsi
yang diembannya.
d)
Asas
Kesinambungan
Asas
kesinambungan menekankan pada keharusan bahwa tugas-tugas harus berjalan secara
terus menerus sesuai dengan kebijakan serta program yang sudah ditetapkan,
tanpa bergantung pada diri pejabat tertentu.
e)
Asas
Akrodion
Asas
akrodion menekankan bahwa organisasi bisa berkembang ataupun mengecil sesuai
dengan tuntutan tugas dan beban kerjanya.
f)
Asas
Pendelegasian Wewenang
Asas
pendelegasian wewenang mengharuskan setiap pimpinan untuk melimpahkan sebagian
tugas serta kewenangannya kepada pejabat yang menjadi bawahannya.
g)
Asas
Keluwesan
Dalam
hal ini asas keluwesan menghendaki agar organisasi selalu mengikuti serta menyesuaikan
diri dengan perkembangan dan juga perubahan keadaan, sehingga bisa dihindar
dari kekakuan dalam pelaksanaan tugas.
h)
Asas
Rentang Pengendalian
Asas
rentang pengendalian bertujuan agar dalam menentukan jumlah satuan organisasi
ataupun orang yang dibawahi oleh seorang pejabat pimpinan, diperhitungkan secara
rasional mengingat adanya keterbatasan kemampuan seorang pimpinan atasan dalam
mengadakan pengendalian terhadap para bawahnya. Apabila perlu adanya
perbandingan (rasio) Unit kerja yang secara hirarki berbentuk piramida, dengan
angka-angka perbandingan seperti misalnya 1 : 3 - 7, sebagai berikut:
Hal
ini tentu sangat penting, dalam hubungan dengan penggolongan jabatan, uraian pekerjaan,
analisis pekerjaan serta evaluasi pekerjaan. Juga penting, demi menghindari pekerjaan
yang tumpuk, macet, dan terbengkalai. Jadi jangan sampai ada pekerjaan ataupun
unit kerja yang berada di luar jangkauan pengendalian dari setiap pimpinan, hal
ini karena dalam diri setiap pimpinan melekat juga fungsi pengawasan.
i)
Asas
Jalur dan Staf
Asas
jalur dan staf merupakan asas yang menentukan bahwa dalam penyusunan organisasi
perlu dibedakan antara satuan- satuan penyusun organisasi perlu yang
melaksanakan tugas pokok instansi, dengan satuan-satuan organisasi yang
melaksanakan tugas-tugas bantuan.
j)
Asas
Kejelasan dalam Pembaganan/Struktur
Asas
Pembaganan dalam hal ini mengharuskan setiap organisasi mengambarkan susunan organisasinya,
supaya setiap pihak yang berkepentingan bisa segera memahami kedudukan dan
hubungannya dari setiap satuan organisasi yang ada.
Posting Komentar untuk "Asas-Asas Pokok Manajemen Perkantoran"
Berkomentarlah sesuai topik pembahasan artikel, dan jangan ragu untuk menegur kami apabila ada kesalahan dalam artikel. Terima kasih.