Bentuk-Bentuk Organisasi Kantor
Bentuk-Bentuk Organisasi Kantor
Bagan
organisasi menggambarkan mengenai susunan fungsi-fungsi dan departementasi yang
menunjukkan hubungan kerja sama. Setidaknya bagan ini menggambarkan lima aspek
utama suatu struktur organisasi, antara lain yaitu:
1)
Pembagian kerja
2)
Rantai perintah
3)
Tipe pekerjaan yang dilaksanakan
4)
Pengelompokan segmen-segmen pekerjaan
5)
Tingkatan manajemen
Lebih
lajut dalam hal ini bentuk-bentuk organisasi kantor (bentuk-bentuk
pengorganisasian) bisa dibedakan menjadi beberapa macam, antar lain yaitu:
1. Organisasi Garis/Lini
Organisasi
garis/lini adalah suatu bentuk organisasi yang didalamnya terdapat garis
wewenang, yang menghubungkan langsung secara vertical antara atasan dengan
bawahan. Seluruh bagian mulai dari pucuk pimpinan sampai dengan yang terendah
dihubungkan dengan suatu garis wewenang atau komando.
Di
dalam tipe organisasi garis/lini, kekuasaan berjalan secara langsung dari
atasan kepada bawahan, langsung dari manajemen/manajer kepada
orang-orang/karyawan, sampai setiap orang dalam organisasi tercakup di
dalamnya. Suatu perintah datang dari atasan kepada para bawahannya dalam garis
langsung.
Setiap
kepala bagian/departemen/divisi memiliki tanggung jawab untuk melapor pada bagian
atau unit yang berada satu tingkat di atasnya. Bentuk organisasi garis/lini
juga disebut bentuk lurus atau bentuk militer (military organization). Sistem ini merupakan yang paling praktis, hal
ini karena tata hubungannya sangat sederhana. Dari Top Manajer sampai dengan bawahan
yang paling bawah, segala sesuatunnya berlangsung menurut garis komando biasa,
itu artinya tidak ada kompleksitasi didalam sikap pimpinan.
Dalam
sistem ini organisasi kantor dibagi ke dalam satuan-satuan yang bulat pada tingkat
jenjang yang dibutuhkan. Kekuasaan serta tanggung jawab mengalir dalam suatu garis
lurus dari bagian puncak ke bagian terbawah dengan mengemban tanggung jawab
yang paling besar (top manajer), dan
makin berkurang atau mengecil pada tingkat manajemen yang yang lebih rendah (pekerja).
Masing-masing
kepala satuan organisasi memegang sebuah wewenang bulat dan memikul tanggung
jawab tentang segala hal yang termasuk ke dalam bidang kerja satuannya. Seluruh
pegawai menerima perintah dan juga instruksi langsung dari pimpinan satuan dan
mereka hanya bertanggung jawab kepadanya saja, arus wewenang serta tanggung
jawab berjalan melalui saluran yang tunggal secara lurus dan vertikal, sehingga
strukturnya sangat sederhana. Dalam sistem seperti ini tentu saja pucuk pimpinan
dan kepala-kepala bagian harus sangat cakap, tangkas serta ahli dalam segala bidang
urusan termasuk di dalam bidang pekerjaannya.
Ciri-ciri Organisasi Lini
Ciri-ciri
organisasi garis/lini antara lain yaitu:
1)
Struktur
organisasi sederhana dan stabil
2)
Hubungan
antara atasan dengan bawahan bersifat langsung yang dihubungkan suatu garis
wewenang/komando
3)
Pucuk
pimpinan biasanya pemilik perusahaan yang bersangkutan, sehingga dianggap
mempunyai sumber kekuasaan tunggal
4)
Masing-masing
pimpinan unit/bagian mempunyai tanggung jawab dan wewenang penuh atas segala
bidang pekerjaan yang ada dalam unitnya
5)
Jumlah
pegawai sedikit, sehingga memungkinkan diantara mereka untuk saling mengenal
6)
Organisasi
tipe garis biasanya organisasi kecil
7)
Tingkat
spesialisasi biasanya belum begitu tinggi
8)
Disiplin
mudah dipelihara (dipertahankan)
Keuntungan:
1) Ada kesatuan komando yang
terjamin dengan baik
2) Koordinasi lebih mudah
dilaksanakan
3) Disiplin pegawai tinggi dan mudah
dipelihara (dipertahankan)
4) Garis kepemimpinan tegas, tidak
simpang siur, karena pimpinan langsung berhubungan dengan bawahannya sehingga
semua perintah dapat dimengerti dan dilaksanakan
5) Proses pengambilan keputusan dan
instruksi-instruksi dapat berjalan cepat
6) Pengendalian mudah dilaksanakan
dengan cepat
7) Rasa solidaritas pegawai biasanya
tinggi
8) Adanya penghematan biaya
9) Tersedianya kesempatan baik untuk
latihan bagi pengembangan bakatbakat pimpinan.
10) Pengawasan berjalan efektif
Kelemahan:
1) Tujuan dan keinginan pribadi
pimpinan seringkali sulit dibedakan dengan tujuan organisasi
2) Adanya kecenderungan pimpinan
bertindak secara otoriter/diktaktor, cenderung bersikap kaku (tidak fleksibel)
3) Pembebanan yang berat dari
pejabat pimpinan, karena dipegang sendiri
4) Organisasi terlalu tergantung
kepada satu orang, yaitu pimpinan
5) Kesempatan pegawai untuk
berkembang agak terbatas karena sukar untuk mengabil inisiatif sendiri
6) Kurang tersedianya saf ahli
2. Organisasi Staff
Organisasi
staff adalah suatu bentuk organisasi yang hanya memiliki hubungan dengan
pimpinan tertinggi. Dalam organisasi seperti ini bawahan hanya berfungsi
memberikan bantuan untuk kelancaran tugas pimpinan saja. Staf tidak memiliki
garis komando kebawah. Di dalam prakteknya, organisasi kantor yang murni
menjalankan sistem/bentuk staff tidaklah ada, hal ini karena tidak ada
pekerjaan kantor yang seratus persen terdiri atas pekerjaan pikiran saja.
Bentuk organisasi seperti ini biasanya sangat cocok apabila digabungkan dengan
bentuk organisasi lainnya.
{|CATATAN| Berikut 3 rekomendasi artikel terkait:
1) Organisasi Dalam Kantor
2) 7 Unsur Organisasi
3) Prinsip-Prinsip Organisasi}
3. Organisasi Garis dan Staff
Di
dalam bentuk organisasi garis dan staf, asas kesatuan komando tetap ada. Wewenang
akan dilimpahkan secara vertikal dari pimpinan tertinggi sampai ke pada unit
yang paling bawah. Para staff hanya bertugas untuk memberikan bantuan,
saran-saran serta pelayanan kepada pimpinan dalam mengambil keputusan ataupun
kebijakan. Digunakan atau tidaknya saran dari staff sangat tergantung pada keputusan
pimpinan sendiri. Dibutuhkan tenaga staff karena pada organisasi yang besar,
pimpinan tidak mungkin bisa menguasai pekerjaan yang sangat luas, pimpinan
membutuhkan tenaga khusus sebagai penasehat ahli dalam bidang perkantoran.
Ciri-ciri Organisasi Garis dan Staff
Berikut
beberapa ciri dari organisasi garis dan staff:
1)
Biasanya
organisasi adalah besar, dan mungkin juga bersifat kompleks
2)
Hubungan
antara atasan dengan bawahan tidak bersifat langsung
3)
Jumlah
pegawai biasanya cukup banyak
4)
Terkadang
pimpinan tidak mengenal semua karyawan/pegawainya. Mungkin pula diantaranya
pegawai pun terjadi tidak saling mengenal
5)
Kesatuan
perintah tetap ada setiap atasan membawahi sejumlah pegawai tertentu
6)
Banyak
spesialisasi pekerjaan yang diperlukan dan digunakan secara maksimal
7)
Terdapat
dua kelompok wewenang, yaitu wewenang garis dan wewenang staf.
Keuntungan:
1) Asas kesatuan komando tetap ada.
Pimpinan tetap dalam satu tangan.
2) Tipe organisasi garis dan staf
fleksibel (luwes) karena dapat ditempatkan pada organisasi besar maupun kecil.
3) Adanya tugas yang jelas antara
pimpian staf dan pelaksana.
4) Koordinasi mudah dilakukan,
karena ada pembagian tugas yang jelas.
5) Pengembalian keputusan relatif
mudah, karena mendapat bantuan/sumbangn pemikiran dari staf.
6) Bakat pegawai dapat berkembang
sesuai dengan spesialisasinya.
7) Disiplin dan moral pegawai
biasanya tinggi, karena tugas sesuai dengan spesialisasinya.
8) Diperoleh manfaat yang besar bagi
para ahli.
Kelemahan:
1)
Kelompok
pelaksana terkadang bingung untuk membedakan perintah dan bantuan nasihat
2)
Sering
terjadi persaingan tidak sehat, karena masing-masing menganggap tugas yang
dilaksanakannyalah yang penting
3)
Solidaritas
pegawai kurang, karena adanya pegawai yang tidak saling mengenal
4)
Pimpinan
lini mengabaikan advis staf
5)
Penggunaan
staf ahli bisa menambah pembebanan biaya yang besar
6)
Apabila
tugas dan tanggung jawab dalam berbagai kerja antara pelajat garis dan staf
tidak tegas, maka akan menimbulkan kekacauan dalam menjalankan wewenang
7)
Kemungkinan
akan terdapat perbedaan interpretasi antara orang lini dan staf dalam kebijakan
dan tugas-tugas yang diberikan sehingga menimbulkan permasalahan menjadi
kompleks
8)
Kemungkinan
pimpinan staf melampaui kewenangan stafnya sehingga menimbulkan ketidaksenangan
pegawai lini.
4. Organisasi Fungsional
Organisasi
fungsional pada umumnya disusun berdasarkan sifat serta macam-macam fungsi yang
harus dilaksanakan. Pada tipe organisasi fungsional, masalah pembagian kerja
(spsialisasi) benar-benar akan diperhatikan. Pembagian kerja akan didasarkan pada
spesifikasi, sehingga setiap pejabat hanya akan mengerjakan suatu tugas
tertentu saja. Pimpinan tertinggi akan mendelegasikan wewenangnya kepada
pimpinan-pimpinan yang ada dibawahnya, lalu kemudian sesuai dengan spesialisasinya
diteruskan kepada para pelaksana. Para bawahan atau pelaksana akan memperoleh
perintah dari beberapa atasan yang masing-masing menguasai suatu keahlian
khusus serta bertanggung jawab sepenuhnya atas bidang masing-masing.
Ciri-ciri Organisasi Fungsional
Berikut
ini beberapa ciri-ciri organisasi fungsional:
1)
Adanya
pembidangan tugas yang jelas dan tegas
2)
Bawahan
menerima perintah dari beberapa atasan
3)
Spesialisasi
pegawai dapat dikembangkan
4)
Koordinasi
antara pegawai yang menjalankan tugas atau fungsi yang sama dapat dilakukan
5)
Koordinasi
menyeluruh ada pada eselon atas.
Keuntungan:
1) Spesialisasi dilakukan secara
optimal
2) Produktivitas dan efisiensi dapat
ditingkatkan
3) Para pegawai bekerja sesuai
ketrampilannya masing-masing
4) Koordinasi menyeluruh bisa
dilaksanakan pada eselon atas, sehingga berjalan lancar dan tertib
5) Pembidangan tugas menjadi jelas
6) Solidaritas, loyalitas, dan
disiplin karyawan yang menjalankan fungsi yang sama biasanya cukup tinggi.
Kelemahan:
1)
Pekerjaan
seringkali sangat membosankan
2)
Sering
ada pegawai yang mementingkan bidangnya sendiri, sehingga koordinasi menyeluruh
sulit dan sukar dilakukan
3)
Sulit
mengadakan perpindahan karyawan/pegawai dari satu bagian ke bagian lain karena
pegawai hanya memperhatikan bidang spesialisasi sendiri saja.
5. Organisasi Kepanitiaan
Pada
organisasi kepanitiaan, organigasi dibentuk hanya untuk sementara waktu saja,
setelah tugas selesai maka selesai pulalah organisasi tersebut.
Keuntungan:
1) Kemungkinan pimpinan bertindak
otoriter sangat kecil
2) Segala keputusan dipertimbangkan
masak-masak dalam pembahasan yang dalam dan terperinci
3) Koordinasi kerja telah dibahas
oleh suatu tim
Kelemahan:
1)
Tanggung
jawabnya tidak jelas, karena tanggung jawabnya sama
2)
Proses
pengambilan keputusan memerlukan diskusi yang berlarut-larut yang menghambat
pelaksanaan tugas
3)
Kreativitas
karyawan terhambat dan sukar untuk dikembangkan, karena faktor kolektivitas
lebih dipentingkan.
Posting Komentar untuk "Bentuk-Bentuk Organisasi Kantor"
Berkomentarlah sesuai topik pembahasan artikel, dan jangan ragu untuk menegur kami apabila ada kesalahan dalam artikel. Terima kasih.