Perencanaan: Pengertian, Syarat-Syarat, Prinsip-Prinsip, dan Langkah-Langkah Perencanaan
Perencanaan: Pengertian, Syarat-Syarat, Prinsip-Prinsip, dan Langkah-Langkah Perencanaan
Perencanaan
adalah berpikir ke depan mengenai jalannya kegiatan yang akan dilakukan dengan
mempertimbangkan segala faktor yang terkait dan ditujukan kepada sasaran tertentu
dan terukur yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan melaksanakan perencanaan
secara matang, perusahaan akan siap menghadapi berbagai kendala dan rintangan
karena sudah memperhitungkan sebelumnya melalui perencanaan.
Oleh
karena itu perencanaan merupakan pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan
apa yang harus dilakukan, dimana, kapan, bagaimana serta oleh siapa kegiatan
tersebut dilaksanakan. Atau dengan kata lain perencanaan adalah proses kegiatan
untuk menentukan tindakan-tindakan (kebijakan) yang akan dilaksanakan dalam
mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam
melaksanakan sebuah perencanaan, terdapat beberapa syarat-syarat perencanaan yang harus diketahui terlebih dahulu,
yaitu:
1)
Menentukan
tujuan, yakni sasaran spesifik dan terukur yang akan dicapai pada waktu yang
akan dating.
2)
Menetapkan
kegiatan yang akan dilaksanakan, yakni dengan menganalisa faktor terkait.
3)
Pengaturan
pelaksanakan, yakni bagaimana cara melakukan perencanaan tersebut.
4)
Waktu
yang dibutuhkan untuk mewujudkannya, apakah dalam jangka panjang atau pendek.
A. Prinsip-Prinsip Perencanaan
Perencanaan
dilaksanakan sebelum menjalankan suatu kegiatan. Oleh karena itu agar sesuai
dengan tujuan yang diharapkan maka dalam merencanakan sesuatu perlu berpegang
kepada beberapa prinsip perencanaan, yakni sebagai berikut:
1) Kontinuitas
Perencanaan
yang baik harus dibuat serta dipersiapkan untuk tindakan secara terus-menerus
dan berkesinambungan, selain itu perlu juga pemikiran peningkatan dan perbaikan
dimasa yang akan datang. Hal seperti ini hanya bisa terwujud melalui
perencanaan yang berdasarkan evaluasi dan adaptasi terhadap segala perubahan
yang mungkin akan terjadi.
2) Berdasarkan Fakta Hari Ini dan
Perkiraan Situasi di Masa yang akan Datang
Perencanaan
tanpa didukung dengan fakta (data) yang sesuai dengan kebutuhan bisa dipastikan
tidak akan mampu memberikan hasil yang terbaik. Oleh karena itu diperlukan
data-data pendukung guna membuat suatu perencanaan dapat dilaksanakan dengan
baik.
3) Futuristik
Pencanaan
selalu berhubungan dengan masa depan, perencanaan juga harus memperhatikan
berbagai sumber informasi seputar kinerja perusahaan pada masa lalu sampai
dengan sekarang, serta prediksi peristiwa yang mungkin akan terjadi pada
perusahaan, baik berbagai kesempatan untuk mencapai target perusahaan ataupun
berbagai rintangan yang dapat menghalangi terwujudnya target perusahaan.
4) Fleksibilitas
Fleksibilitas
dalam hal ini berarti perencanaan mudah diakomodasikan dengan berbagai kondisi
yang baru serta perubahan-perubahan masa depan yang belum diketahui pada saat
memulai perencanaannya. Perencanaan dibuat bukan untuk waktu yang relatif
singkat, akan tetapi diproyeksikan untuk waktu tertentu (misalnya 1 atau 2
tahun), maka dalam membuat perencanaan perlu dipikirkan agar memungkinkan untuk
dilakukan penyempurnaan dan pengembangan terhadap perencanaan tersebut.
5) Realistis
Perencanaan
harus realistis dalam mencapai target yang ingin dicapai, dengan
mempertimbangkan berbagai sarana pendukung yang ada. Dalam arti, perencanaan
tersebut disesuaikan dengan kondisi perusahaan, baik kondisi finansial ataupun
SDM, serta berbagai kondisi internal perusahaan lainnya. Perencanaan yang tidak
realistis akan kontra produktif ketika para staff tidak mampu untuk menjalankannya.
Konsekuensinya, karyawan akan hilang kepercayaan diri atau bisa jadi tidak
percaya kepada kemampuan manajerial pemimpinnya sendiri.
{|CATATAN| Akan lebih sempurna jika Anda juga membaca 2 artikel berikut ini:
1) Efisiensi dalam Bekerja
2) 3 Sumber Efisiensi Kerja}
B. Langkah-langkah Perencanaan
Untuk
membuat atau merancang perencanaan maka perlu melalui beberapa langkah-langkah
perencanaan sebagai berikut:
1)
Langkah
pertama yang perlu dilaksanakan ialah menentukan kebutuhan serta tujuan yang
akan dicapai dari suatu kegiatan yang akan dilaksanakan.
2)
Langkah
selanjutnya ialah melaksanakan observasi dan penelitian terhadap informasi yang
sudah dikumpulkan. Kemudian laksanakan analisis dari berbagai informasi
tersebut dan tentukan juga perencanaan alternatif yang sesuai dengan tujuan
yang sudah ditetapkan sebelumnya.
3)
Identifikasi
kondisi lingkungan yang berhubungan dengan pekerjaan, baik itu kondisi
finansial ataupun SDM, serta faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi dari
berbagai kondisi yang ada kemudian pelajari hal tersebut.
4)
Buatlah
hubungan diantara seluruh hal tersebut di atas dan sinergikanlah sehingga menjadi
satu kesatuan yang utuh serta akan menjadi landasan operasional kerja nantinya.
5)
Berdasarkan
perbandingan terhadap alternatif yang dipilih, selanjutnya laksanakan penilaian
apakah sudah sesuai dengan tuntutan yang diinginkan atau tidak. Jika memang
sudah sesuai maka langkah berikutnya yaitu melaksanakan perencanaan tersebut.
Selain
itu dalam hal ini cara menyusun perencanaan juga bisa menggunakan formula
5W+1H, yakni sebagai berikut:
1) W1 (What/Apa)
Yaitu
rencana apa yang akan disusun. Biasanya hal ini dilakukan dengan mengajukan
pertanyaan, seperti misalnya apa tujuan yang akan dicapai. Misalkan tujuan yang
akan dicapai ialah mendirikan usaha, maka pertanyaannya yaitu apa produk yang
laku dijual di pasar atau apa yang dibutuhkan oleh konsumen saat ini.
2) W2 (When/Kapan)
Artinya
kapan rencana akan dilakukan. Untuk melaksanakan suatu rencana maka perlu
disusun jadwal waktu yang tepat dari setiap jenis pekerjaan yang akan
dilaksanakan, seperti misalnya:
(1)
Kapan
saat yang tepat untuk memulai?
Jawaban
dari pertanyaan ini akan mengarahkan kepada saat yang tepat untuk memulai suatu
usaha dengan berbagai macam pertimbangan, baik itu dalam hal kemampuan yang
dimiliki (tempat usaha/modal usaha) ataupun kemungkinan persaingan.
(2)
Kapan
saat untuk melakukan pekerjaan?
Melaksanakan
promosi juga perlu dipikirkan kapan saat yang tepat untuk dilaksanakan sehingga
promosi yang dilakukan tidak akan sia-sia.
(3)
Kapan
saat menyelesaikan pekerjaan?
Dalam
hal ini waktu untuk menyelesaikan setiap pekerjaan perlu ditentukan kapan akan
berakhir, agar pekerjaan berikutnya tidak terganggu.
(4)
Kapan
saat untuk membeli bahan?
Bahan
juga bisa berakibat pada pekerjaan. Oleh karena itu penjadwalan kapan saat yang
tepat untuk membeli bahan perlu ditetapkan sedemikian rupa agar tidak terjadi
penyimpangan dan berakibat pada memperlambat pekerjaan.
3) W3 (Where/Dimana)
Dengan
kata where kita dapat menganalisis aspek-aspek yang diperlukan agar
perencanaan yang disusun lebih sempurna, dalam hal ini seperti misalnya:
(1)
Di
mana lokasi usaha didirikan?
Menentukan
lokasi usaha memerlukan berbagai informasi, misalnya dimana saingan mendirikan
usahanya atau dimana tempat yang strategis untuk mendirikan usaha agar lebih
dekat dengan konsumen dan sebagainya.
(2)
Di
mana membeli bahan yang dibutuhkan?
Tempat
membeli bahan yang dibutuhkan perlu juta untuk ditentukan selain dekat dengan
lokasi perusahaan harganya juga diusahakan lebih murah dibanding tempat lain.
(3)
Di
mana promosi dilakukan?
Promosi
yang dilaksanakan apakah bisa mencapai sasaran yang dituju jika promosi yang
dilakukan pada tempat yang tepat atau tidak.
(4)
Di
mana pesaing menjual produknya?
Tempat
pesaing menjual produknya juga harus diketahui karena dengan mengetahuinya maka
akan sangat bermanfaat bagi pemasaran produk.
4) W4 (Why/Mengapa)
Penyusun
rencana harus dapat mengetahui mengapa dibutuhkannya suatu produk tertentu, mengapa
membuka usaha tersebut, serta mengapa memilih lokasi di tempat tertentu.
5) W5 (Who/Siapa)
Kata
who berkaitan dengan siapa yang akan melakukan rencana tersebut. Seberapa
banyak karyawan dilibatkan untuk mencapai tujuan dan harus disesuaikan dengan
besarnya pekerjaan yang akan dilakukan.
6) H (How/Bagaimana)
Pertanyaan
bagaimana, sangat membantu bagi penyusunan sebuah rencana untuk mengetahui cara
menyelesaikan pekerjaan yang dimaksud, misalnya bagaimana cara membeli bahan
baku, bagaimana cara mengangkut hasil produksi, serta bagaimana cara menjual
hasil produksi.
Bagi
perusahaan perencanaan sangat penting dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
Dengan perencanaan, tujuan yang hendak dicapai bisa diraih dengan cara yang
lebih baik, lebih terarah dan lebih efektif. Dengan begitu, perencanaan
mempunyai beberapa keuntungan, antara lain sebagai berikut:
1)
Mendorong
komunikasi antar individu dan antar berbagai lini agar dapat bekerjasama dalam
mengejar target sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
2)
Perusahaan
terhindar dari sikap tergesa-gesa dan pengambilan keputusan secara emosional.
Selain itu, perusahaan juga bisa menghindarkan diri dari berbagai kesalahan,
menghemat tenaga dan biaya saat menghadapi ketidakpastian pada masa yang akan
datang.
3)
Mencerminkan
sikap ekonomis karena dalam menentukan target dan biaya yang dikeluarkan, akan
disesuaikan dengan sikap hemat, baik hemat biaya ataupun SDM.
4)
Menjauhi
berbagai masalah yang mungkin terjadi pada masa mendatang.
5)
Membantu
perusahaan agar lebih siap menghadapi berbagai perubahan.
6)
Menentukan
tujuan secara realistis sesuai dengan berbagai perubahan yang mungkin terjadi.
Posting Komentar untuk "Perencanaan: Pengertian, Syarat-Syarat, Prinsip-Prinsip, dan Langkah-Langkah Perencanaan"
Berkomentarlah sesuai topik pembahasan artikel, dan jangan ragu untuk menegur kami apabila ada kesalahan dalam artikel. Terima kasih.