Fungsi Pengelolaan Informasi Bagi Perusahaan
Fungsi Pengelolaan Informasi Bagi Perusahaan
Pengelolaan
informasi mempunyai tiga fungsi penting yakni pengumpulan informasi,
penyimpanan dan pemrosesan informasi, serta penyajian informasi tersebut kepada
manajer atau pimpinan perusahaan.
A. Pengumpulan Informasi
Informasi
yang bisa dikumpulkan oleh suatu organisasi atau perusahaan sangatlah banyak,
seperti misalnya catatan tentang pegawai, data penjualan, data akuntansi,
informasi mengenai konsumen, informasi tentang pesaing dan sebagainya. Dalam
pengumpulan informasi tersebut terdapat beberapa metode yang bisa digunakan
untuk mengumpulkan informasi, antara lain yaitu pengamatan langsung, wawancara,
perkiraan dan daftar pertanyaan.
Fungsi
utama dari pengelolaan informasi adalah menentukan informasi yang dibutuhkan
untuk membuat keputusan serta mengorganisasikannya ke dalam database. Dalam hal
ini database merupakan suatu kumpulan data terintegrasi yang disimpan dalam
satu tempat untuk memudahkan mengakses serta memproses data.
Data
bisa didapatkan dari sumber yang berasal dari dalam ataupun dari luar
organisasi. Pada umumnya sebagian besar data yang dikumpulkan berasal dari sumber
internal seperti catatan perusahaan atau laporan serta informasi yang disusun
para manajer. Selain itu juga dari sumber eksternal seperti publikasi perdagangan,
pelanggan dan kosultan.
B. Penyimpanan dan Pengolahan Informasi
Peyimpanan
dan pengolahan informasi merupakan hal yang sangat penting dilakukan, dimana
hal ini akan berdampak terhadap kualitas informasi yang akan didapat nantinya.
1. Penyimpanan Informasi
Untuk
memudahkan pengaksesan oleh penggunanya, data biasanya disimpan dalam flashdisk,
cd ataupun harddisk eksternal maupun internal komputer. Data yang
disimpan harus data yang terbaru, oleh karenanya database harus selalu diperbaharui.
Untuk
mengelola database secara baik maka perlu diterapkan Sistem Manajemen Database
(SMDP), yakni sebuah program perangkat lunak yang membantu perusahaan dalam
mengelola file-file, menambah informasi baru dan menghapus informasi yang sudah
tidak diperlukan, mengubah informasi yang disimpan dalam file, menggabungkan
file-file serta memproses data dan mencetak laporan.
1) Penataan
Berkas Data
Penataan
berkas data adalah pengaturan secara sistematis keseluruhan data sehingga
apabila dibutuhkan sewaktu-waktu bisa segera diketemukan kembali. Penataan
berkas ini mengarah pada penyimpanan yang merupakan kegiatan lanjutan sesudah
berkas tersebut dipergunakan. Dalam penataan berkas data diperlukan keseragaman
dalam proses dan prosedur.
Penataan
berkas yang masih akan digunakan kembali (arsip aktif) biasanya akan disimpan
pada masing-masing unit pengolah dengan mempergunakan sistem Distributed
Data Processing (DDP) atau sistem lainnya, sementara penataan berkas yang
sudah tidak aktif dipusatkan dibagian arsip.
2) Penataan
Arsip
Penataan
arsip dilaksanakan terhadap dua jenis arsip, yakni arsip aktif dan arsip tidak
aktif.
a)
Penataan
Arsip Aktif
Dalam
penataan arsip aktif, arsip yang masalahnya sama ditata menjadi satu file lalu
dimasukkan ke dalam satu folder. Apabila tidak cukup dalam satu folder maka
bisa juga ke beberapa folder. Kelompok folder untuk masalah yang berbeda harus dipisahkan
oleh sekat penunjuk (guide) yang sekaligus adalah petunjuk
subyek/masalah. File (folder beserta penyekat) ditempatkan kedalam filing
kabinet.
b)
Penataan
Arsip Tidak Aktif
Arsip
yang sudah tidak aktif sebaiknya disimpan di pusat arsip (sentralisasi) lalu
ditata menurut pola klasifikasi tanpa kartu kendali. Karena jumlahnya sangat
besar serta penggunaannya tidak sesering arsip aktif, maka tempat
penyimpanannya memanfaatkan sarana yang berdaya tampung lebih besar. Dan untuk
lebih memudahkan dalam penemuannya, arsip yang sudah tidak aktif sebaiknya
digolongkan menurut tahun.
3) Penyimpanan
Arsip
Sistem
penyimpanan arsip berbeda-beda tergantung tujuan organisasinya, jenis peralatan
yang digunakan, volume pekerjaan, tersedianya ahli kearsipan masing-masing
organisasi, serta kondisi fisik masing-masing organisasi. Penyimpanan arsip
secara sistematis akan bermanfaat untuk penemuan kembali dengan mudah serta
cepat, pengambilannya mudah tanpa mengacaukan penyimpanan, serta
pengembaliannya juga mudah.
4) Perlindungan
Arsip
Perlindungan
arsip bisa diartikan sebagai berikut:
a)
Suatu
perbuatan untuk melindungi arsip dan menjaga arsip yang dihasilkan.
b)
Penjagaan
tempat atau alat yang digunakan untuk menaruh dan menyimpan arsip sehingga
arsip tersebut aman.
c)
Menjaga
arsip agar selamat, terhindar dari bahaya, kerusakan serta pencurian oleh orang
yang tidak bertanggung jawab.
Dengan
adanya perlindungan arsip diharapkan arsip menjadi:
a)
Tidak
mudah rusak atau terbakar.
b)
Tidak
hilang.
c)
Tidak
jatuh ke tangan orang yang tidak bertanggung jawab atau orang yang tidak berhak
atas arsip tersebut.
d)
Tidak
disalahgunakan untuk kepentingan atau keuntungan pribadi.
5) Faktor-faktor
Penyebab Kerusakan Arsip
Faktor-faktor
yang menyebabkan arsip rusak terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal misalnya tinta yang mudah luntur untuk jangka lama, kertas yang
tidak bagus kualitasnya, dan lem yang digunakan mudah mengelupas. Sementara faktor
eksternal diantaranya kelembapan udara, debu, jamur, sinar matahari, dan rayap
atau ngengat.
6) Perawatan
Arsip
Usaha
untuk merawat arsip bisa berupa melindungi, mencegah, mengatasi dan mengambil
tindakan yang bertujuan untuk menyelamatkan arsip berikut dengan informasinya
(isinya) dari kehilangan, kerusakan dan Iain sebagainya. Pemeliharaan arsip
dapat dilakukan dengan cara:
a)
Pengaturan
Ruang Arsip
Ruangan
jangan terlalu lembap. Kelembapannya jangan melebihi 65%. Suhu udara sebaiknya
sekitaran 26 derajat celcius. Ada baiknya gunakan AC untuk menjaga suhu, kelembapan
dan mencegah debu. Apabila tidak menggunakan AC, maka ruangan diberi ventilasi
yang cukup untuk mengatur peredaran udara dalam ruangan. Berikanlah penerangan
yang cukup memadai serta hindarkan dari kemungkinan serangan seperti: rayap, hama,
ngengat, dan semut.
b)
Kebersihan
Kebersihan
dalam hal ini mencakup kebersihan ruangan arsip, warkat serta alatnya. Untuk
menjaga kebersihan arsip selalu terjaga maka hindari merokok dan makan di
ruangan arsip, sedot debu yang ada dengan penyedot debu, lalu jika ada arsip
yang dimakan rayap maka dipisahkan.
c)
Perawatan
Tempat Penyimpanan Arsip
Rak
arsip sebaiknya dari logam. Susunlah arsip dalam lemari agak renggang agar
mudah pada saat pengambilan dan tidak mudah lembab. Lemari arsip harus sering
dibuka. Dan taruhlah kapur barus untuk pembasmi ngengat dan rayap.
d)
Lakukan
Pengamanan Arsip dari Segi Fisiknya
(1) Restorasi Arsip
Restorasi
bisa diartikan memperbaiki arsip yang sudah rusak dan sulit untuk digunakan agar
dapat digunakan lagi dalam jangka waktu yang lebih lama.
(2) Laminasi Arsip
Laminasi
arsip dengan menggunakan plastik agar tidak mudah rusak oleh air, binatang
kecil dan Iain sebagainya.
(3) Mikrofilm
Arsip
penting/vital yang sulit direstorasi dan dilaminasi, maka diatasi dengan
pemotretan mikro film. Apabila ingin membaca isinya dengan menggunakan
proyektor khusus. Dengan menggunakan mikrofilm maka akan menghemat ruangan,
cukup aman, mudah dipindahkan, hemat tempat penyimpanan, lebih tahan lama, dan lebih
efisien. Hanya saja menggunakan mikrofilm relatif mahal dan sulit dalam pengoperasiannya.
2. Pengolahan Data
Pengolahan
data adalah masa atau waktu yang dipergunakan untuk mendeskripsikan perubahan
bentuk data menjadi suatu informasi yang bermanfaat. Prosedur pengolahan data
yang dilaksanakan secara manual mencakup kegiatan pengumpulan data,
pengelompokan, pengurutan, penghitungan, dan yang pada akhirnya menyusun dalam
sejumlah bentuk laporan untuk berbagai keperluan di perusahaan.
Prosedur
pengolahan data akan dilangsungkan secara konsisten, dari waktu ke waktu,
sampai dirasakan perlu untuk melaksanakan perbaikan, baik itu karena perbedaan
orientasi manajemen dalam sistem pelaporan yang ada maupun karena ada peraturan
yang harus dipatuhi.
Lebih
lanjut penanganan informasi atau pengolahan data sebagai serangkaian pekerjaan
yang terencana atas informasi agar mencapai tujuan yang sudah ditetapkan
terbagi dalam enam unsur, antara lain yaitu:
1)
Pengamatan
Kegiatan
pengamatan terhadap objek yang akan diteliti, dalam hal ini tentang apa saja yang
ada dalam pengamatan kita.
2)
Pengumpulan
Pengumpulan
informasi dalam hal ini yaitu mengadakan pengumpulan data dari hasil pengamatan
yang sudah dilaksanakan. Agar pengumpulan yang dilaksanakan dapat sitematis, maka
terlebih dahulu harus melakukan klasifikasi dari data yang ada.
3)
Pengolahan
Pengolahan
artinya mengadakan pengolahan data yang telah dikumpulkan.
4)
Penyajian
Informasi
disajikan kepada orang yang akan mengambil keputusan. Di dalam penyajian
tersebut yang ditekankan ialah kesederhanaan agar tidak membingungkan orang
yang akan mengambil keputusan tersebut.
5)
Pengiriman/Transmisi
Pengiriman
dilaksanakan apabila ada orang yang membutuhkan atau menginginkannya, selanjutnya
informasi tersebut dikirimkan kepadanya atau karena adanya perbedaan tempat
tinggal.
6)
Penyimpanan
Informasi
perlu disimpan untuk pengambilan keputusan selanjutnya, karena pengambilan
keputusan tidak hanya dilaksanakan pada masa sekarang, akan tetapi juga pada
masa yang lalu dan akan datang.
C. Penyajian Informasi
Data
yang sudah diproses harus dimasukkan ke dalam suatu bentuk laporan yang
bermanfaat bagi manajer dan juga pemimpin perusahaan. Informasi verbal bisa
disajikan dengan format teks dalam bentuk laporan, daftar, garis besar,
artikel, ataupun buku. Sementara informasi angka bisa disajikan dalam bentuk
label ataupun grafik. Grafik yang biasanya digunakan ialah diagram batang,
diagram lingkaran, dan diagram grafis.
Hubungan
antara data dan informasi ialah seperti bahan baku dan barang jadi, itu artinya
sistem pengolahan data memperlihatkan konsep bahwa informasi bagi seseorang
mungkin akan dianggap sebagai bahan mentah bagi orang lain, seperti halnya
barang jadi sebuah divisi manufaktur menjadi bahan baku bagi divisi lainnya.
Kesalahan
yang dilakukan dalam pengolahan data, akan mengakibatkan kesalahan penyajian
informasi yang dipergunakan dalam pengambilan keputusan, sehingga bisa
menyebabkan kesalahan dalam mengambil keputusan. Oleh karena itu, perlu
diketahui beberapa hal yang harus diwaspadai dalam penyajian informasi, dalam
hal ini yaitu:
1)
Kesalahan
dalam prosedur pengolahan data.
2)
Kesalahan
dalam pengumpulan data pengukurannya.
3)
Ada
data yang hilang.
4)
Penggunaan
dokumen yang salah.
5)
Kesalahan
dalam pencatatan data.
6)
Kesalahan
dalam pengolahan.
7)
Kesalahan
yang dilakukan dengan sengaja.
Agar
informasi yang sampaikan sungguh bermanfaat bagi manajemen dalam mengambil
keputusan, penanganan yang teliti dan matang harus dilaksanakan. Penanganan
yang teliti dan matang disini berarti:
1)
Bahwa
sistem informasi yang dikembangkan adalah dimaksudkan untuk mempertinggi
kemampuan organisasi dalam mengemban misinya.
2)
Tidak
melupakan bahwa system informasi yang dikembangkan untuk mempermudah
tercapainya tujuan organisasi.
3)
Mengidentifikasi
sumber informasi yang dapat dan harus diolah.
4)
Memperhatikan
bahwa informasi akan dipergunakan untuk mengambil keputusan.
5)
Melaksanakan
penanganan informasi yang terdiri dari langkah-langkah pengumpulan data,
klasifikasi data menurut sumber, fungsi dan sifatnya, pengolahan data, analisis
data, interpretasi data serta penyimpanan data.
Komputerisasi Pengelolaan Informasi
Di era
modern seperti sekarang ini, peranan komputer sudah menyentuh segala bidang,
utamanya dalam bidang informasi. Komputer telah banyak membantu manusia baik
dalam menjalankan kegiatan perencanaan, pelaksanaan ataupun pengendalian. Didasari
karena praktisnya dalam penggunaan, maka semakin banyak perusahaan yang
memanfaatkan teknologi komputer. Komputer ialah alat yang sangat penting dalam
membentuk sistem informasi.
Komputer
memiliki kelebihan dalam memproses data sampai dengan jutaan. Komputer juga
mampu membandingkan antara data yang satu dengan yang lain dengan cepat,
termasuk membandingkan alternatif pemecahan masalah. Proses penghitungan data
secara otomatis bisa dilakukan dengan menggunakan program yang sesuai.
Komputer
hampir tidak pernah melakukan kesalahan. Apabila teriadi kesalahan mungkin
karena kesalahan dalam program ataupun penggunanya. Akan tetapi komputer tetaplah
merupakan alat yang sifatnya netral. Dalam arti bahwa komputer sangat tergantung
kepada siapa yang menggunakannya. Sebagai alat yang netral, komputer:
1)
Komputer
tidak bisa mengambil keputusan sendiri, tetapi hanya dapat menyajikan data atau
informasi bagi seseorang untuk dimanfaatkan dalam mengambil keputusan.
2)
Selain
bisa dipakai untuk tujuan yang baik, komputer bisa juga digunakan untuk maksud
jahat.
3)
Komputer
hanya bisa mengolah data yang bisa diangkakan (kuantitatif). Untuk data
kualitatif tidak bisa dilakukan dengan komputer.
4)
Jika
diketahui cara kerjanya, komputer bisa digunakan untuk tujuan yang tidak baik
mengingat komputer tidak dapat berpikir rasional seperti manusia.
5)
Komputer
baru bisa digunakan dengan efisien jika data kuantitatifnya berjumlah cukup
banyak dan kompleks. Jika jumlahnya hanya sedikit dan perhitungannya sederhana,
maka penggunaan komputer merupakan sebuah pemborosan.
a. Penempatan Unit Informasi Komputerisasi
Perancangan
sistem informasi tidak bisa dilaksanakan hanya oleh beberapa pegawai atau oleh
pimpinan perusahaan sendiri, akan tetapi harus dibantu oleh ahli analisis
sistem dan ahli komputer. Sistem informasi bisa berjalan secara efektif jika
keadaan perusahaan yang bersangkutan benar-benar menunjang efektifitas sistem
informasi.
Dalam suatu
perusahaan, komputer bisa disentralisasikan oleh unit pusat maupun didesentralisasikan
ke dalam unit yang lebih kecil. Proses komputerisasi pada unit bisa dipantau
langsung oleh pusat. Selain itu ada juga pekerjaan yang dilaksanakan sebagian
oleh unit komputer pusat dan sebagian lagi oleh komputer pada masing-masing
unit organisasi. Antara pusat dan unit terjadi komunikasi timbal-balik dengan
saling memberi serta menerima masukan dan hasil.
Unit
informasi pusat (untuk perusahaan besar) ialah unit koordinasi informasi, yang
siap untuk memberikan informasi yang diperlukan oleh pimpinan, dan unit lain
yang membutuhkannya. Dengan menggunakan sistem Pengolahan Data yang Disalurkan
(Distributed Data Processing, DDP), maka beban unit pusat menjadi tidak
terlalu berat, karena setiap unit langsung bisa terhubung.
b. Pola Klasifikasi Data Komputerisasi
Sistem
informasi terus tumbuh dan berkembang. Keinginan untuk mengembangkan dasar data
umum (common data base) sudah ditingkatkan. Database (dBase)
adalah file (arsip) komputerisasi pusat yang berisi informasi dalam bentuk
sedemikian rupa sehingga memungkinkan dipakai untuk berbagai kerperluan dan tujuan.
Database
terdiri dari file data (data files). Data file ini berisi serangkaian
arsip (sets of records). Artinya file ialah kumpulan arsip (records).
Setiap arsip data berisi data individual. Dengan begitu, urutannya ialah data
base, data files, sets of records, dan individual data elements. Contohnya
arsip kepegawaian yang sudah dikomputerisasikan bisa digunakan sekaligus untuk
pembuatan daftar gaji, untuk menentukan kapan seseorang karyawan itu naik
pangkat, untuk perencanaan tenaga kerja, pensiun dan lain sebagainya.
Dengan
cara tradisional hal ini bukan tidak mungkin dilakukan, akan tetapi akan
membutuhkan waktu yang lebih lama, karena masing-masing harus dibuat daftar
tersendiri dan masing-masing hanya untuk satu manfaat atau satu tujuan saja.
Maka dengan menggunakan komputer bisa dengan cepat diciptakan model-model
keputusan sebagai hasil umpan balik informasi dari keputusan-keputusan yang
pernah dibuat sebelumnya.
Posting Komentar untuk "Fungsi Pengelolaan Informasi Bagi Perusahaan"
Berkomentarlah sesuai topik pembahasan artikel, dan jangan ragu untuk menegur kami apabila ada kesalahan dalam artikel. Terima kasih.