Proses Komunikasi dalam 6 Tahapan
6 Tahapan Proses Komunikasi
Proses Komunikasi dalam 6 Tahapan - Berbicara proses komunikasi, menurut Courtland L Bovee dan Jhon V. Thilt dalam Business Communication Today, proses komunikasi (Comunication Process) terdiri dari enam (6) tahap proses, antara lain yaitu:
1) Pengirim memiliki suatu ide
atau gagasan
2) Pengirim mengubah ide
menjadi suatu pesan
3) Pengirim menyampaikan pesan
4) Penerima menerima pesan
5) Penerima menafsirkan pesan
6) Penerima memberi tanggapan
dan mengirim umpan balik kepada pengirim.
Dalam
suatu proses komunikasi sebelum mengirimkan pesan, komunikator akan lebih dulu
mengemasnya dalam bentuk yang dianggap sesuai, bisa diterima dan dimengerti
oleh komunikan. Pengemasan pesan ini dinamakan sebagai encoding.
Encoding
secara
harfiah dapat diartikan memasukkan dalam kode. Dengan encoding ini
komunikator memasukkan ataupun mengungkapkan perasaannya ke dalam kode/lambang
dalam bentuk kata-kata maupun non kata, seperti raut wajah, gerak-gerik dan
sebagainya.
Setelah
pesan sampai pada komunikan, jika ada umpan balik (feedback), maka
komunikan akan bertindak sebagai komunikator, yakni memasukkan kode yang disebut
decoding tadi untuk disampaikan kembali kepada komunikator. Dalam hal
ini proses komunikasi bisa digambarkan seperti berikut ini:
Hal
yang penting dalam proses komunikasi adalah proses komunikasi harus merupakan
komunikasi dua arah. Dalam arti bahwa pengirim menuliskan dan mengirimkan pesan
melalui media yang dipilihnya, dan penerima pesan menuliskan kembali pesan yang
sudah ia terima, dan menyampaikan bahwa pesan telah diterima dengan baik dan
benar.
Lebih
jauh dalam proses komunikasi bisa saja terjadi gangguan (noise) yang
diakibatkan oleh berita yang disampaikan tidak jelas, sehingga penerima bisa
saja mengartikannya secara tidak menyeluruh, ataupun bisa juga ada gangguan
lain yang mempengaruhi media komunikasi.
Selain
itu, proses komunikasi memiliki dua model yaitu model linier dan model
sirkuler.
1) Model Linier
Model
Linier memiliki ciri sebuah proses yang hanya terdiri atas dua garis lurus,
dalam arti proses komunikasi berawal dari komunikator dan berakhir pada
komunikan.
2) Model Sirkular
Dalam
Model Sirkuler, proses komunikasi diawali dari sender kepada receiver
yang kemudian receiver memberikan umpan baliknya (feedback),
proses ini bisa berulang-ulang sehingga membentuk sebuah lingkaran komunikasi.
Keterampilan Dasar Berkomunikasi
Agar
bisa mengembangkan kemampuan dalam berkomunikasi secara efektif, baik secara
personal ataupun professional, maka paling tidak kita harus menguasai empat
jenis keterampilan dasar dalam berkomunikasi, antara lain yaitu: menulis,
membaca, berbicara, dan mendengar.
Dalam
hal ini, persentase penggunaan saluran komunikasi umumnya sebagai berikut : Menulis
(writing): 9%, Mendengarkan (listening): 45%, Membaca (reading)
: 16% dan Berbicara (speaking) : 30%.
Paling
tidak kita melakukan komunikasi satu dari keempat hal tersebut dengan lingkungan sekitar, disadari ataupun
tidak. Seperti halnya pernafasan, komunikasi sering dianggap sebagai suatu
kejadian yang otomatis dalam arti terjadi begitu saja, sehingga seringkali kita
tidak mempunyai kesadaran untuk melakukannya secara efektif.
Komunikasi
merupakan aktivitas rutin dan otomatis dilakukan, sehingga kita tidak pernah
mempelajarinya secara khusus, seperti bagaimana cara menulis ataupun membaca
secara cepat serta efektif ataupun berbicara secara efektif dan cara menjadi
pendengar yang baik.
Komunikasi
adalah keterampilan yang sangat penting dalam kehidupan. Unsur yang paling penting
dalam berkomunikasi bukan sekedar apa yang kita tulis ataupun apa yang kita
katakan, akan tetapi karakter kita serta bagaimana kita menyampaikan pesan
kepada penerima pesan.
Dalam
hal ini, penerima pesan tidak hanya sekedar mendengar kalimat apa saja yang
disampaikan akan tetapi juga membaca serta menilai sikap kita. Jadi syarat
utama dalam berkomunikasi yang efektif ialah karakter kokoh yang dibangun dari
fondasi etika dan integritas pribadi yang kuat.
Tidak
peduli seberapa berbakatnya seseorang, ataupun betapa unggulnya sebuah tim atau
seberapapun kuatnya kasus hukum, keberhasilan tidak akan diperoleh tanpa adanya
penguasaan keterampilan komunikasi yang efektif.
Bisa
dikatakan bahwa keterampilan melakukan komunikasi yang efektif akan berperan
besar dalam mendukung pencapaian tujuan dari seluruh aktivitas. Agar bisa
melakukan komunikasi yang efektif, maka kemampuan untuk mengirimkan pesan atau
informasi yang baik, kemampuan menjadi pendengar yang baik, dan keterampilan dalam
menggunakan berbagai media atau alat audio visual adalah bagian yang sangat
penting.
Bentuk-Bentuk Komunikasi
Pesan,
berita, ataupun informasi yang disampaikan dalam komunikasi bisa dalam berbagai
bentuk. Dalam hal ini bentuk pesan ini nantinya akan mempengaruhi pilihan
saluran atau media yang cocok dipakai untuk menyampaikan pesan, berita, ataupun
informasi tersebut. Lebih jauh, setidaknya terdapat tiga macam bentuk berita,
antara lain yaitu:
1)
Berita
yang bersifat Audible
Yang
dimaksud dengan berita yang bersifat Audible adalah berita yang dapat
didengar, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Seperti misalnya melalui
sarana telepon, lonceng, radio, ataupun sirine.
2)
Berita
yang bersifat Visual
Berita
yang bersifat Visual yaitu berita yang bisa dilihat, yang berbentuk tulisan,
gambar, poster dan tanda-tanda seperti sinar lampu, bendera dan sebagainya.
3)
Berita
yang bersifat Audio-Visual
Berita sifatnya Audio-Visual ialah berita yang bisa didengar dan dilihat, baik melalui TV, film, kesenian ataupun pameran.
Jika kita membahas lebih juah mengenai komunikasi, komunikasi ternyata juga mempunyai berbagai macam bentuk tergantung dari segi mana memandangnya. Katakanlah dari segi penyampaian pesan, maka komunikasi dibedakan menjadi komunikasi secara lisan dan komunikasi tertulis.
Dari
segi kemasan pesan komunikasi dibedakan menjadi komunikasi secara verbal
(dengan berbicara) atau dengan non verbal (dengan bahasa isyarat). Sementara dari
segi kemasan keresmian pelaku komunikasi, maka saluran komunikasi dibedakan
menjadi komunikasi bentuk formal dan non formal. Sedangkan jika dilihat dari
segi pasangan komunikasi, maka komunikasi dibedakan menjadi komunikasi intrapersonal
dan interpersonal.
a. Komunikasi Verbal
Komunikasi
verbal adalah salah satu bentuk komunikasi yang penyampaiannya kepada pihak
lain melalui media tulisan (written) dan lisan (oral). Contohnya
seperti mempresentasikan makalah dalam suatu acara seminar, membaca majalah,
mambaca surat kabar, dan sebagainya.
Komunikasi
verbal mempunyai tipe yang dibedakan menjadi dua yakni, berdasarkan aktif atau
pasifnya peserta komunikasi dalam proses komunikasi. Dalam hal ini komunikasi
verbal bisa bertindak sebagai komunikator atau pengirim pesan serta bisa
bertindak sebagai audience
Lebih
jauh dalam komunikasi secara verbal, diperlukan pengungkapan kata-kata yang
disusun dalam suatu pola yang berarti, baik itu dalam bentuk tulisan ataupun
dalam bentuk lisan.
Suatu
pesan yang sangat penting dan kompleks, ada baiknya disampaikan dengan
menggunakan tulisan, seperti surat, laporan dan memo. Selanjutnya untuk mencapai
komunikasi yang efektif, diperlukan komunikasi dua arah, dimana orang yang
terlibat dalam komunikasi tersebut membutuhkan ketrampilan mendengar (listening)
dan membaca (reading).
b. Komunikasi Non Verbal
Komunikasi
non verbal ialah bentuk komunikasi yang paling dasar dalam komunikasi bisnis.
Meskipun biasanya komunikasi non verbal mempunyai sifat kurang terstruktur
sehingga sulit untuk dipelajari, seperti misalnya memahami penggunaan bahasa
isyarat, gerakan tubuh, ekspresi wajah, sandi, warna, simbol-simbol, dan
intonasi suara.
Semantara
itu dalam penyampaiannya, komunikasi verbal dan non verbal mempunyai arti yang
berbeda. Seperti dalam komunikasi non verbal, pesan yang disampaikan pada
umumnya dilakukan secara spontan tanpa ada rencana dan dilakukan secara tidak
sadar serta bersifat lebih alami.
Dalam
hal ini, komunikasi non verbal mempunyai beberapa tujuan, antara lain yaitu:
1) Menyediakan dan memberikan
informasi
2) Mengekspresikan emosi
3) Mangatur alur suatu
percakapan
4) Mengendalikan atau
mempengaruhi orang lain
5) Memberi sifat dan
melengkapi, menentang atau mengembangkan pesan-pesan verbal
6) Mempermudah tugas-tugas
khusus, misalnya dalam memberikan pengajaran pada saat kuliah.
Terkadang
dalam prakteknya, dalam sebuah komunikasi bisnis terjadi penggabungan antara
komunikasi verbal dan komunikasi non verbal dalam satu situasi. Hal ini karena
biasanya kata-kata yang disampaikan dalam suatu komunikasi ataupun percakapan terkadang
hanya membawa sebagian dari pesan.
Dalam
hal ini relevansinya dalam komunikasi bisnis adalah tipe komunikasi nonverbal
bisa menentukan kredibilitas dan kepemimpinan seseorang, yang bisa dilihat dari
karateristik suara, sentuhan, penampilan, gerakan, posisi tubuh serta melalui
ekspresi wajah dan mata.
c. Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal
Menurut
Febrina (2008), komunikasi interpersonal adalah interaksi orang ke orang, dua
arah, verbal dan non verbal. Saling berbagi informasi dan perasaan antara
individu dengan individu maupun antar individu di dalam kelompok kecil.
Sementara
menurut Wiryanto (2004), komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang
berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua orang atau lebih, baik itu
secara terorganisasi ataupun pada kerumunan orang.
Komunikasi
interpersonal merujuk pada komunikasi dengan orang lain. Komunikasi
interpersonal dibagi lagi menjadi komunikasi diadik, komunikasi publik, serta
komunikasi kelompok kecil. Dalam hal ini yang termasuk dalam komunikasi
interpersonal diantaranya yaitu: pidato, komunikasi non verbal, penyimpulan,
dan parafrase.
Dengan
mempunyai komunikasi interpersonal yang baik, maka itu akan mendukung
proses-proses seperti konseling, perdagangan, pelatihan, bimbingan, dan pemecahan
konflik. Lebih jauh, komunikasi interpersonal adalah subyek dari beberapa
disiplin dalam bidang psikologi, terutama analisis transaksional. Komunikasi
ini bisa dihalangi oleh gangguan komunikasi ataupun oleh kesombongan, sifat
malu, dan lain sebagainya.
Posting Komentar untuk "Proses Komunikasi dalam 6 Tahapan"
Berkomentarlah sesuai topik pembahasan artikel, dan jangan ragu untuk menegur kami apabila ada kesalahan dalam artikel. Terima kasih.